Lino keluar dari kamar mandi dalam keadaan yang lebih segar. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut panjangnya itu. Setelah merasa cukup kering, Lino berjalan dan menghempaskan diri dikasur empuk miliknya.
Matanya menatap menerawang kelangit-langit kamar. Ia kembali terpikir akan ucapan Seungmin tadi sore.
Flashback...
"Lalu?"
"Hm. Aku rasa pembunuhnya adalah orang yang sama. Kenapa aku bilang begitu karna Siyeon bilang bahwa cara sipembunuh itu sama. Bahkan dia sempat bilang kalau suara, tindakan yang dilakukan pembunuh itu benar-benar sama. Karna itu aku yakin pasti pembunuh korban pertama adalah orang yang sama dengan orang yang membunuh korban kedua."jelas Seungmin panjang lebar.
"Apa kau yakin begitu? Aku rasa orang itu terlalu bodoh untu melakukan pembunuhan terhadap dua orang dalam sehari. Apalagi kau bilang ia sempat bicara tadi."balas Renjun.
"Yaa!! Siyeon yang bilang begitu padaku. Lagipula aku kan hanya bilang kalau aku rasa pembunuhnya sama. Ck kau ini."
Flashback off...
Lino mendudukkan dirinya tanpa pikir panjang ia meraih ponsel miliknya diatas nakas tempar tidur. Ia mengotak-atik ponsel miliknya seolah mencari sesuatu. Setelah mendapatkan apa yang dia cari kini seisi ruangan sudah terdengar dengan nada sambung yang masih setia berbunyi.
'Halo...apa apa Minho?'
'Hm. Aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu.'
'Seungmin sudah cerita ya? ck dasar anak itu.'
'Baiklah apa yang ingin kau ketahui Mr. Lee?'
'Ceritakan semua yang bisa kau ceritakan padaku.'
Siyeon menceritakan semuanya pada Minho tanpa terkecuali. Untuk sesaat Minho terdiam.
'Minho? kau masih disana?'
'Ya. Aku juga beranggapan sama seperti Seungmin setelah mendengarnya langsung darimu. Lalu apa yang akan kau lakukan?'tanya Lino.
'Hhhh...entahlah aku jadi takut besok menghadapi penelpon-penelpon itu. Aku hanya tak bisa membayangkan kalau itu akan terjadi lagi padaku besok.' desah Siyeon disebrang sana yang diiringi tawa dari Minho.
'Kau tak perlu takut. Itu sudah resiko kitakan. Selamatkan atau ucapkan selamat jalan pada korban.'
'Hey kau ini membuatku merinding saja.'
'Hahahahaa...Yasudah kalau begitu sampai besok'
tutt...
Panggilan diakhiri sepihak oleh Lino. Akhirnya ia bisa tidur dengan tenang malam ini setelah mendengar penjelasan Siyeon tadi.
Waktu pun berlalu dengan cepat. Disaat semua makhluk tertidur, berbeda dengan Lino yang masing terjaga. Ia tak bisa tidur, padahal ia rasa rasa penasarannya sudah terbayarkan tadi, tapi tetap saja tidak membuahkan hasil.Ia melirik jam dinding miliknya. 24.00, ini seudah tengah malam dan harusnya ia tidur sekarang agar besok ia bisa bekerja tanpa ada gangguan. Akhirnya ia memilih untuk bermain game dilaptop miliknya alih-alih merasa ngantuk malah kini ia merasa tak bisa tidur. Ia mengeluarkan layar yang menampilan game yang ia mainkan menjadi fitur pencarian.
Tangannya sibuk mengetik sesuatu di keyboard nya dan enter.
Matanya makin menyipit menemukan sesuatu yang ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Call
Randomkisah ini berawal dari seorang pemuda bernama Lee Minho yang bekerja disalah satu instansi pemerintah dalam hal perlindungan dan keamanan. Suatu hari ia mendapat panggilan dari seseorang bernama Seo Changbin. Mengaku bahwa dirinya tengah disekap...