THE BOYS (PART 2)

44 0 0
                                    

Hanya karena lelaki dia berani menukar kesetiaan diantara kita.
Baiklah, aku cukup tau saja sedalam mana kesetiannya.

=================================

"Girls, haruskah kita membahas hal ini sekarang. Di saat pergantian usiaku?" tanyaku setengah panik.

"Lho, mengapa tidak?" Potong Lyla masih dengan ekspresi menjengkelkan. Jelas sekali dia masih berusaha menyudutkanku. "Al, Lou. Apakah kalian terima jika diantara kita ada yang menyembunyikan sesuatu?"

Keduanya menggeleng lalu balik memandangku penuh selidik. Sakit kepala mendadak menyerangku. Aku yakin ini akibat terlalu banyak minum bir serta tekanan batin yang terus menyerangku. Jangan roboh sekarang Darl. Kau tidak lemah.

Setelah menarik nafas panjang, aku menyiapkan kata-kata yang tepat.

"Baiklah. Aku memang sudah berpacaran dengan Mathieu, teman sekelasku di sekolah bahasa Prancis." aku mengaku dengan suara bergetar. Tak berani aku memandang mata mereka satu persatu setelah ini.

Alea dan Louisa serempak terperangah tak percaya. Alea buru-buru melontarkan pertanyaan "Mathieu? Siapa dia? Ba...bagaimana mungkin kau menyembunyikannya dari kami, Darl?"

"Sejak kapan Darl?" sambung Louisa dengan kedua tangan menutup mulutnya, syok mendengar pengakuanku.

Aku melirik Lyla beberapa saat. Bahkan senyuman liciknya belum sirna sejak tadi.

Aku masih menunduk dengan suara pelan "Maafkan aku, Girls. Kejadiannya sudah sebulan yang lalu. Dia mengungkapkan perasaannya langsung padaku setelah kelas berakhir."

Mata Alea mengerjap berkali-kali dan tangannya terlipat di dada, "Mengapa kau tidak mengatakannya pada kami selama ini?"

Aku takut-takut menatap Alea dan Louisa. Berharap mereka berubah pikiran untuk tidak mengadiliku seperti ini. Tetapi, sesungguhnya aku lebih geram lagi kepada Lyla. Di ujung sana dia tak bergeming, seakan tugasnya hanya menyalakan api lalu menonton kobarannya dari jarak jauh.

"Jujur, aku yakin kalian tidak akan menerima Math." jawabku terbata-bata. Kali ini aku berani bertaruh bahwa ini adalah jawabanku yang paling jujur dan Lyla tahu tentang ini.

Aku segera menjelaskan semuanya. Math berasal dari negara bagian lain dan ia belajar di sekolah bahasa Prancis dengan tujuan masuk ke salah satu universitas Ivy League. Jadi, kami memiliki visi dan misi yang sama. Inilah salah satu alasan aku mulai menyukai sekolah bahasa Prancis yang sebenarnya sangat menyita waktu akhir pekan.

Karena tujuan itulah, Math termasuk tipe lelaki yang serius dan cerdas. Sangat berbeda dengan kami semua yang suka berfoya-foya. Aku tak mau membuat Math tersinggung dan menilaiku sebagai gadis kota kebanyakan Jadi, saat itu pilihanku adalah tidak mengumumkan pada siapapun perihal hubungan kami. Kecuali Lyla.

Lyla bisa tahu ini semua karena seminggu yang lalu, tanpa sepengetahuanku dia baru saja mendaftarkan diri di Sekolah Bahasa Prancis yang sama denganku. Tentu saja dia melihat kedekatanku dan langsung bertanya padaku. Saat itu aku mempercayainya. Aku berharap besar padanya untuk tidak membocorkannya pada Alea atau Louisa.

Alea dan Louisa serempak mendengus kesal lalu menjauhiku.

"Darl, kami tidak serendah itu untuk menolak Math." tukas Alea dengan muka ditekuk. Aku paham mereka berdua tersinggung. Bahkan Louisa memalingkan wajahnya, tak sudi melihatku.

My PsychoPALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang