Masalah Keluarga

2.6K 111 0
                                    

Pukul 10 malam, para penumpang mulai mengisi bangku-bangku pesawat. Clare menyapa penumpang dengan ramah, namun, ia tidak menghiraukan Bimo dan Neisya.

Setibanya di Jakarta pukul 12 malam, Clare langsung membereskan pesawat dan berpamitan kepada seluruh crew yang hendak meninggalkan pesawat. Bimo sempat memintanya untuk pulang bersama, namun, Clare menolaknya dengan halus. Lagi pula, kalau memang Bimo ingin bermalam di apartement, ia sudah memiliki duplikat kuncinya dan access cardnya juga.

Clare kembali ke apartement menggunakan taksi sendiri, karena Bimo dan Neisya akan menggunakan akomodasi perusahaan.

Setibanya di Apartement, ia langsung membereskan isi koper dan lain-lain, lalu tidur, karena besok pagi ia akan berkunjung ke rumah orang tuanya. Sudah 3 bulan ia tidak mengunjunginya.

***

Pukul 6 pagi Clare terbangun dan mendapati Bimo yang tertidur diruang tengah.

"Bim, kamu kenapa gak tidur dikamar aja?" Tanya Clare membangunkan Bimo.

Bimo mengerjapkan matanya, "Aku kira kamu gak pulang kesini."

"Aku mau ke rumah Mama dan Papa, kamu mau ikut gak?"

"Kamu gak marah sama aku?"

"Enggak."

"Maaf aku gak menceritakan semuanya sama kamu."

"Menceritakan apa?"

"Aku sama Neisya sepupu, kemarin pagi, Mamanya lagi di Bali dan minta ketemu, karena udah lama banget gak ketemu, aku juga gak enak mau nolak, saat aku mau pergi kamu masih tidur pulas, jadi aku gak mau bangunin, apalagi hari itu bener-bener melelahkan. Aku juga kira gak akan lama ternyata sampai sore, ternyata lama banget, mau izin pulang duluan juga gak enak."

"Kenapa kalian gak ada yang menceritakannya ke aku? Kalau aku tau pasti aku gak akan bertindak konyol,"

"Karena memang kami gak mau ada yang tau, lagi pula, keluarga kami juga berbeda. Kalau begitu, aku siap-siap dulu,"

"Oke, aku akan siapkan sarapan, ada request mau makan apa?"

"Jangan yang terlalu berat," ujar Bimo sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Sejak percakapan tersebut, hubungan Clare dan Bimo berangsur membaik.

***

Setibanya di kediaman orang tua Clare, Bimo memarkirkan mobilnya di halaman depan. Saat mereka bergegas turun dari mobil, Danny menyambutnya didepan pintu sembari merentangkan kedua tangannya.

"Adik kecilku! Akhirnya pulang juga. Gimana? Kamu udah mulai terbang?" Tanya Danny.

Clare membalas pelukan Danny, "Iya, tadi jam 12 malam baru sampai ke Jakarta. Besok terbang jam 5 sore, cuman ke Semarang terus balik lagi. Nih Clare bawain oleh-oleh buat Abang, Mama dan Papa."

"Mama, Papa, ini ada sesuatu dari Claretta Adriana, oleh-oleh pas kerja," ujar Danny kepada kedua orang tuanya yang sedang berduduk santai diruang keluarga.

"Adek.. Gimana? Seneng sama kerjaannya?" Ujar Tari melepas rindu kepada anak bungsunya.

Clare mengecup kedua pipi Tari, "Alhamdulillah, Ma. Papa gimana di kantor?"

"Baik-baik saja, semuanya lancar. Kamu gak mau tinggal disini lagi aja?" ujar Zack.

Clare tersenyum, "Sebisa mungkin, saat renggang dan kalau ada day-off, aku sempetin kesini kok, Pa."

"You look very happy, Nak," ujar Zack memeluk putri bungsunya tersebut.

"Iya, Papa, sehat-sehat terus ya,"

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang