Yakinlah bahwa yang terjaga hanya untuk yang menjaga
_________
Setelah sholat shubuh aku menemui Ummi buat membantu dia masak atau hanya sekedar memotong sayuran.Sudah kubilang,aku tidak begitu pandai dalam memasak.
"Ummi masak apa?." Kataku sambil melingkarkan tanganku dipinggang Ummi.
"Kamu bikin Ummi kaget aja."Aku terkekeh sambil jari-jari tanganku membentuk huruf V , Ummi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Woaaah,Ummi masak telor balado?!
Aaaa... Ummi tau aja masakan kesukaanku."Kataku bersemangat."Ish,kayak Aisyah aja kamu ini."Ummi mengatakannya sambil tertawa.
"Ada yang Zulaikha bantu?."Kataku menawarkan diri.
"Udah siap semua tinggal bawa kemeja makan aja,Ummi mau panggil Aisyah sama Abi dulu."Kata Ummi, aku mengangguk.
Aku meletakkan makanan dimeja makan sambil menunggu yang lainnya. Aku duduk ditempat biasa bersebelahan dengan tempat yang selalu diduduki adikku.
"Selamat pagi semuaaa."Ucapnya dengan teriak, siapa lagi kalau bukan si cerewet Aisyah.
"Disini cuma ada kakak..Aisyah."Kataku malas.
"Suka-suka dong." Kata Aisyah sambil duduk ditempatnya, aku hanya menghendikkan bahu.Kemudian, Ummi dan Abi datang.
"Abi, pagi-pagi gini mau berangkat kekantor?." Kataku tak percaya, ini masih jam enam lewat sepuluh menit dan Abi sudah berpakaian formal rapi begini.
"Iya, hari ini Abi mau keluar kota ada dinas." Aku hanya ber-oh-iya.Kemudian kami sarapan dalam keadaan hening, hanya dentuman sendok beradu dengan piring yang terdengar.
Setelah selesai makan, Abi pamit pergi keluar kota.Aku bersalaman padanya kemudian berkata kepada Abi "Abi hati-hati ya,disana Abi berapa hari?." Kataku.
Abi mengangguk"Tiga hari doang." Katanya sambil mengacak-acak rambutku.
Setelah sudah pamit ke Ummi dan Aisyah, Abi berangkat dengan supirnya.
Aku menaiki tangga menuju kamar.Kulihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit, sebaiknya aku mengganti pakaian lalu pergi kekampus karena hari ini aku ada kelas pagi.Aku sudah mandi sebelum sholat shubuh, jadi aku hanya perlu mengganti pakaianku saja.
***
Aku menuju kampus dengan menggunakan angkutan umum.Motor dibawa Ummi, katanya ada acara syukuran dirumah saudara.
Jaraknya tidak cukup jauh memang rumah bibiku, hanya berbeda gang saja.
Disinilah aku,dihalte menunggu angkutan umum lewat.Sambil menunggu aku memasang earphone mendengarkan murotal surah Ar-rahman dengan volume yang sedang.
Sekitar kurang dari lima menit aku menunggu, angkot berhenti didepanku, aku langsung masuk dan duduk dibelakang sopir. Tidak banyak penumpang, hanya beberapa saja.
Aku mengedarkan pandanganku, aku menajamkan mataku saat melihat orang yang kukenal.Dia duduk paling ujung dekat jendela dan wajahnya menghadap kebelakang.
Ketika dia membalikkan wajahnya,tanpa sengaja pandangan kami bertemu.Aku benar-benar kaget,itu Pak Anandito kan?Dosen yang menyebalkan itu?.
Sepertinya dia juga sama kagetnya denganku,lalu tidak berapa lama dia mengembalikan ekspresi wajahnya datarnya seperti semula.Aku memalingkan wajahku lalu berucap istighfar karena tadi aku sempat tenggelam dalam melihat kedua bola matanya.
Ah tidak, kenapa aku harus bertemu dia disini? Pria menyebalkan dicafe sekaligus menjadi dosenku. Tapi, kenapa jantungku mendadak berdebar tak menentu? Apa aku harus menyapanya? Tidak, aku malu lebih baik aku diam saja.
Aku akui hmm... tampan.Dia menggunakan celana katun hitam dan kemeja biru navi yang digulung sampai siku dan menampilkan tangan putihnya.
Syukurlah jalanan tidak macet, angkot ini berhenti disebelah gerbang kampusku.Pasalnya aku ingin cepat-cepat turun,jantungku tidak baik jika Pak Anandito ada didekatku.
Pak Anandito turun mendahuluiku,lalu aku.Baru saja kaki ku menginjak tanah,aku mendengar seseorang berkata"Awwww!".
Aku sudah keluar dari angkot, lalu aku mendongakkan kepalaku, Pak Anandito?
Deg!
Kenapa dia begitu dekat denganku?aku terbius oleh tatapannya, bola matanya yang berwarna cokelat itu terus saja menatapku.
Bunyi klaksonmenyadarkanku."Astaghfirullah."Ucap kami bebarengan.Kulihat Pak Anandito mengusap wajahnya.
"Mbak,mas,ongkosnya belum dibayar."Kata Pak Supir.
"A..ah iya Pak."Ucapku tergagap,aku belum melangkah sedikitpun masih tetap pada posisi yang sama.
"Hey.. kaki kamu!."Kata Pak Anandito dengan nada kesal.Aku mengerutkan kening lalu menunduk"Ya ampun, Maaf Pak maaf,saya nggak sengaja."Kataku panik.
Bagaimana tidak? aku telah menginjak kakinya,lebih tepatnya sepatu Pak Anandito.Lalu aku buru-buru mundur dari pria itu.
Dia pergi menuju Pak Sopir lalu membayar ongkos. Lah, aku kan belum bayar, kok angkotnya pergi?.
"Mass supiir!" Kataku teriak, aku tidak tau namanya jadi aku hanya memanggil namanya seperti itu tapi angkot itu sudah pergi melaju kencang.
"Saya sudah bayar ongkosnya." Kata Pak Anandito dengan ekspresi muka yang biasa saja.Dia beda sekali dengan Yusuf.
"Ini Pak.. Zulaikha ganti."Kataku dengan menjulurkan tangan yang memegang uang sepuluh ribu rupiah.
"Tidak perlu." Ucapnya lalu berjalan menuju ke area kampus.Aku mengejarnya, karena tadi aku merasa bersalah telah menginjak kakinya.
"Tapi Pak.. Saya tidak mau berhutang jadi ini gantinya." Kataku sambil dengan gerakan yang sama menjulurkan tangan.
"Tidak perlu,anggap saja saya yang traktir."Kata Pak Anandito, lalu pergi.
Menyebalkan, Pria itu selalu saja seenaknya sendiri.Bahkan aku saja belum mengucapkan terima kasih kepada dosen yang menyebalkan itu.
Kulirik arloji ditanganku, lima menit lagi kelas akan segera dimulai.Setelah sampai dikelas, aku duduk lalu memeriksa tugasku, syukurlah aku tidak lupa membawanya.
"Assalamu'alaikum, Zulaikha." Ternyata Silvia.
"Wa'alaikumussalam." Kataku dengan senyum, senyum palsu.
"Zulaikha , semalem aku tungguin kok nggak dateng-dateng sih? ish, nyebelin." Kata Silvia dengan nada pura-pura kesal.
"Hehe, maaf semalem lupa. Lagian aku buka pesan kamu pas jam setengah delapan." Kataku.
Silvia tak menanggapi ucapanku karena dosen sudah masuk. Hari ini kelas Pak Anandito.
"Kumpulkan tugas kalian kedepan." Ucap Pak Anandito.
Ketika Pak Anandito menjelaskan aku hanya melamun, aku tidak tau ada apa denganku. Aku tidak boleh seperti ini, aku mencoba fokus pada pelajaran.
Tetap masih sama hanya Yusuf yang ada dipikiranku.Ya Allah, tidak boleh memikirkan yang bukan mahram. Lagi-lagi aku menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa Zulaikha?." Kata Kayla yang disebelahku dengan nada yang bisik-bisik. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng.
"Lagi ada masalah yah?." Tebak Kayla.
"Hidup tanpa masalah nggak seru kan." Kataku.
Kayla terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Semoga masalahnya cepet selesai yah."
Aku mengangguk "Aamiin."
Kayla tersenyum, lalu kembali fokus kepelajaran.
****
Afwan baru bisa update hehe karena lagi ada kesibukan🙏
Apa ada yang nungguin part selanjutnya cerita ini?
Ah, pasti tak ada😅Jangan lupa coment & vote nya ya teman-teman 😌🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku
Teen FictionAku tidak tau seperti apa calon iman ku.Aku hanya ingin terus memperbaiki diriku dan kuharap dia juga sedang memperbaiki dirinya,hingga aku dan dia dipertemukan dengan keadaan yang sama-sama sudah siap. Aku ingin kisah cinta ku seindah Ali & Fatimah...