Dear You.
Kau tahu, pagi ini aku sedang menyaksikan momen paling berharga dalam hidupku, yaitu melihat suamiku, Dr. Pierre (aku tegaskan ia bukan Charlie) sedang menimang anak pertama kami yang baru lahir sebulan lalu. Oiya, mungkin kau sudah mendengar kabar ini lebih dulu.Senang bila kau sudah mendengarnya.
Sesungguhnya aku tak pernah menyesali pertemuan pertama kita berdua. Saat kau pertama kali menyapaku di apel penyambutan siswa baru. Aku jugaa tidak pernah menyesal saat kau merekrut Alea dan Louisa tanpa berkompromi dulu. Moment kau menjemputku setiap hari, bersenang-senang, menonton film twilight bersama, makan di McD, sampai akhirnya kita berseteru. Kau ingat kejadian saat kau meminta maaf padaku di ruang klub radio? Aku tahu kau sudah melupakan harga dirimu saat itu demi aku.
Tapi jika kau tahu, aku tentu tidak melupakan malam dimana kau memukul kepalaku dengan gagang gunting rumput dan mencoba membunuh Caroline. Sejak saat itu aku tahu wujudmu yang sesungguhnya. Kau begitu hanya karena cintamu pada Charlie. Kau sanggup membuatku masuk penjara hanya karena cinta. Kesakitanku tidak berhenti disitu, kau tahu? Aku masih menderita setelah keluar dari penjara. Aku harus pindah ke Prancis untuk mencari ketenangan lalu menjalani perawatan bertahun-tahun di rumah sakit jiwa. Kau tentu tak tahu rasanya mengalami semua itu.
Kau sadar, kau telah membuktikan betapa buruknya dirimu. Kau manipulatif. Psycho!
Well, aku akan menyudahi drama ini. Aku sudah memaafkanmu sejak kau pertama kali kau menuduhku sebagai pembunuh di ruang bawah tanahmu. Aku tak akan menyesali empat tahun penuh lika-liku drama yang pernah kita lewati, baik saat kita bersahabat maupun saat kau menusukku dari belakang dan merusak seluruh impian yang sudah aku bangun sejak awal. Yeah, aku justru bersyukur bisa menemukan orang-orang yang sangat baik padaku setelah perlakuanmu kepadaku.
Ingatkah kau, aku pernah memafkanmu sekali tetapi kau menyia-nyiakan kepercayaanku?
So Long, Bitch!
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
My PsychoPAL
ChickLitAku pikir dengan mengampuninya bisa mengubah dia menjadi pribadi yang lebih baik. Nyatanya dia justru semakin menjadi-jadi, menciptakan drama-drama agar aku bertahan di sisinya. Esok adalah kesempatan emasku. Kali ini aku harus membulatkan tekad un...