Family-Trip

2.3K 111 1
                                    

Setelah tiba di hotel, mereka memasuki kamar masing-masing dan beristirahat sejenak.

Danny mengetuk pintu kamar Clare berkali-kali, membuat Clare yang tengah bersantai pun kesal karena sesungguhnya ia masih lelah, penerbangannya cukup panjang dan pekerjaannya pun cukup banyak.

"Astaga, Abang Daniel Reynard Wiratma, kenapa gak gangguin Bimo aja?" ujar Clare sembari membuka pintu dan mempersilahkan Danny untuk masuk.

Danny tersenyum, "Abang numpang kerja aja kok, bosan sendirian."

"Iya, kenapa gak dikamar Bimo aja? Kan sama sama cowok, lebih nyambung," ujar Clare kesal karena merasa terganggu.

"Tapi, kita lahir dari pabrik yang sama, jadi jauh lebih baik kalau Abang gangguin kamu. Udah kamu tidur aja, sekalian Abang jagain kamu, biar gak bisa macem-macem sama Bimo."

"Ya Allah, Abang, aku gak sekali dua kali nginap satu hotel dengan Bimo, pekerjaan kami mengharuskan untuk selalu bersama, kemanapun, saat kita mendapatkan jadwal yang sama. Dan Alhamdulillah Clare bisa menjaga diri dengan baik, baik itu dengan Bimo maupun bukan,"

"Iya iya, Abang kan gak pernah menghabiskan waktu bareng kamu, jadi, gak ada salahnya dong?"

"Terserah, Adek mau tidur tapi, ya? Nanti banguninnya kalau udah mau keluar saja."

Clare pun tertidur, dan bangun-bangun mendapati ada Bimo dikamarnya. Clare mengerjapkan matanya, "Kamu kok disini? Bang Danny mana?" tanyanya.

Tiba-tiba ada suara yang berasal dari kamar mandi yang menjawab pertanyaannya, "Kamu pules banget. Jujur, kamu udah tidur 3 jam, bahkan kerjaan Abang udah selesai semua. Sekarang, kamu mandi dan siap-siap, kita mau pergi dinner."

"Hm," ujar Clare bangkit dari tempat tidurnya.

Bimo mengingatkan Clare mengenai jadwal re-current yang harus mereka jalani, dan juga, Bimo yang harus menjalani presentasi dan test kenaikan pangkat.

"Astaga Arbimo Bwana Naresh, we're in holiday, stop talking about work-thing dan aku gak akan lupa sama jadwal itu. Tenang aja. By the way, you still can do your preparation wherever you are, kan kamu sudah selesai mengerjakan semuanya, oh, iya, aku pengen ngomongin sesuatu, because we're already in engaged, dan kemungkinan kita juga akan menikah secepatnya, bagaimana dengan karirku didunia penerbangan?" ujar Clare sebelum memasuki pintu kamar mandi.

Bimo menghela nafas, "We'll talk about it later, kalau memang kita sudah menentukan tanggal. Tapi, ada 1 hal yang harus kamu ingat, aku tidak akan membiarkan kamu selamanya menjadi pramugari, karena kamu memiliki kewajiban untuk mengurus keluarga jika memang nanti kita menikah."

"Can i be an instructor first? Before i'm done with the flying schedule"

"It will take a very long journey, Clei. Mungkin 5-7 tahun kedepan kamu baru bisa jadi instruktur. Dan kamu mau menunda punya momongan? Kalau udah pembahasan sampai sini, akan jadi konflik baru, lebih baik kita menikmati liburan kita, menjalani pekerjaan kita dulu, baru setelah semua sudah beres, kita akan membicarakan masa depan rumah tangga. Dan untuk awal pernikahan, tentunya aku akan memperbolehkan kamu terbang, hanya saja aku tidak mau menunda memiliki momongan, umurku sudah hampir 27 tahun saat ini,"

"Iya, aku paham."

Perjalanan mereka cukup menyenangkan, karena keluarga Wiratma belum pernah melakukan liburan keluarga, pada awalnya sangat terasa canggung, namun, setelah dijalani ternyata tidak seburuk bayangan mereka, malah menjadi sangat positif.

"Bang, temenin Clei beli sesuatu di mall!" ujar Clare memasuki kamar Danny.

Semenjak tragedi Danny mengganggu istirahat Clare, mereka diberi kunci cadangan menuju masing-masing kamar supaya bisa melengkapi satu sama lain tanpa mengganggu.

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang