10. The Names and The History

13.5K 3.1K 1.2K
                                    

Di sebuah ruangan berukuran 6 × 7 meter, seorang anak laki-laki bernama Taeyong, tengah sibuk mengerjakan tugas Javanya. Ia sedang asyik membuat sebuah permainan, yang merupakan tugas akhir semesternya di mata kuliah Java.

Tugas tersebut memang masih akan dipresentasikan di minggu ke 13 atau 14 nanti. Meski begitu, Taeyong berniat mencicilnya dari sekarang, dari minggu ke 7. Karena meski dia tidak begitu tertarik akan bahasa pemrograman Java, ia tahu pasti bahwa mengerjakan tugasnya di akhir waktu bukanlah ide yang bagus.

"Ah, sial!" Decak Taeyong ketika sebuah pemberitahuan akan baterai laptopnya yang sudah tinggal 5% berbunyi. Charger laptopnya tertinggal di kostan Kwangmin, teman satu jurusannya.

"Oh iya laptop gua sama Ayi kan merknya sama!" Serunya dan langsung bangkit dari tempat duduknya. "Eit eit, save dulu." Ucapnya dan kemudian berjalan menuju kamar kembaran tak identiknya tersebut.
 
 
"Yi gua pinjem charger laptop! Iya ambil aja, Yong!"

 
Kebiasaan Taeyong ketika akan meminjam barang milik Xuan Yi. Bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya.

Taeyong langsung membuka kamar Xuan Yi yang memang bersebelahan dengannya. Ada satu kebiasaan Xuan Yi yang sangat menguntungkan untuk Taeyong saat ini, yaitu kebiasaan untuk tidak mengunci kamarnya ketika dirinya sedang tidak ada di rumah.

Dan ketika Taeyong bisa dengan mudah membuka pintu kamar Xuan Yi, ia yakin bahwa kembarannya masih belum pulang.

 
 
CKLEK!
 
 

Taeyong menekan saklar kamar Xuan Yi ketika pintu terbuka.

Awalnya, ia hanya berniat untuk mengambil charger laptop milik Xuan Yi dan kembali ke kamarnya. Namun niat itu tak terlaksana ketika ia lihat banyak foto orang asing di kotak mading yang ada di kamar tersebut.

Taeyong berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
 
 
"Bener-bener dah si Ayi." Gumamnya sambil mendekati papan yang tertempel di dinding tersebut. "Udah kayak detektif aja ini anak." Sambungnya sembari terus memperhatikan foto dan nama-nama yang tertera di sana.

"Taeil... Johnny... Mark... Yuta... Doyoung- bentar-bentar, ini kenapa namanya pada nggak asing ye?"

Taeyong mengerutkan keningnya sembaru mengusap ujung dagunya. Ia kembali memperhatikan nama, foto dan benang merah yang tersambung ke sebuah tanda tanya yang berada di tengah.

Butuh beberapa saat untuknya mengingat nama-nama yang tak asing baginya.

Bukan, bukan karena Taeyong mengenal mereka semua, hanya saja...

"Aha! Gua tahu! Ini kan nama-nama orang yang-"


Baby, I like the way that you keep moving around the place and when you're dancing in my face so I just play it cool~

 
 
 
 
Taeyong menolehkan kepalanya ke arah pintu. Yang barusan berbunyi adalah ponselnya yang berada di kamarnya. Dengan segera ia keluar dari kamar Xuan Yi dan kembali ke kamarnya untuk mengangkat panggilan yang ternyata dari saudari kembarnya tersebut.

 
 
 
"Halo! Kenapa, Yi?"

"Lo ada dimana sekarang?"

"Rumah. Ngapa emang? Lo sendiri dimana? Kok belum balik?"

"Bagus deh. Gue ada di rumah sakit lagi jenguk temen. Lo jangan kemana-mana, ada yang mau gue omongin sama lo. Oke?"
 
 
 
Taeyong mengernyit.
 
 
Ayi bertingkah aneh. Begitu pikirnya.
 
 
 
"Yong?"

"Iya, gua nggak bakal kemana-mana. Lo balik kapan? Mau gua jemput?"

"Abis ini balik kok. Gue bareng Sungjae."

myth: nct127 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang