TS - 8

50 3 0
                                    

"Brengsek!" bentak Igoy, ia melemparkan piring makan siangnya ke lantai dan membuat sisa makanannya berserakan. Entah sudah berapa ia dikurung di dalam kamar, tanpa alat komunikasi, tanpa alat penunjuk waktu dan tanpa sinar matahari. Tubuhnya kurus dan lusuh. Sudah berulang kali ia mencoba kabur dengan mendobrak pintu besi, tapi pintu itu jauh lebih kuat darinya. Lift pengantar makanan pun ia rusak dengan cara memukul-mukulnya dengan gagang lampu tidur. Ia sudah hafal dengan pola lift kecil itu, makanan yang baru datang akan memunculkan bunyi "beep" dan pintunya langsung terbuka, bunyi "beep" akan terus terdengar jika makanannya belum di keluarkan. Piring kotor bekas makanan pun harus ditaruh lagi di dalamnya, jika tidak, lift tidak akan tertutup dan tidak akan membawa makanan baru. Ia mempelajari itu dengan siasatnya sendiri. Ia pernah mencoba mengabaikannya, tapi bunyi "beep" yang berputar sepanjang hari sangat membuatnya tidak nyaman. Awalnya Igoy tidak mau mencicipi apapun makanan yang keluar dari dalam lift karena curiga diberi racun, tapi bunyi berisik di perutnya membuatnya tak punya pilihan lain. Ia mencoba mencicipinya, dan ternyata tidak ada efek apapun sampai sekarang sekarang berhari-hari ia memakannya. Seandainya saja tubuhnya bisa masuk ke dalam lift pengantar makanan yang hanya seukuran microwafe itu, pikirnya.

Ruangan ini sangat rapat tanpa lubang sedikitpun, satu-satunya jalan keluar adalah lewat pintu. Tapi aku masih leluasa untuk bernafas. Berarti ada celah udara disini, ventilasi. Tidak mungkin tidak ada, kata Igoy dalam hati sambil memperhatikan setiap sudut ruangan. Ia berkeliling mencari lubang atau apapun itu yang bisa membuatnya keluar dari sana. Karpet ia angkat dan ia singkirkan, single sofa ia geser dan kepalanya mendongak ke bagian belakang sofa, ia tidak menemukan apapun. Lemari container kecil juga ia geser dan mendorongnya sampai terbalik ke lantai saking frustasinya karena tidak mendapat petunjuk apapun. Matanya mengikuti tuas lemari yang copot dan menggelinding ke kolong tempat tidur.

Ia mengangkat kedua alisnya saat tuas bulat itu berhenti menggelinding dan menabrak sesuatu berbunyi "ting" seperti mengenai besi. Igoy berlutut dan memposisikan tubuhnya bersujud dengan kepala mendongak ke kolong tempat tidur, kemudian dengan cepat ia berdiri dan menggeser tempat tidur. Dibalik bagian sandaran ternyata menyembunyikan lubang ventilasi berbentuk persegi yang berukuran tidak terlalu besar. Dilindungi oleh jeruji besi yang terlihat berkarat di sisi perekat bautnya. Ia menarik paksa penutup jeruji itu dengan sekuat tenaga. Dan akhirnya jeruji itu terbuka, Igoy mengintip sedikit ke dalam lubang persegi itu. Lubang alumunium yang gelap, panjang dan pengap, ia mengira-ngira apakah tubuhnya bisa masuk ke dalam lubang itu. Tiba-tiba wajah Natalie muncul di pikirannya, Ia teringat dengan kalimat yang pernah perempuan itu ucapkan.

"Kau menghancurkanku. Akan kubuat kau lebih hancur dariku."

Igoy menepis bayangan itu dari pikirannya, tubuhnya merangkak masuk ke dalam lubang ventilasi. Ia tidak menyadari adanya CCTV yang tersembunyi di sudut ruangan, CCTV itu tersembunyi dibalik kubus cermin di sudut langit-langit.

Seorang penjaga baru saja tiba di ruang CCTV, tangannya menenteng secangkir kopi panas. Ia tekejut saat melihat layar monitor, barang-barang berserakan dan Igoy tidak berada di dalam ruangan, ditambah lagi dengan saluran ventilasi yang sudah terbuka. Dengan cepat ia menginfokan kepala penjaga melalui microphone yang tersemat di kerah bajunya.

"Mr. Kenneth! Tahanan kabur, ia masuk ke dalam ventilasi!"

"Bisa-bisanya kau lengah! Berjaga di koridor satu! Kejar dan tangkap dia! Jangan sampai terluka!" perintah Mr. Kenneth yang terdengar melalui alat komunikasi di telinganya. Si penjaga dengan cepat berlari dan menginfokan kepada puluhan penjaga yang lain.

Kenneth, sang kepala penjaga di The Nest. Memiliki tampang yang sangar dan menyeramkan, tubuhnya tinggi besar dengan otot lengan yang kekar. Ia berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri ruang CCTV, matanya melihat dengan seksama belasan layar monitor yang tersambung langsung dengan tiap ruangan. Andre bergegas memberitahu para penjaga yang ia temui di tiap koridor, Kenneth memperhatikan dari layar monitor, mengkomando para anak buahnya. Mereka langsung mempersiapkan diri dengan senjata yang sudah dirancang khusus, senjata itu adalah senjata laras panjang yang pelurunya adalah tabung kecil yang dibentuk menyerupai anak panah. Siapapun yang tertembak benda itu akan langsung lemas dan hilang kesadaran. Tabung kecil itu berisi obat bius dosis tinggi diipakai untuk tahanan khusus seperti Igoy. Disaat keadaan diluar sedang kacau, Igoy masih menyusuri ventilasi, lubang sempit itu membuatnya kesulitan untuk mendongakan kepala dan melihat ke depan. Ia berhenti ketika lubang itu menunjukan tiga buah buah cabang, ke kanan, ke kiri, dan lurus ke depan. Ia memilih untuk berbelok ke kanan, ia mempercepat gerak langkahnya. Sementara dua orang penjaga baru saja tiba di ruang Igoy, mereka berdua bergerumun di depan lubang ventilasi. Salah satu diantaranya berlutut dan mendongakan kepala ke dalam lubang, rasanya mustahil bisa masuk ke dalam sana karena keduanya memiliki tubuh yang besar.

TWO SIDESWhere stories live. Discover now