thirteen

199 36 0
                                    

"Dan, ayo!" teriak Daniel dari depan pintu kelasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Dan, ayo!" teriak Daniel dari depan pintu kelasku. Beberapa orang di kelasku hanya tertawa melihat kelakuan Daniel. Aku membereskan semua barang-barangku lalu menggendong ranselku. Ku lihat Corbyn juga melakukan hal yang sama, dan dia melihat ke arahku. Ya, ini jam istirahat, mungkin dia bingung kenapa aku ikut-ikutan menggendong tas. Aku tersenyum tipis padanya lalu berjalan begitu saja menghampiri Daniel, "udah?" tanyanya memastikan lalu aku mengangguk.

Dia menggandeng tanganku dan kami berjalan bersama menuju lapangan, dimana para siswa yang akan menjadi panitia prom tahun ini berkumpul. Kali ini adik kelas juga boleh menjadi panitia, itu sebabnya Zach berada disini. Dia menghampiri kami dan bersalaman ala pria dengan Daniel, "Gue dari tadi disini," ujarnya.

"Jonah sama Natalie, mana?" tanyaku.

"Here!" dan kami menoleh ke sumber suara. Terlihat Jonah yang sudah berdiri dengan kekasihnya itu.

Kami semua tersenyum pada mereka. Perhatianku pun berpindah pada Corbyn dan Inem yang sedang berpegangan tangan. Lalu aku melihat ke arah lantai atas, Jack mengawasi mereka. Dasar keriting, belum saja ku cabut giginya satu persatu. Corbyn pun melihat ke arahku, aku tersenyum, dia pun terlihat melirik Jack lalu menatap ke arah yang lain. Aku merasakan tangan Daniel yang menggenggamku semakin erat. Aku melihat ke arah mata birunya itu, "I'm here. Aku bantu kamu," ujarnya.

"Nggak. Kita disini kan cuman mau bantuin Inem sama Zach," jawabku.

"Iya," singkat Daniel lalu perhatian kami semua beralih kepada Bu Mulyati yang baru datang.





~000~






Kami semua sudah mendapat tugas masing-masing. Keberuntungan berada di pihak Zach, dia di tugaskan untuk mengurusi lightning bersama Inem. Seperti biasa, Jonah dan Natalie mengurusi panggung. Dan aku terjebak bersama Daniel, Corbyn, juga beberapa orang lainnya mengurusi dekorasi. Ya, berhubung aku dan Corbyn sewaktu itu juga mengurusi dekorasi, Bu Mulyati ingin kami bekerja sama kembali di bidang yang sama. Dan jika kalian bertanya kenapa Daniel bersama kami, itu karena diriku yang bilang pada Bu Mulyati bahwa dia bersamaku.

Sekarang di sinilah kami berenam kumpul. Ada diriku, Daniel, Corbyn, Zikri, Lauren, dan juga Sofia. Pemuda yang ku rindukan itu terlihat seperti mencari sesuatu, atau mungkin seseorang? Entahlah, aku berusaha untuk terlihat santai. Kami masih mendengarkan Zikri dan Sofia yang kebingungan untuk membagi tugas, "Kemarin yang ngurusin banner, poster, sama cat kan Corbyn sama Dania," aku mendengar Sofia yang agak ragu berbicara seperti itu pada Zikri.

"Memangnya apa yang harus kita cari dulu dari semua itu?" tanya Daniel penasaran.

"Kita harus cetak banner, poster, terus cari cat, kertas karton warna-warni yang banyak, kain, banyak pokoknya," jawab Zikri.

"Nah, kemaren kan gue sendirian mulu nyari bahan. Gimana sekarang kalau Daniel yang nemenin gue? Lo bawa mobil atau motor, Dan?" tanya Lauren.

Daniel mengangkat kunci motornya, "Motor, sih," jawabnya.

"Nah, bagus juga kan. Jadi gue gak usah kena macet lagi. Inget gak kemaren gue panik banget kejebak macet pas bawa bahan-bahan gue?" ujar Lauren dan kami semua -kecuali Corbyn dan Daniel- mengangguk mengingat kejadian tersebut. Lalu gadis berambut coklat itu menggendong ranselnya, "gue berangkat sekarang aja sama Daniel. Mending gue cari kain dulu. Soalnya susah kalo cari banyak gitu. Biar dekor nya juga lebih cepet,"

"Carinya yang bahan kek kemaren. Itu bagus soalnya," tambahku yang di setujui oleh Sofia.

"Do'ain aja semoga ada. Susah dapetnya yang kek gitu. Tapi, bakal gue cari sampe dapet," jawab Lauren yang di balas senyuman olehku.

Aku melirik Corbyn yang terlihat masih mencari sesuatu. Apa, sih, yang dia cari saat ini? Inem? Atau apa? Bukannya dia harus fokus pada hal ini terlebih dahulu? Aku sangat penasaran dengan apa yang ia cari saat ini.

"Berarti tugas nya sama kayak kemarin, nih?" tanya Sofia lalu dia menatapku dan Corbyn, "eh, tapi-"

"Gak, bagi-bagi nyari bahannya masih sama kayak kemarin,"

Dan yang berbicara saat itu adalah Corbyn. Dia terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Daniel menggaruk belakang lehernya, "Tapi, gue pikir-"

"Daniel, gak apa-apa," ujar Lauren yang meyakinkan pemuda itu. Sedangkan aku hanya terdiam menatap Daniel. Pemuda itu terlihat takut akan sesuatu. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan Lauren tersenyum pada Corbyn, "kita bubar sekarang cari bahan. Ayo!"

Zikri dan Sofia terlihat kurang yakin, begitu juga dengan Daniel. Tapi, selanjutnya aku merasakan seseorang menggenggam tanganku. Bukan, itu bukan Daniel. Ku lihat di sampingku sudah ada Corbyn yang tersenyum.

"Ayo, kita cari Oreo dulu sebelum ke tempat yang kemarin,"









•••

NAH YO LHOO

kesian Daniel:( gimans dong

disini pada lebih setuju Dania sama siapa gengsss??



disini pada lebih setuju Dania sama siapa gengsss??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oreo • Corbyn Besson • [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang