[9] Pergi

12 11 6
                                    

Sohyun berusaha keras pergi dari rumah,tapi Haesung menahannya agar dia tetap dirumah dan istirahat.Keadaanya bukan hal penting bagi Sohyun,terpenting sekarang adalah neneknya.

Sohyun bergegas pergi meninggalkan kamarnya,secepat mungkin menemui neneknya.Karena baginya neneknya sangat berharga,lebih berharga dari apapun.

Disisi lain Haesung merasa berat harus membiarkan Sohyun pergi,karena keadaannya yang belum stabil membuatnya cemas.Tapi apa daya Haesung,dia tidak bisa menghalangi Sohyun untuk melakukan tugasnya.

Jam menunjukkan pukul 4 sore,dan perjalanan menuju panti jompo cukup memakan waktu lama.Apalagi hari semakin sore,dan akan sulit pergi kesana jika malam hari.

Sohyun menaiki bis dengan jalur yang berbeda-beda,karena tak ada satu jalur bis yang langsung menuju kesana.Jika naik subway uang yang dimiliki Sohyun tak cukup,hanya itu kendalanya.

Pukul 5 sore Sohyun turun dari bis terakhir yang dia tumpangi,dan dia adalah penumpang terakhir bis itu.

Tak sampai langsung ditempat tujuan,Sohyun harus berjalan selama 5 menit untuk sampai.Dan sesampainya disana gerbang panti sudah hampir ditutup,segera Sohyun memasuki panti.Dan dia kembali bertemu perawat yang dulu membantunya,dia tersenyum ramah pada Sohyun seperti pada orang yang sudah sangat dikenalnya.

Sohyun berjalan menghampirinya,tersenyum canggung padanya.

" Apa anda ingin bertemu nek Hyunim?" tanya perawat itu ramah.

" Iya," jawab Sohyun cepat.

Sohyun mulai panik,dia takut terjadi sesuatu pada neneknya.

" Mari saya antar,nek Hyunim sedang di ruang kesehatan." Kata perawat itu yang membuat Sohyun khawatir.

" Nenek kenapa?" tanya Sohyun cepat setelah tau neneknya berada diruang kesehatan.

" Dia terluka,ta-"

" Dimana ruangannya?Cepat antar saya!" Sohyun semakin tak karuan.

Perawat yang melihat Sohyun seperti itu segera menunjukkan jalannya.

Tak lama mereka sudah sampai disebuah ruangan,di pintunya tertulis 'ruangan kesehatan'.Dan itu menandakan ruangan itu yang  Sohyun cari,ruang kesehatan.

Sohyun segera masuk tanpa mengetuk pintu,setelah dibuka ternyata benar neneknya disana.Ditemani seorang perawat dan seorang dokter di panti itu.

Terlihat neneknya terkejut Sohyun berada disana,karena jika Sohyun berkunjung dia akan memberitahunya.Nenek Hyunim berdiri dan mendekati Sohyun yang masih berdiri diddepan pintu.

" Sohyun," ucap nek Hyunim sambil memeluk erat cucu yang dia sayangi itu.

Sohyun hanya diam,itu membuat nek Hyunim heran kemudian melepas pelukannya dan menatap Sohyun.Ternyata Sohyun diam sedang menahan tangisnya,tapi usahanya gagal.Sohyun menangis dipundak neneknya itu.

> — <

" Kenapa kamu datang kesini tidak memberitahu nenek?" Kata nek Hyunim seraya duduk diranjangnya.

Sohyun menghapus air matanya dengan punggung tanganya dan menarik nafas panjang.Tapi belum sempat Sohyun berbicara,neneknya sudah lebih dulu bicara.

" Ayo kita makan dulu,kebetulan ada yang mengirim makanan untuk nenek." Mengambil sebuah kotak makanan dari atas meja.

Sohyun memperhatikan neneknya,dan melihat heran.Siapa yang mengirim makanan untuk neneknya.

" Siapa yang mengirim makanan ini nek?"

My business isn't finishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang