Restu

3K 134 0
                                    

Setelah Clare menyelesaikan shootingnya pada hari itu, seperti yang sudah didiskusikan, Bimo akan menginap di rumah Clare, dan kedua orang tua nya pun menyetujui agar Bimo menginap dirumah mereka.

"Bim, kamu tidur di kamar tamu gapapa?" Tanya Clare.

Bimo tersenyum, "Ya gapapa lah, aku bersyukur malah. Kalau gak di kamar tamu, aku tidur dimana?"

Clare membuang mukanya karena ia malu akan pertanyaan bodohnya. "Pokoknya disana udah disiapin semua keperluan kamu, ada spare baju masih baru kok, itu memang disediakan untuk keadaan urgent, ada semua alat mandi termasuk sikat gigi baru, handuk sudah digantungkan didalam kamar mandi."

Bimo menggelengkan kepalanya, "Rumah kamu lebih mewah dan lengkap daripada hotel ya? Jangan bilang ada ruang gym, kolam renang dan home theater?" Clare hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman.

"Berarti ada beneran"

"Udah sana, kamu istirahat aja, udah jam segini. Besok pagi aku bangunin sarapan. Good night, Bim." ujar Clare meninggalkan Bimo menuju kamarnya.

***

Seperti janji Clare sebelum tidur, ia akan membangunkan Bimo untuk sarapan bersama. Namun, ternyata Bimo sudah terlebih dahulu bangun dan sedang berkumpul bersama keluarga Clare.

"Dek, baru bangun?" Tanya Danny yang sedang menikmati sarapannya.

Clare menggeleng, "Udah mandi, kok. Abang gak kerja?"

"Enggak, hari ini kan tanggal merah. Kamu gak shooting?"

Lagi-lagi Clare menggeleng, "lusa baru shooting."

"Bimo sudah membicarakan apa tujuannya datang kesini. Dan kami merestui hubungan kalian, dan kamu Papa bolehin untuk jadi pramugari, Papa dan Mama sudah mendiskusikan semuanya, sudah Papa pikirkan matang-matang, dunia aviasi tidak separah yang dibayangkan, seluruh pekerjaan pasti memiliki dunia 'gelap'nya dan kembali lagi kepada pribadi masing-masing, apakah terjerumus atau tidak." Ujar Zack kepada anak bungsunya tersebut.

Menurut Clare, tidak ada berita yang lebih membahagiakan selain apa yang Papanya ucapkan tadi.

"Serius, Pa?"

"Iya, tapi Papa minta 1 hal, kamu harus meninggalkan semua kegiatan kamu saat ini dan fokus kepada karir kamu di dunia penerbangan."

"Clare selalu memegang komitmen. Kalau begitu, setelah semua kontrak selesai pada akhir tahun ini, aku akan langsung mendaftarkan diri sebagai flight attendant. Terima kasih banyak, Ma, Pa." Ujar Clare memeluk satu persatu orang tuanya.

Bimo yang sedaritadi hanya menyaksikan pun ikut berbahagia, karena usahanya untuk meyakinkan hati Zack pun berhasil.

"Karena orang tua saya sedang di Jakarta, saya ingin mengajak Keluarga Clare untuk makan siang bersama dengan keluarga saya. Kebetulan, Echa juga sangat merindukan Clare. Bagaimana?" Ujar Bimo kepada seluruh anggota keluarga Clare.

Zack menganggukan kepalanya, "Boleh, pukul berapa acaranya?"

"Pukul 1 siang nanti."

"Kamu berangkat bersama kami atau menghampiri mereka dulu?" Tanya Clare kepada Bimo.

Bimo terlihat berpikir sejenak, lalu, menjawab, "Berangkat dari sini, karena nanti mereka langsung dari airport, dan saya sudah berpesan kepada supir keluarga."

"Ayo, sarapan dulu. Pilih aja yang kalian mau."

"Terima kasih banyak, Tante, maaf jadi ngerepotin banget." Ujar Bimo kepada Tari. Tari mengelus bahu Bimo pelan, "tidak ngerepotin sama sekali, kok, lagian, kalau memang kalian jodoh, kan kamu akan menjadi bagian dari keluarga ini, dan saya sudah menganggap kamu seperti anak saya sendiri, karena kamu selalu ngejagain Clare. Saya yang harusnya berterima kasih kepadamu, karena kamu sudah mau menjaga dan memberlakukan anak saya dengan sebaik-baiknya."

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang