Berita Baik

2.3K 91 6
                                    

Setelah menyelesaikan tugasnya, Clare kembali mendapatkan day-off. Ia baru tersadar bahwa sudah hampir 2 bulan ini ia belum mendapatkan tamu bulanan. Namun, ia tidak mengambil pusing, mungkin karena ia terlalu lelah sehingga merubah jadwal tamu bulanannya. Clare menghabiskan waktunya seharian dengan Axel, dan tentunya ia akan menjemput Bimo dari bandara. Bimo berangkat saat ia sedang tertidur bersama Axel setelah makan siang.

"Axel, sudah waktunya Axel tidur. Bunda mau jemput Ayah dulu, ya? Besok kita main lagi," ujar Clare mengecup kedua pipi Axel.

Axel menganggukan kepala, "Emangnya Nda gak kerja?"

"Libur, Sayang. Ya sudah, sekarang kamu tidur yang nyenyak, jangan lupa berdo'a ya?"

"Iya. Goodnight, Nda." ujar Axel mengecup pipi Clare.

Clare tersenyum sembari membereskan tempat tidur Axel dan menyelimutinya. Clare mempercantik wajahnya sebelum menjemput sang suami. Sangat tumben Clare begitu memperhatikan penampilannya, padahal ia biasanya hanya memoleskan make-up tipis dan menggunakan baju yang nyaman ia gunakan. Namun, hari ini ia sangat memusingkan penampilannya. Beberapa kali ia memanggil Asisten Rumah Tangganya untuk membantunya menyetrika pakaian yang ia ingini.

Clare menghampiri Zack dan Tari yang sedang bersantai di ruang keluarga, sudah cukup lama mereka tidak bertemu karena mereka memang baru saja tiba ke Jakarta setelah hampir satu bulan di Belanda.

"Ma, Pa, titip Axel ya? Clare berangkat ke bandara dulu," ujar Clare menyalami Zack dan Tari secara bergantian.

Tari menganggukan kepalanya, "Gimana kondisi Axel?"

"Sudah sangat membaik. Mama sama Papa di Jakarta sampai kapan?"

Zack menatap putri bungsunya tersebut, "Hingga 2 hari setelah pernikahan Danny. Kan sudah didiskusikan kemarin, Papa dan juga Mama akan menghabiskan masa tua di Belanda. Kalian bisa datang berkunjung kesana atau kami akan kembali ke Indonesia setiap bulannya. Usaha baru Papa di Belanda pun sudah berjalan, insyaaAllah bisa terekspansi ke seluruh bagian Eropa."

"Alhamdulillah kalau gitu. Mau titip makanan atau apa?"

"Gak usah, tadi Papa udah nitip ke Danny."

Clare mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi, karena ternyata Bimo sudah menunggunya di terminal kedatangan. Memang tadi ia terlalu lama saat bersiap-siap, sehingga ia tidak sadar dengan waktu dan ponselnya. Bimo sudah sempat beberapa kali menghubunginya.

"Mas, maaf jadi nunggu lama ya?" ujar Clare saat Bimo meletakkan kopernya di bagasi.

Bimo tersenyum lalu mengecup pelipis Clare, "Enggak kok. Kamu tumben jemput aku aja serapi ini?"

"Gak tau, lagi pengen dandan aja. Tadi juga bingung nyari bajunya, kayaknya aku mau beli baju deh. Udah sangat lama aku gak membelanjakan diri," ujar Clare sembari fokus mengemudikan mobilnya.

Bimo menganggukan kepala, "Iya, kamu kalau mau belanja, gapapa. Kan aku udah ngasih jatah bulanan khusus untuk kamu. Untuk anak dan keperluan rumah juga aku bedakan." ujarnya.

Clare tersenyum. "Mas temenin belanja bentar ya? Sekalian ada beberapa keperluan Axel yang habis. Kamu capek banget gak?"

"Enggak kok, ya sudah ke mall dekat rumah aja, lengkap juga kok segala brand ada disana," ujar Bimo.

Bimo setia menemani Clare berbelanja, hampir semua toko yang terdapat di mall tersebut. Sudah beberapa tahun Bimo hidup bersama Clare, dan ia tidak pernah melihat Clare yang seperti ini, karena memang Clare bukan tipe wanita yang gila belanja walaupun ia memiliki uang yang cukup untuk berbelanja.

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang