Sempat termenung beberapa saat, Taeyong langsung memukul bahu Jaehyun untuk menyadarkannya. "Coba lo hubungin hapenya Haechan. Kalau emang dia ada di sini kayak yang lo bilang, hapenya pasti bunyi!"
Jaehyun menganggukan kepalanya. Ia langsung menekan icon panggilan pada kontak Haechan yang tersimpan di dalam ponselnya.
"Kita coba cari tahu darimana suaranya nanti muncul. Terus kita ikutin," ucap Taeyong lagi.
"Gimana?" tanya Taeyong ketika Jaehyun tak kunjung berbicara.
"Nyambung, tapi nggak diangkat."
Taeyong menoleh ke arah kanan dan kirinya. Ia mengangkat senter di tangan dan mengarahkannya ke setiap sudut yang tak mendapati penerangan.
Like, basically all places. Karena lampu yang dinyalakan hanya bagian depan di dekat pintu masuk gedung.
"Bang!" panggil Jaehyun membuat Taeyong langsung menoleh ke arahnya. "Lo denger itu?"
"Denger apaan?"
"Bunyi getaran hape."
"Darimana datengnya?"
Jaehyun mengedarkan pandangannya. Ia berusaha menajamkan indera pendengarannya supaya bekerja lebih maksimal.
"Kayaknya dari-"
Baby I like the way that you keep moving around the place~
"Siapa, Bang?" tanya Jaehyun ketika ponsel Taeyong berbunyi.Keduanya sedikit terkejut tatkala benda yang dikantongi Taeyong di saku belakang celana jeansnya tersebut berbunyi.
"Ayi," ucap Taeyong yang kemudian menggeser icon berwarna hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"TAEYONG LO DIMANA???"
Taeyong langsung menjauhkan ponsel di tangannya dari daun telinga. Suara Xuan Yi benar-benar memekakan indera pendengarannya.
"Bentar ya, Jae." Ucap Taeyong pada Jaehyun dan memilih menjauh dari Jaehyun.
Karena pikirnya, suara berisik Xuan Yi mungkin bisa menganggu Jaehyun yang masih berusaha menelpon Haechan.
Jaehyun tersenyum kecil, ia bisa membayangkan bagaimana Taeyong akan dimarahi habis-habisan oleh Xuan Yi karena kepergian mereka berdua tanpa pamit di pagi buta seperti ini.
Sesekali ia lihat Taeyong memijat pelipisnya ketika sedang berbicara dengan Xuan Yi di sambungan telpon.
Jaehyun mengamati Taeyong, tapi hal itu tak berlangsung lama. Suara getaran yang sebelumnya samar, kini terdengar lebih jelas. Dan arahnya berasal dari...
"Tangga?"
Jaehyun mengerutkan keningnya. Ia melirik ke arah Taeyong yang masih dalam sambungan telepon. Merasa tidak akan sopan bila ia memanggil Taeyong sekarang, Jaehyun memutuskan untuk perlahan mendekati tangga menuju lantai dua, sendiri.
Rasanya tak akan terlalu berbahaya bila ia mendekati tangga tersebut sendiri. Begitu pikir Jaehyun. Toh mereka masih di satu area kan?
Jaehyun kembali menelpon Haechan, usaha pertamanya gagal karena panggilan tersebut tak kunjung dijawab. Membuat suara getaran yang ia dengar sempat hilang sesaat. Dan ketika Jaehyun menelpon Haechan, getaran tersebut kembali terdengar.
Dengan perlahan Jaehyun mulai menapakan kaki di anak tangga pertama. Jaehyun yakin bahwa ia menuju arah yang benar. Getaran tersebut semakin terdengar.
Sampai pada akhirnya Jaehyun menginjakan kaki di anak tangga kelima, yang merupakan pertengahan tangga sebelum mencapai lantai nomor dua.
Jaehyun menghentikan langkahnya dan kembali melirik ke arah Taeyong. Ia tengah menimbang-nimbang, apakah ia harus menunggu Taeyong atau pergi ke atas sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
myth: nct127 ✅
Fiksi Penggemarada beberapa mitos di kampus mereka, salah satunya...