11. Allah Udah Kasih Apa Buat Kita?

575 88 28
                                    

Serial HAMASSAAD Halal Haram - 11. Allah Udah Kasih Apa Buat Kita?

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 27 Mei

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Hamas merasa, dirinya baru saja terlelap ketika dia tersadar ada seseorang mengguncang pundak kirinya. Hayo tebak, siapa?

Yang jelas, bukan Mami.

Karena ibunya Hamas itu tidak akan pernah membangunkan putranya kecuali jika rumah mereka dilanda gempa atau bencana lainnya. Bahkan kuliah sekali pun, Hamas biasanya bangun atas kesadaran sendiri. Bagi sang ibu, putra bungsunya itu kuliah atau tidak, Hamas adalah tetap anak laki-laki kebanggaan Mami.

"Mas, bangun. Udah jam tiga."

Hamas bergerak memunggungi si pemilik suara yang susah payah membangunkannya.

"Mas, kumaha atuh ih," Saad mengguncang lagi pundak sahabatnya. "Kalau mau tidur ya jangan di sini. Di rumah lo aja sana!"

Hamas refleks bangun, memutar setengah badannya hingga matanya menyipit ke arah Saad.

"Elu ngusir gua?" tanya Hamas.

"Iya." Saad menjawab enteng.

"ELU NGUSIR GUA?!" ulang Hamas, sok dramatis.

Hamas berjengit kaget ketika sepercikan air terarah ke wajahnya.

"Jangan kesambet di sini lo," kata Saad, kembali memercikkan air ke wajah Hamas. "Bangun. Tahajud dulu."

"Ah, kxmpret!" Hamas berbalik lagi, meraih guling dan mendekapnya.

Syur...

Aliran air tertumpah di wajah Hamas, menyebabkan bantal yang ia gunakan basah seketika.

"WEH!"

Hamas sewot lah. Dia baru aja tidur, tapi diganggu begitu.

"Gue baru aja pules, nyet!" kata Hamas cepat.

"Gue ngga nanya," kata Saad. "Kalau mau pules ngga diganggu, ya di rumah antum aja sana. Ngapain di sini? Nyusahin. Ngerepotin."

"Jadi gua nyusahin elu neh?"

"Iya. Nyusahin."

Bantal basah tadi terlempar ke arah Saad dan yang dilempar malah tertawa-tawa. Dengusan Hamas terdengar sebal sekali.

"Ad, malem ini aja dah gue off tahajud dulu yak? Yaelah, kuliah ae ada liburnya! Masa ibadah kaga boleh libur?"

Tawa Saad terdengar lagi. "Ibadah cuma sebentar, Mas. Sampe mati doang. Kalau pagi ini mati, ya udahan atuh ibadahnya."

Hamas menyumpah tanpa suara.

Kalau Saad udah bahas mati-mati, Hamas keki bukan main.

Tapi maklum sih, ini tuh malam ke dua puluh empat Ramadhan.

Ya Hamas juga sih yang mau nginep di sini. Bawa koper segala. Udah tahu sohibnya ini getol banget urusan ibadah, apalagi di malam-malam terakhir Ramadhan.

"Kenapa sik, ibadah prime time kata elu tuh kudu di malem-malem begini. Besok pagi kan bisa, elah..."

Sambil bersungut, Hamas menarik tubuhnya dari kasur. Lantas beringsut turun dan menjejak lantai.

"Mas, kan mau cari Lailatul Qadr," kata Saad. "Pernah dibahas kan tuh sama Bima? Malam Lailatul Qadr itu 1 malam yang ada di 10 malam terakhir Ramadhan, omsetnya senilai 1000 bulan. Masa antum ngga usaha nyarinya?"

[✓] HAMASSAAD Mencari CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang