Part 10

1.5K 225 129
                                    

Hari ini tanggal 13 Juni. Konser Ayah Jungkook.

Semuanya heboh. Termasuk ketika aku membangunkan Ayah Taehyung tadi sore lantaran tertidur. Maklum, Ayah Taehyung baru pulang bekerja. Ia pasti kelelahan. Sudah berapa kali tepukan di pipinya tetapi ia tak kunjung bangun. Wajahnya begitu damai. Sempat merasa tak tega namun mengingat konser akan dimulai lima jam lagi, aku harus tetap membangunkannya.

Di sisi lain ada Ayah Hoseok yang terjebak macet. Ayah Seokjin yang baru bisa meninggalkan pekerjaannya satu jam kemudian. Juga Ayah Yoongi yang mendadak tak bisa dihubungi. Aku panik.

Namun, akhirnya kepanikan yang sempat terasa kini hilang dan tergantikan pemandangan yang sedaritadi tak berhenti membuatku berdecak kagum. Konser Ayah Jungkook sangat besar dan indah. Terhitung puluhan ribu penonton memenuhi stadion. Irisku mengarah ke seluruh penjuru, sama seperti konsernya terakhir kali, banyak sekali penggemar wanita yang datang. Mereka meneriakan nama Ayah Jungkook berulang kali. Tangan mereka mengangkat papan bertuliskan Jeon Jungkook. Aku tidak tahu, sih, itu apa namanya.

Stadion mendadak gelap lagi setelah Ayah Jungkook selesai menyanyikan lagu yang ke-enam, kalau tidak salah. Aku lantas memeluk lengan Ayah Taehyung lantaran takut. Ini benar-benar gelap. Namun, tak lama kemudian lampu di panggung kembali menyala disusul riuh penonton yang sama terkejutnya denganku saat menemukan Ayah Jungkook terbang.

Maksudku..., ya, Ayah Jungkook terbang...

"Woah, Jeon Jungkook. Luar biasa bocah itu," celetuk Ayah Seokjin. Suaranya sedikit teredam karena jeritan penonton.

"Aku yakin sekali jika kamu yang terbang begitu, kamu pasti akan menjerit ketakutan seperti seorang gadis menemukan kecoa di sudut kamarnya," ujar Ayah Hoseok yang tak lama kemudian satu pukulan pelan dilayangkan Ayah Seokjin di bahunya. Mereka pun tertawa geli bersama.

Sejujurnya aku sendiri takut dan khawatir menontonnya, tetapi suara Ayah Jungkook tetap stabil dan merdu. Ayahku yang satu itu benar-benar profesional. Terlebih senyum manis mengulas di bibirnya seolah mengartikan ia tak pernah takut untuk selalu bisa menampilkan yang terbaik untuk penggemarnya.

Menepuk pelan lengan Ayah Taehyung yang begitu fokus menonton penampilan sahabatnya itu, aku lantas berbisik tepat di telinganya, "Apa itu aman? Ayah Jungkook tidak akan jatuh, kan?"

Ayah Taehyung tersenyum sambil menggeleng pelan. "Semua akan baik-baik saja. Bukankah kamu sendiri pun tahu bahwa Ayah Jungkook itu seseorang yang kuat dan pemberani?"

Diam sejenak mencerna ucapannya kemudian aku mengangguk setuju. Kami  kembali fokus menonton Ayah Jungkook. Penampilan yang tak pernah mengecewakan. Penampilan yang selalu berhasil membuat para penggemar kagum dan menjerit gemas. Ah, ayahku sangat berbakat. Aku harap ia akan terus bisa menggelar konser di tahun selanjutnya.

Musik berhenti. Sekarang Ayah Jungkook berdiri di bagian depan panggung, sebelah tangan mengenggam mikrofon. Kostum putih yang dikenakan Ayah Jungkook menjadikannya mendadak bersinar seperti malaikat. Cantik sekali. Teriakan penggemar terus menggema memenuhi gendang telinga, bahkan aku bisa mendengar beberapa dari mereka terisak menangis—mungkin terharu akhirnya bisa melihat sang idola secara langsung.

Kata "halo" terucap dari bibir Ayah Jungkook dan membuat suasana semakin heboh. Ayah Seokjin dan Ayah Hoseok bahkan tak kalah ikut menjerit layaknya seorang fans. Aku tertawa geli mendengarnya.

"Aku merindukan kalian," ucap Ayah Jungkook pada para penggemar.

Fokusku terpecahkan sebab mendengar Ayah Namjoon tiba-tiba bertanya, "Apa Jungkook benar belum tahu kalau kita datang kemari?"

Ayah Taehyung menjawab dengan suara sedikit dikeraskan karena takut tak terdengar, "Iya. Sebelum konser dimulai, Jungkook mengirim pesan padaku, ia meminta aku menyemangatinya. Bocah itu masih menggemaskan saja. Heran."

Papa, Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang