Azaleta 21 - Hari Pernikahan

649 42 15
                                    

"Oke, Sis!" Nisa mengencangkan korset yang dikenakan Azaleta dengan cepat, membuat 'adik ipar'-nya itu langsung terkejut tanpa bisa dicegah. Azaleta melemparkan tatapan menuntut, yang dibalas dengan cengiran oleh Nisa. "Tarik napas dulu."

Azaleta malah mengembuskan napas, yang mana ia langsung mendapat geplakan gratis dari Nisa.

"Dibilangin tarik napas, kok, malah ngeyel. Tarik napas!" Nisa menyalak garang, yang mana hal itu langsung membuat Azaleta ciut karenanya. Setengah hati, Azaleta menarik napas dalam-dalam sesuai permintaan Mbak Nisa. Daripada kena geplak lagi, lebih baik menderita karena napasnya seolah terjepit di tenggorokan saat ini. Sesak, bo!

Sungguh, korset yang ia kenakan saat ini rasanya sangat menyiksa. Kira-kira, apa seluruh pengantin wanita di dunia juga merasakan hal yang sama saat pernikahan mereka dilangsungkan? Entah. Antara iya atau tidak. Mungkin penderitaan ini tidak akan terasa jika saja Azaleta menikah dengan orang yang benar-benar ia cintai. Mungkin, Azaleta tersenyum getir, karena pada kenyataannya, orang yang ia cintai ternyata berdusta, hal yang paling Azaleta benci melebihi apa pun.

"Let," panggil Mbak Nisa yang tengah merapikan gaun bagian belakangnya.

"Ya, Mbak?"

"Lo nggak nyesel, kan?"

Secepat itu pula Azaleta menggeleng. Ragiel adalah pemuda yang baik, Azaleta yakin dengan hal itu. Lagipula, tidak ada cara untuk melarikan diri dari drama ini. Semuanya sudah sempurna mendukung Azaleta dan Ragiel untuk menjalani bahtera baru kehidupan dalam ikatan suci pernikahan. Teman-teman sekantor, Kakek-Nenek, dan bahkan Tante Mariam juga Om Yusuf memberikan selamat padanya. Meskipun tentu saja ada pihak yang shock karenanya, seperti duo Deka dan Nadine, alumni teman-teman semasa SMA dan kuliah, dan yang paling utama adalah Mami.

Setidaknya, Mami sudah mau berbicara padanya setelah hari di mana Ragiel dan keluarganya datang untuk melamar Azaleta secara resmi tepat dua minggu yang lalu. Tidak banyak hal yang Mami bicarakan. Intinya, beliau hanya berharap agar keputusan Azaleta kali ini benar-benar mantap dan bukannya menjadi ajang mempermalukan harga diri untuk kedua kalinya. Setelahnya, tembok perang dingin itu perlahan mulai mencair, meski rasanya ada jarak di antara mereka yang memisahkan, tidak seperti sebelum saat mereka bertengkar.

"Bertahanlah, Let," desah Nisa seraya memegang kedua belah pundak Azaleta. Di matanya tampak jelas eskpresi rasa bersalah yang kental. Tampak berkabut di antara bulu mata lentiknya yang dipoles maskara. "Seenggaknya sampai gosip itu hilang."

Azaleta menghela napas sebelum tersenyum, mengangguk dengan senyum yang terasa aneh sekali. Saking anehnya, mungkin Mbak Nisa bisa melihat dengan jelas betapa asimetrisnya senyum yang terpatri di wajah Azaleta.

Semakin hari, semakin hot saja gosip yang menerpa Ragiel. Ditambah dengan kabar kalau Azaleta dan Ragiel akan segera menikah, tidak membuat gosip itu serta-merta padam begitu saja. Justru semakin berkobar, melesak menjadi trending topic di Twitter. Berbagai spekulasi bermunculan. Ada yang 'percaya' kalau Ragiel tidak lah belok. Namun, sebagian besar beranggapan kalau Ragiel sengaja mengalihkan perhatian netizen dengan menikahi Azaleta untuk menutupi hubungan dan orientasi seksualnya yang menyimpang (kata netizen, sih, begitu). Azaleta sendiri belum pernah menanyakan hal tersebut pada Ragiel. Jangankan bertanya, menyinggung saja tidak berani. Namun, ada sebagian kecil hal di hati Azaleta yang mencoba menarik kesimpulan sendiri. Bisa jadi Ragiel itu memang gay karena Azaleta sendiri tidak pernah melihat pemberitaan tentang Ragiel dekat seorang wanita atau sejenisnya.

Namun, di sisi lain, nurani Azaleta memberontak. Jika memang Ragiel belok dan berbeda, untuk apa ia repot-repot kalang-kabut sampai menciptakan drama ini, yang berbuntut pada pernikahan di antara mereka? Ah, sudahlah. Azaleta memijat keningnya yang terasa berdenyut-denyut saat ini, khasnya kalau sedang banyak pikiran atau memikirkan sesuatu dengan sangat keras. Sebenarnya ada lebih banyak pertanyaan kenapa di dalam kepalanya. Kenapa Ragiel memilihnya, bukannya orang lain. Kenapa ia harus setuju terlibat, padahal otaknya jelas-jelas menolak karena ini semua di luar akal sehat. Namun, Azaleta tidak ingin merusak hari ini dengan terlalu banyak berpikir yang ujung-ujungnya bisa berujung pada hal tidak diinginkan. Semua orang sudah bekerja keras mempersiapkan ini semua, dan Azaleta tidak ingin menjadi pemeran utama dalam acara menghancurkan harga diri untuk kedua kalinya.

Azaleta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang