"Aww!" Aku meringis kesakitan, memegangi punggungku yang mengenai batang pohon. Padahal aku sudah sering melakukannya, tapi aku selalu saja terjatuh. Aku memang payah.
"Seharusnya aku mempersiapkan kasur sebelum melompat"
Aku berjalan mengendap-endap menyusuri lorong, berharap tidak ada guru yang lewat.
"Sel! Marsel!" Aku mengetuk pelan jendela kelasku, di seberang sana adalah meja teman baikku. Marsel.
Marsel mengedarkan pandanya, mencari siapapun yang memanggilnya. Akhirnya matanya tertuju padaku."Lo telat lagi Ndra?"tanya Marsel.
"Kalo gue gak telat, ngapain gue ngendap-ngendap kaya gini. Mikir dong!" ucapku sewot.
"Iya juga ya!" Marsel menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Sekarang lo kasih tau gue. Tuh guru botak berkumis udah nongol belum?!" Marsel menatapku bingung.
"Maksud lo, pak Bima guru fisika, plus guru killer?""Iya! Ada gak!" ucapku meminta Marsel untuk cepat.
Marsel mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru kelas. Lalu menggeleng."Gak ada" aku bersiap untuk masuk, namun seseorang menepuk bahuku.
"Apaan sih pegang-pegang. Gue harus cepet sebelum pak Bimo yang botak berkumis itu dateng".
"Eehhh!...." pak Bimo menjewer telinga kananku.
"Tadi bapak pegang-pegang saya? Kok bapak genit sihh" ucapku polos.
"GANENDRA!" muka pak Bimo merah padam, dia marah besar.
Mati akuuuu😰."Kamu tadi manggil bapak 'Botak Berkumis'!" kali ini aku sedang di introgasi di depan kelas.
"Rambut bapakkan gak ada, alias botak. Bapak juga memiliki kumis yang panjanggg plus tebal. Jadi, dimana letak kesalahannya?" ucapku tanpa rasa berdosa. Teman-teman sekelasku tertawa mendengar ucapanku, ditambah lagi muka pak Bimo yang sudah mirip tomat yang matang sempurna, merahhhh.
"DIAM!" pak Bimo membanting buku yan ada di atas mejanya. Semua orang terdiam, termasuk aku.
"Ganendra! Berdiri di depan dengan sebelah kaki terangkat dan jewer kedua telingamu sampai jam pelajaran pertama SELESAI!"
"Tapi pak...,"aku mencoba menolak. Namun malah di hadiahi belototan tajam yang menusuk hingga ke Jantung! Eya lebay😆.
"Sekarang kumpulkan buku PR fisika kalian" pak Bimo membuka pelajaran hari ini dengan menagih PR minggu lalu. Pak Bimo menatapku.
"Ganendra, kumpulkan PRmu".
"Ehhh...., saya lupa bawa pak"
"Kamu lupa bawa ya Nendra" pak Bimo tersenyum, namun bukannya manis. Senyum pak Bimo malah membuatku bergidik ngeri.
"SEKARANG BERDIRI DISITU SAMPAI JAM MAKAN SIANG! mulutku mengangga, tak percaya. Tapi apa boleh buat. Sekarang aku hanya bisa pasrah di jadikan bahan lelucon seisi kelas😧.
💐💐💐 Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
What Should I Do
Ficción GeneralMasa lalu biarlah berlalu....Bukankah begitu? Apalagi jika masa lalu mu adalah mimpi burukmu. Tapi suatu hari masa lalu itu datang kembali menghampirimu. Menarikmu kedalam setiap kejadian yang menjadi bayang bayangmu. Sekarang.....Apa yang harus aku...