Perjalanan Kerja

3.7K 175 2
                                    

Tepat pukul 5 pagi, Clare terbangun dan langsung bersiap-siap. Terdengar suara ricuh dari ruang makan, biasanya Tari menyiapkan makanan pukul 8 pagi, tidak pernah sepagi ini. Setelah bersiap-siap, Clare memanggil Pak Man untuk membantunya menurunkan koper.

"Lah? Abang? Ngapain jam segini heboh banget di dapur?" ujar Clare duduk dimeja makan.

Danny tersenyum, "menyiapkan kamu sarapan, karena Mama baru bangun. Lagian kan kamu Abang yang antar sekalian manasin bumble bee, udah lama dia dikurung terus."

"Kamu ke kantor pakai bumble bee? Tumben."

"Iya, ya biar keren aja nganterin kamu nya, sekalian bawa ke kantor." ujar Danny.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi ketika Zack dan Tari menghampiri anak-anaknya yang sedang bercanda di meja makan. Pemandangan yang indah, yang akan menjadi pemandangannya sehari-hari, mereka sudah tidak pernah mendengar Danny yang dingin dan kasar kepada Clare.

"Selamat Pagi anak-anak Papa dan Mama" Ujar Zack memeluk Danny dan mengecup puncak kepala Clare.

"Kamu naik apa ke Bandara? Sama Pak Endang?" Tanya Zack kepada Clare.

Danny berdeham, "Tidak, Pa, sama aku. Sekalian aku ke kantor. Papa ke kantor nanti siang, kan?"

"Wow, kesambet apa kamu? Tapi baguslah, daripada kayak Tom & Jerry. Iya, Papa ke kantornya siangan aja, kalau ada masalah atau urusan dadakan, telfon aja, nanti Papa langsung ke kantor," Ujar Zack.

Danny mengangguk paham.

"Oh iya, Dan, kamu temani adikmu hingga boarding ya di ruang tunggu. Nanti Papa minta tolong teman Papa untuk meminta security mengawal kalian. Kamu naik pesawatnya Bimo, kan, Dek? Naik Ekonomi?"

"Iya, Pa, naik Cendra. Bimo membelikan tiket business class untukku, untuk semua flight."

"Lalu, Bimo?"

"Dia kan VVIP, Pa, yang bawa pesawat."

"Oh iya, Papa lupa. Ya sudah kalau begitu kalian berangkatlah. Sebelum macet. Jangan lupa, Dan, sama pesan Papa!" ujar Zack.

Clare mengangguk, "Okey kalau begitu. Pa, Ma, do'akan semuanya berjalan dengan lancar, ya?"

"Aamiin, Nak, semoga lancar" Ujar Tari memeluk anak bungsunya.

"Iya, Pa, Danny gak lupa, nemenin adek hingga boarding." Ujar Danny menyalami kedua orang tuanya.

Zack tersenyum, "Baiklah kalau begitu, kamu hati-hati, jaga diri baik-baik ya, Dek"

Clare memeluk sang Ayah, "Pasti, Pa."

***

Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Danny dan Clare menunggu pesawat yang akan membawa Clare disebuah Executive Lounge.

Clare sedikit banyak mulai bercerita kepada Danny mengenai kehidupannya, dan Danny pun dengan senang hati mendengar cerita sang adik, sesekali ia menjahili sang adik karena hal-hal adiknya ceritakan. Clare merasa jauh lebih bahagia dan terbuka sekarang, begitu juga dengan Danny yang merasa lebih hidup dan berwarna.

"Bang, makasih ya, udah mau memulai kembali hubungan dengan Adek, dengan jauh lebih baik." Ujar Clare kepada Danny.

Danny mengangguk, "Makasih juga udah menyadarkan Abang, Dek. Hidup Abang udah gak sesuram kemarin, itu semua berkat kamu. Kamu beneran 2 minggu? Lama loh.. Nanti kalau ada waktu, Abang nyusul, ya?"

"Iya, berkabar aja terus."

Tiba-tiba salah seorang ground crew menghampiri Clare, memberitahukan bahwa ia sudah harus masuk kedalam pesawat.

Cinta Diatas Awan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang