6.

11 4 0
                                    











Masih dihari yang sama, Minho tengah berada disebuah cafe didekat taman kota. Matanya hanya menatap makanan dihadapannya tanpa niat sedikitpun membuat orang yang berada didepannya hanya menghembuskan nafasnya kasar.
Ia tak tau apa yang terjadi pada temannya itu hingga dia seperti ini.

"Ya. Mau sampai kapan kau hanya memandangi makanan itu, hm? Ayo dimakan."Pinta orang tersebut tapi masih tak dihiraukan oleh Minho.

Ia kembali menghembuskan nafasnya panjang sambil menatap iba temannya itu.

"Hhhhhh....Kau ada masalah apa? Jangan hanya diam layaknya tubuh tanpa nyawa. Kau kan bisa ceritakan padaku."

"YAAA!!!"Teriaknya hingga membuat Minho sadar dari lamunannya.

"Ya?"

"Hhhhhh...kau ada masalah apa hyung ?"Tanya Hyunjin.

Ya. Pemuda yang sedari tadi bersama Minho adalah Hwang Hyunjin.

"Aku lelah."lirih Minho.

"Kau bisa ceritakan padaku hyung."

"Hm....Kau tau kan dimana aku bekerja..."Hyunjin hanya menganggukkan kepalanya.

"Beberapa hari yang lalu aaahh tidak tidak satu minggu yang lalu saat aku mendapat telpon dari Zira penelponku menjadi korban dan tadi aku juga penelponku bersanib sama dengannya. Aku...aku rasa pembunuhnya sama jin aku yakin."Ucap Minho.

"Apa maksudmu hyung ? Memangnya apa yang membuatmu begitu yak---"Ucapan Hyunjin terpotong dengan teriak seorang Huang Renjun dari pintu masuk hingga membuat seluruh atensi menatap mereka.

"YAA!! LEE MINHO TEGANYA KAU PADA KAMI!! KAU HILANG DARI KANTOR DAN TERNYATA MALAH DIS--Hhmmppp!"dengan sigap Seungmin membekap mulut oknum Renjun sementara Lisa hanya membungkuk meminta maaf karna mengganggu makan makan mereka.

"YAAA!!--"

"Sttt tak bisakah kau kecilkan volumemu itu?"Bentak Lisa.

"Ya!! Kau ini apa-apaan hah kemari tidak memberitahu kami sama sekali. Kami khawatir!!"Ucap Renjun. Minho hanya diam tanpa niat untuk membalas ucapan Renjun tadi. Hyunjin yang paham keadaan memberi kode pada Renjun, Lisa, dan Seungmin agar membiarkan Minho tenang.

"Kau tidak bisa diam apa? lihat Minho."bisik Seungmin sementara Renjun hanya cengengesan.

Mereka bertiga lalu duduk disamping Hyunjin dan Minho.

Minho lalu menatap teman-temannya satu persatu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau bisa lanjutkan hyung."ucap Hyunjin dan Minho hanya mengangguk.

"Kalian pasti tau saat aku mendapat panggilan dari Zira disaat itu pula penelponku menjadi korban bukan? Aku rasa pembunuhnya sama dengan penelponku yang tadi. Itu karna ada beberapa hal yang sama seperti jumlah tembakannya sama-sama sebanyak lima kali tembakan dan tempat terjadinya juga di Distrik 9 namun berbeda blok saja."jelas Minho yang membuat teman-temannya bungkam.

"Aku rasa itu pasti sebuah kebetulan saja no."ucap Lisa.

"Tapi bisa jadi tidak bukan?"semua yang berada disana langsung menoleh kearah datangnya suara.

"Kalian rindu padaku?"ucap laki-laki itu sambil mendekat.

"Bambam hyung!!"ucap Seungmin dan Renjun bersamaan.

"Wahh wahh lihat siapa yang datang...seorang komposer huh!!"sindir Hyunjin yang mengundang tawa sahabatnya.

"Yaa!! Kau bocah kecil kau tidak pernah berubah ya?!"ucap Bambam yang kembali mengundang tawa.

"Ahahahaa...kalian ini selalu saja."ucap Lisa.

Saat sedang asik tertawa kemudian lagi seseorang datang mendekati mereka.
"Wah jadi inikah namanya sahabat? Kalian berkumpul disini dan hanya aku yang tidak kalian ajak? Dan-- Yaa! Kau komposer jelek kapan kau datang!"ucap Minhyuk misuh-misuh lalu ikut terawa.

"Hahahha aku baru saja sampai karna lapar aku mampir kemari dan ternyata bertemu kalian semua waaah sesuatu yang tidak sengaja tapi sangat menguntungkan." Bambam berucap sambil menghemntikan tawa mereka semua.

"Nah apa yang kalian bahas tadi huh?"tanya Bambam.

"Hhh? Kalian bahas apa?" tanya Minhuk lagi.

"Yaa!! Kalian berdua ini! Haruskah aku mengulang untuk ketiga kalinya?"dengus Minho.

"Kau ini bagaimana?! Makanya kalau ingin cerita ajak kami semua dan lagipula kita sudah lengkap apalagi. Oh ayolaaah aku jamin kau tak akan mengulangnya lagi hyung."pinta Seungmin.

"Huhhh baiklah-baiklah."Dan setelahnya Minho mengulangi kembali apa yang ia ceritakan pada Hyunjin, Lisa, Renjun, dan Seungmin.

"Apa kau yakin?"tanya Minhyuk ragu.

"Bisa jadikan."

Tiba-tiba Seungmin mengambil ponsel miliknya dari dalam saku celana miliknya lalu mengotak-atik sesuatu dan berakhir menempelkan benda pipih itu ketelinganya.

Tak perlu lama panggilanpun tersambung dan tak lupa pemuda bermarga Kim itu men-loud speaker panggilan tersebut.



'Ya ada apa min? tak biasanya kau menelponku?' tanya seseorang disebrang sana.

"Aahhh aku hanya ingin bertanya soal penelponmu yang pernah jadi korban, apa kau bisa mengatakan lokasi dan sesuatu yang berhubungan dengannya?"tanya Seungmin.

'Apa ini ada hubungannya dengan Minho? Baiklah kalau begitu sebentar aku cek dulu...aduh mana diaaa...aahhh ketemu. Tanggal terjadi 5 juni pukul 15:15... Korban dinyatakan meninggal diTKP dengan luka tembakan yang diberikan oleh pelaku dan posisi korban berada diruang kerja dirumahnya.' Jelas Siyeon.

Semuanya diam, lalu Lisa angkat suara.

"Halo, Siyeon ini aku Lisa ahhh tidak maksudku kami ingin tau dimana lokasi tepatnya?"tanya Lisa.

'Wah kalian bolos ya ahhaha...ah maaf lokasinya berada di Distrik 9 blok C no. 55.'

"Berapa jumlah tembakannya?"tanya Renjun.

'Lima kali.' balas Siyeon yang membuat Minho dan yang lain terkejut.

"Apa ada hubungannya dengan penelponnya Siyeon waktu itu?"tanya Minho yang membuat atensi teman-temannya mengarah padanya.

'Hhmm...Minho jika aku boleh tau, apakah warna rambut kedua korbanmu itu?' Tanya Siyeon yang membuat Minho heran.

"Pirang ya pirang warnanya pirang. Ada apa?"Tanya Minho lagi.

'M-minho...korbanku...j-juga berwarna rambut yang sama. A-apa jangan-jangan--'

"Apa jangan-jangan pembunuhnya sama?"lanjut Bambam.

'Siapa itu?'

"Oohh itu temanku Hyunjin. Kami ada dicaffe didekat taman kota. Kau tak perlu khawatir."jawab Minho.

'Oh aku kira siapa.'

Semuanya terdiam, kalut dalam pikirannya masing-masing.

'M-minho?' Panggil Siyeon gemetaran.

"Ya. Kau kenapa?"tanya Minho panik.

'P-penelponku yang b-barusan juga m-mendap-pat luka tembakan dengan jumlah yang sama. Aku...aku takut jika ia juga orang yang sama...'

"Kau yakin?"Tanya Minho makin panik.

"Lino jangan panik. Kau harus tenangkan pikiranmu jangan gegabah."tenang Lisa.


"Baiklah jangan panik dan kalau bisa kau kirimkan data penelponmu itu padaku dan juga terimakasih untuk informasi ynag tadi. Aku tutup ya sampai nanti."ucap Seungmin.


'Iya min. Sampai nanti.'

pip...




Setelah panggilan berakhir semuanya kembali hening hanya suara aktifitas yang berada dicafe itu yang menghiasi meja mereka.



"Jadi...bagaimana sekarang?"




Tbc.

The CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang