Tak Terduga

2.5K 102 0
                                    

Usia kandungan Clare sudah memasuki 8 bulan, perutnya semakin membesar dan beberapa bagian tubuhnya pun menjadi bengkak. Bimo tetap sabar menghadapi Clare yang semakin hari semakin mudah lelah, namun tetap memaksakan diri untuk beraktivitas. Saat Bimo terbang, Clare kembali ke rumahnya dan membawa beberapa perlengkapan bayi untuk disimpan dikamarnya. Jika memang ia akan menginap dengan bayinya, ia tidak perlu repot menyiapkan perlengkapan yang besar dan berat karena sudah tersedia disana.

"Mama, Clare bingung apalagi yang belum ada.." ujar Clare kepada Tari yang sedang sibuk merapihkan perlengkapan cucunya.

Tari duduk disamping Clare, "Sudah cukup, Dek, nanti sisanya Mama yang siapkan saja. Lagi pula nanti kan ada beberapa kado."

"Oke, Ma, makasih banyak, ya?"

"Mama seneng sekaligus terharu, anak bungsu Mama sudah mau jadi seorang ibu.. Semoga kamu dan Bimo bisa mendidik anak kalian dengan sebaik-baiknya, ya? Dan kalau kalian butuh apa-apa atau anak kalian gak ada yang jaga, bisa dititipin disini," ujar Tari.

Clare memeluk sang Mama, "Mama, insyaaAllah semuanya akan lancar dan berjalan dengan baik, makasih Mama udah selalu ngedukung dan membimbing Clare sampai Clare bisa jadi seperti ini."

Danny memasuki kamar Clare, "Bimo terbang berapa hari, Dek?"

"5 kalo gasalah."

"Gak ada balik ke Jakarta?"

"Transit doang paling. Bang, nanti temenin Adek jalan ke Mall ya." ujar Clare.

Tari yang sedang berada disampingnya langsung menatapnya, "Buat apa, Dek? Mending kamu tulis apa aja yang kamu butuhkan biar Mama saja yang keluar."

Clare memasang wajah cemberut, seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan. Danny yang melihat ekspresi sang adik pun tertawa, "Kasian, Ma. Biarin aja kita jalan, aku yang jagain."

"Bener, ya, Bang! Jangan sampai Clare kecapekan atau kenapa-napa. Dan sebelum makan malam udah harus sampai di rumah," ujar Tari.

Clare mengecup pipi Tari berkali-kali, "Makasih, Ma! Ayo, Bang, Let's Go! Aku tunggu diruang tengah!"

***

Setelah Clare 2 hari di rumah dan Bimo masih bekerja, ia mulai merasa bosan. Sang Mama memiliki sejuta acara sedangkan sang Abang sedang dikejar deadline dari Papa mereka. Akhirnya, Clare memutuskan untuk pergi sendiri, tanpa memberitahukan siapa-siapa, hanya memberitahukan Bimo agar memantaunya terus menerus.

Clare berjalan mengelilingi sebuah Mall, ia berangkat diantar sedangkan ia akan pulang menggunakan taksi agar lebih cepat. Karena, setelah menikah Pak Udin sudah ia berhentikan, hanya sesekali ia telfon jika butuh supir untuk jadwal pekerjaannya, sedangkan supir keluarga dipake sang Mama yang memiliki banyak acara hari ini.

Setelah puas berjalan-jalan, Clare memutuskan untuk pulang menggunakan Taksi.

Di Taksi, ia tidak merasakan hal yang aneh, karena ia sedang berkirim pesan dengan suaminya yang sedang ia rindukan. Semenjak hamil, ia menjadi sangat manja dan Bimo mengetahui hal tersebut.

Setelah tak berapa lama, karena Clare pun tidak memperhatikan jalan, ia mendapati dirinya sudah dihalaman sebuah bangunan tua dan gelap.

"Pak, maaf, ini dimana ya? Kan saya minta untuk diantarkan ke Jl. Naga Air, bukan kesini." ujar Clare dengan nada sebal. Clare memutuskan untuk turun dari taksi tersebut, daripada terjadi hal yang ia tidak inginkan karena sang supir juga bersikap aneh. Ia sudah cukup lelah hari ini dan akhirnya ia memutuskan untuk menelfon Bimo, mengeluarkan kekesalannya dan meminta siapapun untuk menjemputnya dilokasi ini.

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang