Part 02

2.1K 279 190
                                        

Don’t forget to leave a vote or a comment. Please don’t be a silent reader. 💜

Tiga box pizza sudah siap dibawa pulang.

Aku menjinjing kantung plastik dengan riang sementara tanganku yang satunya lagi digandeng erat Ayah Yoongi. Hari ini kami akan menghabiskan pizza bersama. Tak hanya berdua, kok. Di rumah ada Ayah Hoseok, Ayah Jungkook, dan Ayah Seokjin yang semalam baru pulang. Seharusnya Ayah Taehyung bisa ikut, tetapi ia harus berangkat kerja.

Mengingat jadwal Ayah Taehyung yang padat, saat dulu aku bahkan pernah diajak ke lokasi syutingnya karena Ayah tak mau membiarkan aku sendirian di rumah. Yang lain pun sedang sibuk-sibuknya. Kami menginap selama dua hari di lokasi syuting. Ayah pernah mengeluh sakit di bagian leher ketika bangun karena pegal lantaran kami tidur di dalam mobil. Meski begitu Ayah tetap berakting bagus di depan kamera. Ayah benar-benar aktor profesional.

Dua orang yang berada di dalam toko pizza itu masih menarik perhatianku meski sekarang aku sudah masuk ke dalam mobil. Mereka seorang ibu dan anak. Aku bisa melihat tatapan teduh sang ibu memperhatikan anaknya melahap pizza. Senyum tulusnya menunjukkan sabar mendengar semua celotehan anaknya yang tak berhenti. Hal-hal seperti itu sangat mudah membuatku iri.

"Ada lagi yang ingin kamu beli tidak?" Ayah Yoongi bertanya dan aku lantas menoleh kemudian menggeleng pelan sebagai jawaban.

Mobil mulai melaju, suasana hening merayap, beruntungnya jalanan cukup lengang untuk dilewati. Aku mendadak malas bicara. Sebenarnya ada hubungannya dengan si ibu dan anak yang tadi. Iya, aku merindukan sosok ibu meski kami belum pernah bertemu barang sedetik pun.

Tiba-tiba teringat cerita teman-temanku. Katanya, setiap hari mereka selalu dibuatkan sarapan oleh ibunya. Bukan sarapan yang biasa tentunya. Seperti temanku, Heejin, selalu dibuatkan roti yang dicetak gambar hati dan di atasnya diberi selai strawberry. Aku sangat yakin ibunya pasti sangat menyayangi Heejin.

"Chaeri, lihat itu."

Mobil tiba-tiba berhenti. Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Ayah Yoongi. Disana ada cotton candy stand. Di bawahnya terpasang spanduk bertuliskan, "Permen kapas gratis untuk anak-anak yang bernama diawali huruf C, L, dan O."

Oh, iya, hari ini Hari Anak.

Mendadak teringat Hari Anak saat aku masih berumur 5 tahun. Semua ayahku berkumpul di rumah. Mereka memberiku hadiah berupa mainan, boneka, serta makanan. Aku senang mendapatkan itu semua, terlebih kehadiran mereka yang sangat melengkapi.

Suasana rumah saat itu jadi dua kali lipat berisiknya. Ayah Seokjin dan Ayah Hoseok berakting menjadi karakter kartun yang sering kutonton. Suara mereka tak mirip dengan yang asli, sih, tetapi cukup menghibur dan menciptakan suasana hangat. Kemudian Ayah Jungkook dan Ayah Namjoon berperan sebagai Putri Tidur dan Pangeran. Tak lupa dengan sang penyihir yang diperankan oleh Ayah Yoongi. Akan tetapi ceritanya tak sesuai dengan buku atau film yang ada. Mereka merubah jalan cerita menjadi konyol sekali.

Di tengah-tengah menikmati penampilan drama mereka, aku terkejut mendengar teriakan Ayah Taehyung dari lantai atas. Ayahku yang satu itu pamit tidur sebelumnya. Aku merengek meminta menghampirinya sebab jeritan Ayah Taehyung semakin jelas terdengar. Ayah Hoseok lantas menggendongku kemudian diikuti ayahku yang lain dengan raut tak kalah panik.

Hal pertama yang kulihat saat pintu kamar dibuka dengan kasar adalah monster. Uh, lebih tepatnya, seseorang mengenakan kostum monster. Aku mengakui monster itu memang menyeramkan dan berhasil membuatku menangis.

"Siapa kamu?! Dimana Ayah Taehyung?!" tanya Ayah Hoseok setengah panik dengan suara gemetar. Gendongannya terasa erat, pun aku mengeratkan pelukan di lehernya karena takut. Di umurku yang masih 5 tahun, melihat monster adalah hal baru.

Papa, Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang