GAGAL DI RAMADAN

691 55 23
                                    

Bismillaah...

Note:  Ini tuh bahasan panjaaaang banget. So, please, take your time ya.

Assalamu'alaykum

Buat yang nunggu buku cetaknya, mohon bersabar lagi ya, di kondisi sekarang, ada beberapa kendala jadi kayaknya lumayan terhambat prosesnya jadi cukup terlambat sampai di pemesannya ya. Terima kasih atas pemaklumannya, semoga Allah ganjar pahala.

Nah, di bagian ini, mau ngasih pandangan aja tentang Ramadan yang bentar lagi akan kita sambut, dengan adanya pandemic COVID19 kali ini, pasti terbayang bahwa Ramadan akan DIRUMAHKAN kayak kerja, sekolah, dll itu. Gimana ngadepinnya? 

HMMM, sebenernya ada baiknya kita berdoa terus ke Allah, berharap pandemic ini segera melenyap. Dan bikin cadangan rencana semisal memang Ramadan nanti kita harus apa2 di rumah. Minta otlong ke Allah terus ya, semoga Ramadan kita adalah Ramadan yang luar biasa.

Kita ini lemah. Wa khuliqol insanu dho'ifa. Kita ini diciptakan lemah. Dan si lemah ini beneran harus MINTA KE ALLAH buat dikuatin, disemangatin, dirajinin, digaspolin. Ya? ^^

.

.

.

GAGAL DI RAMADAN

(kalau ada typo, info ya)

.

CUACA di sekitar vila di kawasan puncak tempat mereka bermalam sejak kemarin, kini terlihat cerah. Baru jam sembilan pagi dan pemuda-pemuda yang kerap berkumpul dalam kebaikan ini, memutuskan untuk berenang!

Vila ini milik keluarga Benjamin Bin Adam, yang dengan baik hati menawarkan agar kawan-kawannya liburan sekalian tukar pikiran setelah mereka melaksanakan ujian tengah semester kemarin. Dan mendapat penawaran seperti ini, yang lain ya ngga nolak.

Kegiatan mereka diawali dengan membaca zikir petang saat tiba kemarin sore di hari Jumat. Lantas dilanjutkan dengan shalat berjamaah di masjid yang lumayan jaraknya dari vila tersebut, membuat mereka harus ke sana dengan mobil juga, lalu makan malam yang berakhir dengan sharing time tentang kisah haditsatul ifki, pelajaran penting dalam menghadapi suatu isu terkini.

Nah, sekarang mereka mau berenang di kolam renang pribadi yang ada di dalam vila milik Benjamin. Ukuran kolamnya sedang untuk dipakai renang bolak balik. Lebih enaknya lagi, vila milik Ben ini dirawat oleh sepasang suami istri yang bertugas sebagai pengurus vila jika keluarga Ben sedang tidak menggunakannya.

Kalau kata Fajar, enak ya, ngga usah punya vila tapi bisa tinggal di vila bebas kalau lagi ngga dipake keluarga Ben. Dan Bima menyahut, bahwa itu yang dinamakan rezeki; ngga usah munyain, cukup nikmatin aja selagi halal.

"Eh, eh, bentar lagi Ramadan nih," kata Shiddiq dengan minuman hangat di tangan. Kaos yang dia gunakan kini sudah basah karena tadi dia nyebur duluan.

"Jadwal bukber di mana neh ah, semangat aing kalau bahas bukber! Hahaha!" timpal Fajar.

Hamas yang lagi siram-siram Fajar dengan gerakan kakinya, mendecih tanpa suara. Sebelum di sini, Saad memang sudah menginformasikan padanya bahwa sebentar lagi mereka akan bertemu dengan bulan Ramadan. Hamas sih paham, bulan Ramadan itu ya bulan puasa. Tapi dia masih ngga paham, bisa-bisanya dia setuju untuk ikutan puasa sebulanan, padahal sebelumnya Hamas ngga pernah tuh puasa.

Sementara Ben, menyimak kata Ramadan dengan desir di hatinya. Dia pernah diinformasikan oleh Bima tentang indahnya Ramadan.

Dan Ben tidak sabar untuk itu.

[✓] HAMASSAAD Mencari CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang