.......
"Ini di minum."
Jungsoo—seorang laki-laki paruh baya yang bekerja sebagai petugas keamanan asrama, memberikan air putih pada Xiyeon. Jungsoo diam-diam membawa Xiyeon dan temannya ke mess yang berada tidak jauh dari asrama.
Mulanya dia mendapat shift tugas malam ini dan tidak sengaja melihat kedua anak laki-laki berjalan mengendap-endap keluar asrama, mereka berdua adalah Lucas dan Sanha. Kemudian Jungsoo mendengar suara teriakan dan tangisan seseorang hingga mereka mengikuti sumber suara dan menemukan Xiyeon yang terduduk ketakutan di belakang asrama.
Jungsoo menyelamatkan Xiyeon dan mengusir sosok Jessi meski pada akhirnya dia terbatuk usai melihat kembali sosok itu. Sementara Lucas dan Sanha langsung lemas bahkan dari jarak kurang dari 2 meter membuat Jungsoo menitah mereka untuk tidak mendekat.
"Kamu kehilangan banyak energi jadi harus istirahat dengan stabil." nasehat Jungsoo pada Xiyeon.
Xiyeon yang baru selesai meminum air yang Jungsoo berikan, mengangguk lemah.
"Teman kalian ini bernasib bagus," Jungsoo menatap Lucas dan Sanha bergantian, "Sosok itu Jessi, siapapun yang lihat Jessi pasti bakal mati dan teman kalian hampir jadi korban."
Sanha menoleh pada Xiyeon, "Tapi temen saya gak papa kan Pak?" tanya Sanha panik.
"Saya gak jamin, soalnya Jessi udah nampakin diri ke dia, mungkin dia bakal jadi incaran Jessi."
"Bapak jangan ngomong gitu dong—"
Lucas menyela perkataan Sanha dengan mendorong tubuh pemuda yang duduk itu ke belakang hingga bersandar pada kursi yang di duduki.
"Jadi rumor tentang Jessi itu bener adanya?" tanya Lucas dan Jungsoo mengangguk, "Orang-orang yang jadi korban Jessi itu beneran juga?" lagi-lagi Jungsoo mengangguk.
"Bapak bilang siapapun yang lihat Jessi bakal mati, apa kabar dengan Bapak? Sebenarnya Bapak ini siapa?" tanya Lucas menuntut.
"Saya juru kuncinya."
Jawaban Jungsoo membuat ketiga pelajar itu menatap satu sama lain untuk sesaat.
"Tunggu dulu, Bapak yang pernah lihatin saya pas kami mau ke ruang musik kan?" Xiyeon mengingat sosok petugas keamanan yang kala itu melihatnya dengan tatapan yang tidak biasa.
Jungsoo mengangguk, "Karena saya lihat kamu anak indigo yang cukup berbeda."
Xiyeon menganggukkan kepala sambil mencerna perkataan Jungsoo.
"Jessi itu arwah jahat yang sudah bercampur sama iblis karena dia udah lama terikat didunia. Dia gak bisa pergi dari dunia sebab masih ada dendam pribadi." jelas Jungsoo membuat ketiga anak muda didepannya memfokuskan diri padanya.
"Saya udah 10 tahun bekerja disini, 5 tahun yang lalu ada salah satu siswa di asrama ini ditemukan meninggal digudang dengan setengah wajahnya dibuang, dan jasadnya dikubur dibawah keramik gudang belakang." lanjut Jungsoo.
"Siapa yang lakuin itu ke dia? Kenapa kasusnya gak muncul di tv? Aneh." sela Sanha.
"Saya juga gak tau siapa pelakunya, yang pasti ada guru diasrama ini yang gak sengaja ketemu sama jasadnya digudang belakang, setelah kami lihat kondisinya kami berasumsi kalo dia sempat dilecehkan sebelum dibunuh. Karena takut mempengaruhi eksistensi asrama, jadi kematiannya ditutupi, pagi itu saya terpaksa harus ngancurin keramik digudang itu buat masukin jasad Jessi kedalam sana, tanpa sepengetahuan orang-orang diasrama ralat ada beberapa pihak asrama yang tau," Jungsoo sedikit tersenyum miris dengan pandangan yang kosong, mungkin dia merasa bersalah karena melakukan hal itu, "Jessi dinyatakan hilang setelah hari itu, dari keluarga gak ada yang mencari dia. Diketahui dia seorang piatu dan Ayahnya pemabuk yang gak perduli."
![](https://img.wattpad.com/cover/187977329-288-k712199.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terror Of Death ✓
Fanfic[Kpop Fan Fiction] Semua masih baik-baik saja sebelum kematian tragis di asrama dan rumor menyeramkan yang bermunculan. Gangguan mistis terus dirasakan sampai akhirnya menjadi teka-teki menyeramkan yang harus di pecahkan dan diwaspadai. [written by...