Pernahkah kalian mendengar pepatah sepandai-pandainya kalian menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga baunya.
______________________________________
Tepat pukul 19.00 silih berganti tamu berdatangan menuju kediaman Lyla. Hampir seluruh siswa The Upper School menunjukkan batang hidungnya. Pertama-tama mereka akan menyapa Lyla, Darla, Alea, dan Louisa di ruang keluarga yang telah ditata dengan sentuhan klasik dan mewah. Kami berempat duduk di satu sofa dengan gaun malam yang indah. Tapi kuakui, malam ini takkan ada yang menandingi kecantikan Lyla.
Dia tampil sangan anggun malam ini.
Tiba-tiba aku teringat tentang kejadian sore tadi tentang Alea dan Louisa. "Al, Lou, aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian."
Bukan jawaban yang kudapat melainkan mata Alea yang mendelik seakan menunjuk ke arah datangnya tamu. "Shht, mereka datang."
Aku langsung menoleh ke arah pintu dan sudut bibirku sontak tersenyum. Spontan aku berseru tanpa mempertimbangkan ketiga sahabatku "Charlie!"
Charlie langsung melihatku dan melambaikan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya dibiarkan menggenggam tangan wanita pujaan hatinya, Caroline. Mereka sangat serasi dengan padanan warna gaun dan tuxedo yang sama yaitu navy blue. Keduanya menghampiri kami dengan senyuman ramah.
"Hai Charlie, selamat datang di pestaku." kata Lyla dengan senyuman dingin. Aku berusaha tidak mengkritiknya. Ini bahkan sudah menjadi permulaan yang bagus untuk Lyla menghadapi Charlie dan Caroline.
"Senang bisa datang kemari, Lyl. Terima kasih sudah mengundang Caroline." jawab Charlie santai sambil membenarkan posisi lengan blazernya.
"Senang berkenalan denganmu, Lyla." sambung Caroline seraya mencium pipi Lyla. Aku, Alea, dan Louisa hanya bisa melihat Lyla mematung.
"Well, enjoy the party guys!" potong Louisa, mempersilakan Charlie dan Caroline ke taman belakang.
Aku dan Alea langsung merapat ke Lyla. Matanya berusaha mengerjap berkali-kali. Dengan cekatan aku mengambil ice lemon tea di sudut ruangan dan menyodorkannya kepada Lyla. Lyla meneguknya pelan. Kami bertiga memeluk Lyla berbarengan.
"Kamu sudah melakukannya dengan baik, Lyl." aku menyemangati Lyla dan ia menyambutku dengan pelukan yang sangat erat.
Pelukan ini terasa sungguh berbeda.
***
Setengah jam kemudian, Lyla naik ke atas stage yang terletak di depan kolam renang. Semua tamu nampak memperhatikan Lyla sambil menyesap minuman yang telah dihidangkan. Di penghujung pidatonya, Lyla menyebut nama kami bertiga dan menegaskan bahwa THE GIRLS telah bersatu kembali jadi seluruh siswa di The Upper School bisa menerima kami.
Meskipun ada beberapa tamu yang terlihat mengumpat -membicarakan track record kami selama ini yang penuh drama- sebagian besar memilih bertepuk tangan untuk pidato Lyla. "Oiya jangan lupa, Minggu depan kita ujian dan bersenang-senanglah sebelum ujian guys!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My PsychoPAL
ChickLitAku pikir dengan mengampuninya bisa mengubah dia menjadi pribadi yang lebih baik. Nyatanya dia justru semakin menjadi-jadi, menciptakan drama-drama agar aku bertahan di sisinya. Esok adalah kesempatan emasku. Kali ini aku harus membulatkan tekad un...