【10】

587 131 35
                                    

.......

Mark dan teman-temannya pergi ke rumah sederhana yang tidak jauh dari asrama, rumah berwarna abu-abu milik Jungsoo terlihat sepi dengan pintu dan jendela yang ditutup rapat.

Mereka berdiri didepan pintu kayu sederhana itu, mengetuknya beberapa kali untuk dibukakan pintu. Pada ketukan terakhir, pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh bayah berdaster hijau muda. Pandangan kedua matanya amat teduh. Pandangan itu menatap lembut mereka semua.

"Maaf ya, Ibu tadi gak kedengeran. Kalian siapa?" wanita itu menanyai mereka dengan ramah disertai senyum yang manis.

Tzuyu membungkukkan sedikit tubuh dan berbicara mewakilkan teman-temannya, "Kami siswa di asrama itu, mau ketemu sama Pak Jungsoo, ada Bu?"

Wanita itu mengangguk "Saya istrinya, kebetulan dia baru pulang tadi. Ayo, ayo masuk." wanita yang mengaku istri dari Jungsoo itu mempersilahkan mereka semua masuk ke dalam rumah sederhana miliknya. Rumah itu menyimpan banyak ornamen kuno yang cantik di nakas juga yang tertempel di dinding.

"Kalo boleh tau ada perlu apa ya?" istri Jungsoo memperhatikan mereka, "Bukannya kalian gak boleh keluar asrama?" tanya wanita itu ingin tahum

"Kita keluar diem-diem Bu." jawab Mark disertai cengiran halus.

"Gini Bu, kita mau ngobrol soal rumor di asrama. Siang tadi ada kecelakaan lagi, temen sekelas kami meninggal." jelas Tzuyu.

Wanita itu spontan mengubah raut wajahnya, terlihat sangat gelisah mengundang tanda tanya bagi mereka semua.

"Ada apa?" Jungsoo keluar dari salah satu ruangan dirumah tersebut.

Dia lalu menatap istrinya dan mengajak wanuta itu untuk masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan para siswa yang duduk diruang tamu rumah.

"Pak, apa yang mereka bicarakan tadi? Ada korban lagi?" tanya istrinya gelisah.

Jungsoo mengangguk.

"Jadi mereka bagaimana?"

"Mereka seharusnya pulang, bukan malah kesini."

"Semakin kamu sembunyikan, semakin banyak korban. Aku udah gak tahan sama gangguan-gangguan yang ada. Aku capek. Kamu juga kan?" keluh sang istri sambil memegang lengan kokoh suaminya.

"Mau gimana lagi? Aku juga gak bisa apa-apa, usaha aku gagal karena Jessi udah berani nampakin diri secara terang-terangan."

"Apa salah satu dari mereka, adalah anak yang lihat hantu itu? Yang pernah kamu ceritain waktu itu sama aku." tanya istrinya, yang dimaksud adalah Xiyeon.

"Iya, yang anak perempuan rambut coklat sebahu. Tapi gak cuma dia, ternyata 2 temannya lagi juga indigo."

"Jadi?"

"Aku pikir kalo mereka yang bakal jadi korban selanjutnya ternyata bukan, malah orang lain. Aku juga kaget sama berita itu."

"Kenapa bukan mereka? Bukannya Jessi nampakin wujudnya sama yang bakal dia ambil?"

Jungsoo menggeleng tidak tahu, "Aku juga gak tau, tapi pas malam aku nolongin salah satu dari mereka, Jessi emang gak ada mau nyakitin anak itu."

Mereka terdiam untuk sesaat.

"Tapi, kematian siswa sebulan lalu itu bukan karena Jessi." yang dimaksud Jungsoo adalah Lisa.

"Kenapa kamu bisa ngomong kayak gitu?" tanya istrinya khawatir.

"Aku ini tau Bu yang mana perbuatan Jessi dan mana yang bukan. Dan kematian tragis pagi tadi itu baru perbuatan Jessi."

"Arwahnya gak pernah tenang, aku takut nanti kita sendiri yang jadi korban. Arwah Jessi sudah bercampur dengan iblis, dia terlalu lama diikat didunia." istri Jungsoo beralih duduk di pinggiran kasur dengan raut wajah gelisah.

Terror Of Death ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang