"Ohhh" jawab Saaih.
"Acieee besok ada yg mau ulang tahun" sambung Saaih.
"Selamat ulang tahun kak Fatim, semoga panjang umur, sehat selalu, makin banyak rezekinya, makin banyak yg sayang sama kak Fatim, dan-" ucapan Fateh terhenti karena Saaih membekap mulutnya.
"Besok oyyy, bukan sekarang. Lahhh nih bocah" ucap Saaih dan menyingkirkan tangannya yg ada dimulut Fateh.
Bukannya marah, kesal ataupun itu, Fateh hanya menjawab dengan cengiran nya.
"Tau nih bang Fateh" ucap Muntaz.
"Ada-ada aja kamu" ucap Fatim.
"Ohhh. Iya lupa, nih bang" ucap Fateh menyerahkan bungkusan berisi nasi dan lauk pauk.
"Makasih Ateh" ucap Saaih
"Iya sama2" jawab Fateh
"Kakak Fatim" panggil Qahtan.
"Iya kenapa?" tanya Fatim melihat kearah Qahtan yg dari tadi sibuk memperhatikan tangan Fatim.
"Tangan ka Fatim kenapa?" tanya Qahtan.
"Ohh, ini namanya infusan. Kalo orang sakit nanti pakai ini, makanya Qahtan jangan sampai sakit" ucap Fatim.
Qahtan hanya mengangguk yg menandakan kalau ia mengerti apa yg di bilang Fatim.
"Kalau kepala kak Fatim kenapa? Kok di perban?" tanya Saleha.
"Karena waktu itu kak Fatim tabrakan, kepalanya kebentur jalanan. Dikarenakan banyak darah yg keluar jadi di perban deh" kali ini Saaih yg menjelaskan.
"Ohh. Begitu" ucap Saleha
"Sakit ga kak?" tanya Muntaz
"Sakit lahh, Taz. Kalo ga sakit namanya kak Fatim kuat" ucap Fateh.
Fatim hanya menggelengkan kepalanya melihat ke-2 adiknya yg sedang berdebat.
Tak lama ada seseorang yg mengetuk ruangan Fatim.
Tok.... Tok.... Tok...
"Masuk aja" ucap Fateh.
Orang itu pun masuk keruangan Fatim dan langsung disambut dengan pelukan hangat.
"Umi.. Abi.." ucap mereka kompak.
"Haloooo, assalamualaikum" ucap Umi
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
"Kalian dari tadi?" tanya umi.
"Engga kok, mi" ucap Fateh.
"Fatim, gimana keadaan kamu?" tanya umi.
"Baik kok, mi" ucap Fatim tersenyum.
Tak lama Fatim merentangkan tangannya.
Umi yg mengerti apa maksud Fatim, langsung menghampiri Fatim dan memeluk putrinya itu.
"Atim kangen banget sama umi" ucap Fatim.
"Umi juga kangen sama kamu" ucap umi yg kemudian menghujani muka Fatim dengan ciumannya.
Sementara keluarga Gen Halilintar yg lain masih sibuk mencari kue favorit Fatim.
"Fatim sukanya yg mana dah?" tanya Sajidah
"Nah makanya itu, ka Mimah juga ga tau" ucap Sohwa sambil berfikir
"Ohhh iya, cookies and krim" ucap Iyyah
"Serius kamu?" tanya Thariq
"Serius" ucap Iyyah meyakinkan ke-4 kakak dan abangnya.
"Ywdah pesen" usul Atta
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan (Saaih-Fatim)
Non-FictionDi sebuah keluarga bernama Gen Halilintar yg mempunyai 11 orang anak + 2 orang tua ini sudah dikenal oleh banyak orang. Tapi ada 2 orang anak yg terpisah dari keluarganya yaitu Saaih dan adiknya yg bernama Fatim. Mereka bersama-sama menjalankan kehi...