11.

12 3 0
                                    














          Disana ada....




Changbin yang diikat telentang diatas sebuah brangkar? Entah Minho tak tau pasti apa itu memang brangkar atau tempat tidur yang mirip dengan itu.

   Disamping kiri dan kanan tempat Changbin diikat terdapat banyak alat-alat medis. Minho tak habis pikir, manusia yang satu ini apa maunya sebenarnya?

    Changbin yang sudah babak belur tak berdaya hanya pasrah ketika seorang pria yang kini sedang menoreskan pensil berwarna pada sekitaran wajah Changbin.

Dari tempat Minho menyaksikan semua itu, ia bisa mendengar rintihan Changbin yang berusaha melepaskan diri tapi tak bisa.

"Dari pada kau menyiksaku isshhhh s-seperti ini lebih baik kau langsung bunuh saja aku."lirih Changbin.

"Aku tak akan membunuh secepat ini. Aku ingin kau merasakan apa yang kedua adikku rasakan. Kematian yang menyakitkan dan secara perlahan. Aku ingin kau merasakannya juga."Jawab pria itu.

"Apa kau gila?!! Aku bukan adikmu!! Lagi pula aku tak pernah ada urusannya dengan kalian. Siapa pun kau lepaskan aku!!"bentak Changbin yang mulai frustasi. Ia benar-benar sangat berharap Minho datang menolongnya saat ini.

  "Kau bertanya kenapa? Salahkan pada dirimu kenapa kau mirip dengan mereka!!"pria itu berucap sambil meletakkan pensilnya tadi.

"Heyy dimana pisau kecil itu!! Dimana aku terakhir kali meletakkannya?!"pria itu pergi ke pintu yang ada disudut kanan ruangan.
   Minho yang merasa ada peluang untuk menyelamatkan Changbin langsung berlari.
   Changbin yang merasakan seseorang yang berlari mendekat langsung menoleh.
"S-siapa kau?!"tanyanya.

"Aku Minho. Cepatlah."Minho membantu Changbin untuk turun dari brangkar itu dan keluar dari sana.
Namun, keberuntungan belum ada dipihak mereka. Saat Changbin dan Minho hendak berjalan keluar dari sana, pria tadi kembali seraya membawa pisau kecil ditangannya.

"KAU!! BERANINYA KAU!! JANGAN KABUR KALIANNN!!"teriaknya.

"CHANGBIN AYOOO!!"Minho dan Changbin berlari keluar dari ruangan itu diikuti pria tadi yang mengejar mereka sambil membawa pisau ditangannya.

 

Srettt



  Brughhh

Pisau yang dilemparkan oleh pria tadi hampir saja menembus lengan Minho.





















Kantor 911.






   Lisa sedari tadi menangis dipelukan Seungmin. Sudah tiga jam lebih Minho tak bisa dihubungi. Saat Renjun hendak memberikan arahan pada Minho tiba-tiba sambungan terputus dan Minho tak bisa dihubungi lagi.


"Sudahlah Liss...bisa saja batrai ponselnya habis atau jaringannya memang sangat buruk disana. Jangan khawatir Lino itu pantang menyerah. Aku yakin dia akan membawa Changbin pulang dengan selamat."pujuk Renjun.

   Lisa tak mendengarkan. Dia hanya ingin Minho pulang. Harusnya dia tak mengizinkan pemuda yang dicintainya itu pergi.

"Lisaaaa...."Panggil Bambam.

Bambam langsung datang ketika Seungmin mengabari jika Minho hilang kontak dengan mereka saat ingin menyelamatkan seseorang dan Lisa yang tak hentinya menangis.

   Lisa langsung berhamburan kepelukan Bambam.
"Kakak dia tak kembali!!"rengek Lisa.

"Sejak kapan seorang Lee Minho menyerah. Percayakan saja semua padanya. Dia pasti kembali."bujuk Bambam.




The CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang