Silakan dinikmati. Maaf ya kalau fanfic ini ceritanya jadi jelek atau gimana. Saya cuma mau berbagi cerita, nggak meminta cerita ini untuk dibaca kalau memang nggak suka.
———————————————
Tidak ada manusia yang menginginkan penolakan dari manusia lain. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian, karena manusia membutuhkan orang lain, maka dari itu keinginan untuk diterima oleh masyarakat merupakan sifat dasar manusia. Namun sayangnya, manusia juga cenderung tidak menyukai sesuatu yang aneh dan sukar dimengerti. Karena itu, terdapat manusia yang tidak bisa masuk ke dalam kelompok masyarakat.
Yaya tahu, selama ini Boboiboy, suaminya selalu berjuang keras untuk bisa diterima orang lain. Berusaha bersikap normal, berusaha agar tidak ada orang yang curiga, berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Pada akhirnya semua usaha itu justru memperlihatkan betapa tidak normalnya dia, karena manusia yang normal tidak berusaha sekeras itu.
Meski tak pernah bertanya, Yaya tahu suaminya tidak memiliki teman. Jangankan teman, suaminya pun tak begitu akur dengan kedua orang tuanya. Jangankan teman, tak pernah sekalipun Yaya pernah mendengar nama rekan kerja terucap dari mulutnya. Yaya tidak tahu bagaimana rasanya, harus berpura-pura normal ketika ia tidak normal. Mungkin rasanya seperti berbohong kepada diri sendiri. Mungkin rasa seperti sadar betapa palsunya diri ini.
Yaya tahu suaminya punya masalah dalam menghadapi orang lain dengan jujur atau menjelaskan kondisi khususnya. Karena itu, Yaya juga sadar suaminya sengaja tidak pernah meminta bertemu ibunya karena ia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Yaya tahu itu semua ... tapi....
"Ibu meminta kita untuk makan malam besok di rumah, kau bisa?"
Halilintar mendongakkan wajahnya, mulutnya yang sedang mengunyah makan malam buatan Yaya berhenti sebentar. Matanya memicing dan wajahnya mengerut, seakan ia tak suka apa yang baru saja Yaya katakan.
Menikah bukan hanya menyatukan dua manusia, tapi juga dua keluarga. Bukan hanya Yaya yang harus berurusan dengan keluarga Boboiboy, tapi begitu juga sebaliknya. Yaya merasa keluarganya tidak memiliki masalah. Keluarga kecilnya adalah keluarga yang normal. Meski mungkin memang di situlah masalahnya, karena keluarganya normal, suaminya tak tahu harus bersikap seperti apa.
Halilintar meraih gelas dan minum sebelum ia bicara. "Besok malam?" tanyanya.
Yaya mengangguk. Ia tahu betul kondisi suaminya jadi ia mengerti dan tidak menyalahkannya. Namun pada saat yang sama, sebagai seorang anak berat rasanya terus menerus menolak permintaan ibunya. Ibunya hanya ingin mengenal menantunya, seperti semua mertua pada umumnya.
"Baiklah, besok setelah aku pulang kerja, kita bisa ke sana."
Yaya tidak menyangkanya. Ia pikir suaminya akan menolak dengan seribu alasan.
Namun, sepasang mata yang tampak mendung dan kedua tangan yang sudah terlipat, tidak kembali menyentuh makanannya menjawab kebingungan Yaya.
"Kau yakin? Tidak bisa juga tidak apa-apa, nanti biar kujelaskan pada ibu ...," hibur Yaya.
Halilintar mendengkus, kemudian bersandar pada kursi, wajahnya tampak penat. "Tidak perlu. Kita sudah menghindarinya terlalu lama. Lagipula ibumu juga harus dilibatkan dalam persiapan acara resepsi pernikahan kita, tidak ada pilihan lain."
Aneh rasanya melihat Halilintar yang keras kepala itu kelihatan pasrah. Mungkin selama ini ia dan saudara-saudara kembar suaminya sudah tahu. Berkunjung ke rumah ibu Yaya akan terjadi cepat atau lambat.
"Kau ... akan menjelaskannya pada ibuku?"
Yaya menatap Halilintar dengan pandangan khawatir. Halilintar sendiri tidak terkejut ataupun marah dengan pertanyaan Yaya. Ia hanya diam dan kelihatan pasrah meski wajahnya terlihat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Way You Are
Fiksi Penggemar[BOBOIBOY FANFICTION] Author (true/asli): Dark Calamity of Princess Rate: T Language: Indonesian Genre: Romance & Drama Publish: May 1, 2015 Character: [BoBoiBoy, Yaya/Hanna] Summary: AU, romance, BoboiboyxYaya. Hidup Yaya berubah menjadi sinetron p...