Di Universitas Bharatayuddha ada sepuluh Fakultas populer yang sangat diminati. Setiap tahun peminat dari sepuluh fakultas tersebut terus meningkat meski kuota mahasiswa yang diterima angkanya selalu tetap.
Dan sepuluh fakultas itu adalah:
"FTTP, Fahutan, FMIPA, Faperta, FKH, FISIP, FIO, FEB, FH, sama Fakultas Ilmu Komputer."
Padahal, di tahun-tahun pertama, untuk ukuran lembaga pendidikan yang tergolong besar, tak terlalu banyak siswa yang mendaftar di Universitas Bharatayuddha, termasuk di sepuluh fakultas tersebut. Hingga di suatu waktu, mulai banyak para pelajar yang memutuskan untuk menuntut ilmu di sana.
Universitas Bharatayuddha semakin berkembang, meski ada beberapa kontroversi yang hampir membuat kampus bergengsi tersebut ditutup. Karena nyatanya sampai sekarang UBR tetap berdiri dan menjadi salah satu kampus swasta terbaik.
Pesona dan kepopulerannya tak kalah dengan universitas-universitas negeri bergengsi lainnya. Banyak lulusan dari Universitas Bharatayuddha yang sangat diperhitungkan di berbagai bidang lapangan pekerjaan.
"Sejauh ini urutan para mahasiswa yang hilang sesuai dengan urutan 10 besar fakultas itu. Dan kalau kita ikutin daftar itu. Kemungkinan korban selanjutnya bakal dari FEB, FH sama Fakultas Ilmu Komputer."
Xuan Yi dan Sungjae saling berpandangan.
"Lo yakin?" Tanya Sungjae kemudian.
"Sebelum kejadian yang nimpa Winwin terjadi, keyakinan gua cuma 40%. Tapi setelah tebakan gua soal korban setelah gua adalah anak dari FIO dimana ternyata bener dan korbannya itu adalah Winwin." Jaehyun menghentikan perkataannya. Dihelanya napas panjang sebelum ia melanjutkan perkataannya. "Gua yakin 90% bahwa para korban itu sesuai dengan urutan sepuluh besar fakultas di UHB." Sambung Jaehyun lagi.
"10%nya?"
"Bakal bertambah kalau tebakan gua soal FEB itu bener."
Xuan Yi memandang Jaehyun dengan pandangan agak sendu. Ia cukup senang dengan titik terang yang semakin terlihat dekat. Namun juga waswas kalau apa yang dikatakan Jaehyun benar.
"Dan.. kalau kejadian yang nimpa korban lainnya sama kayak Winwin, kemungkinan..."
"Kemungkinan apa?" Tanya Xuan Yi tak sabar.
"Kemungkinan yang lain buat nggak selamat lebih besar. Winwin yang kebetulan gua temuin aja, dalam keadaan kritis. Gimana yang lainnya yang sampe sekarang masih nggak ada kabar?" Ucap Jaehyun kembali berspekulasi.
Xuan Yi melipat bibirnya. Ia memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh bahu kursi yang ia tempati. Digigitnya ibu jari tangan kirinya.
Bukan apa-apa, masalahnya, Taeyong, saudara kembarnya, bernaung di salah satu fakultas yang Jaehyun sebutkan tadi.
Fakultas Ilmu Komputer.
Dan Xuan Yi takut saudara kembarnya itu turut menjadi target dari mitos yang tengah meneror kampusnya tersebut.
"Kalau lo sama Winwin bisa selamat, bukannya itu berarti kita bisa nyelamatin yang lain?" Tanya Sungjae membuat Xuan Yi menoleh ke arahnya.
Jaehyun menganggukan kepalanya dengan kedua alis hampir bertautan.
"Kalau begitu kita harus cek FEB, karena kalau berdasarkan hipotesa lo, korban selanjutnya dari sana kan?"
"Yap, makanya gua berniat buat ke FEB besok."
"Besok? Lo nggak ada kelas?"
"Persetan dengan kelas, bang." Ucap Jaehyun. "Nyawa orang lebih penting dibandingkan kehadiran gua di kelas."