Suasana kelas 1A sangat ribut, keributan bukan hanya didominasi oleh suara perempuan tapi juga para laki-laki. Apalagi Hyunjin dan Jihoon yang paling heboh bermain pingpong dikelas, bermodal buku dan bola yang terbuat dari gumpalan kertas.
Mark selaku ketua kelas membiarkan mereka berbuat sesuka hati dan enggan memanggil guru mata pelajaran yang bersangkutan.
"Mark mau main gak?" ajak Jihoon cengar-cengir.
"Gak dulu deh." tolak Mark.
"Sok sok an gak mau." kini Hyunjin yang menyahut.
"Ups lupa, Mark sukanya main barbie!" perkataan Jihoon mengundang tawa teman sekelas mereka, Mark sering dibilang suka bermain barbie oleh teman sekelasnya dan biang yang memulai tentu saja Park Jihoon.
"Nenek lo!" balas Mark acuh.
"Gantian Hoon!" Jeno, laki-laki bermata sangat sipit menghampiri Hyunjin dan Jihoon.
Jihoon pun memberikan posisinya pada Jeno jadi sekarang yang bermain adalah Jeno vs Hyunjin.
"Widih, dua visual kelas main, damage nya luar biasa!" teriak Sanha yang dari tadi menonton sebagai suporter.
"Minggiran Hoon," Jeno menggeser tubuh Jihoon agar lebih leluasa, "Eh kok lo dingin sih?" Jeno menatap Jihoon.
"Dingin?"
"Muka lo juga pucet." komentar Jeno.
"Dia pagi tadi gak sarapan, katanya males, paling juga pingsan nanti," sahut Hyunjin, "Buruan main Jen."
Mengangguk saja, Jeno pun memukul gumpalan kertas tersebut ke arah Hyunjin.
"Heh kalian!"
Suara nyaring dengan nada penuh ketegasan bersumber dari pintu kelas, semua orang yang berada didalam kelas menatap pada satu arah yang sama secara bersamaan.
Di depan sana Irene-guru bahasa Perancis sekaligus wali kelas berdiri dengan keringat yang mengucur di dahinya. Dengan napas yang terengah-engah, Irene berjalan memasuki kelas dan menaruh buku-buku nya di atas meja.
"Kalian ini kemana aja?" tanya Irene yang masih mempertahankan nada awalnya.
"Gak kemana-mana Bu." jawab Jihoon, dia pun beralih duduk ke kursinya seperti yang dilakukan siswa lainnya.
Pertanyaan Irene jelas membuat seisi kelas bingung, memang mereka kemana? Mereka hanya membuat keributan dikelas dari tadi.
"Emang kenapa Bu? Ibu nyariin kita dimana?" tanya Hyunjin.
"Ibu sudah dua kali lewat depan kelas kalian tapi kalian gak ada dikelas, Ibu cariin ke lab, perpustakaan, dan lapangan juga gak ada. Makanya Ibu tanya tadi kalian kemana." jelas Irene.
"Bu, justru kami yang gak lihat ibu, dari tadi kami cuma main dikelas, iya gak temen-temen?" sahut Mark membenarkan dan dibenarkan oleh seisi kelas.
"Ha? Tapi serius, kelas kalian tadi kosong pas Ibu dateng." Irene masih kekeuh dengan apa yang dia alami.
"Ibu datengnya kapan? Kalo jam 5 subuh ya wajar Bu masih kosong hahaha!" Jihoon tertawa dengan candaannya sendiri namun tidak dengan teman-temannya, membuat Jihoon tersadar dan malah berdehem tidak enak.
Hening sesaat.
Didepan sana Irene manautkan kedua alisnya, "Kok bisa ya?" gumam Irene, "Lupain aja, kita akan mulai pelajaran hari ini karena udah banyak waktu yang terbuang sia-sia."
"Misi Bu saya gak di ijinin masuk nih?" seorang siswa laki-laki berdiri didepan kelas sambil mengetuk pintu kelas.
"Ya ampun Ibu lupa!" Irene menyengir dan menepuk dahinya, "Sini masuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terror Of Death ✓
Fanfiction[Kpop Fan Fiction] Semua masih baik-baik saja sebelum kematian tragis di asrama dan rumor menyeramkan yang bermunculan. Gangguan mistis terus dirasakan sampai akhirnya menjadi teka-teki menyeramkan yang harus di pecahkan dan diwaspadai. [written by...