Hari ini Minho tidak fokus dengan pekerjaannya. Ia takut. Sedari tadi pikirannya melayang entah kemana.
Apakah mereka masih mau menerimanya? Apakah mereka masih menyaganginya? Entahlah Minho pun juga tidak tau.
Sebuah panggilan masuk membuatnya harus fokus.
"Fokus Lee Minho, fokus."gumamnya.
"Yeoboseyo?"sapanya terlebih dahulu.
'T-tolongggg hikss...tolong akuuuu.'
"Ada apa nona?"Tanya Minho
'D-dia ingin hisk...hiks...tolong aku mohon.'
"Jangan panik! Atur nafasmu dulu baru bicara. Nah sekarang katakan padaku, apa yang terjadi padamu?"
'Pria itu ingin membunuhku.' ucapan gadis itu membuat keningnya berkerut.
"Dimana alamatmu?"tanya Minho untuk keselian kalinya.
'Distrik 9 blok A nomor 111'
"Baiklah polisi sedang dalam perjalanan kau tenang saja jangan panik."
"Apa yang dia lakukan padamu?"tanya Minho lagi.
'A-aku kembali dari kantorku karna ada berkas yang tertinggal, namun saat aku masuk kedalam rumah. Aku mendengar suara pecahan kaca dari lantai dua tepatnya diruang baca. Saat aku periksa keatas, pintunya terbuka sedikit dan saat aku ingin melihat apa yang terjadi didalam aku melihat pria itu keluar dengan pisau dan piatol dipinggangnya. Aku berlari hendak keluar tadi ia malah melemparkan pisau itu padaku dan untungnya hanya lenganku saja yang terluka. Aku tak tau harus melakukan apa.' jelasnya yang membuat Minho makin penasaran.
"Tunggu...sekarang kau ada dinama?"
'Aku bersembunyi digarasi. Aku takut dia tau aku disini.'
"Baiklah yang hanya perlu kau lakukan adalah tetap tenang dan jangan panik oke, ah dan satu lagi apa kau melihat wajah atau ciri-cirinya?"Tanya Minho.
'Aku tak bisa melihat wajahnya, dia menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya, tapi aku sempat melihat warna rambutnya.'
"Ah apa?"
'Rambutnya berwarna merah menyala dan juga ia menggukan dua anting salib ditelinga kiri dan alisnya seperti dicukur menyamping.'
jelas gadis tersebut."Hm. Apa kau melihat yang lainnya?"
'Tidak ada.'
'D-dia disini.'
"Jangan panik, jangan meninbulkan suara apapun. Da---"
Dorrr
Dorrrr
'Oh ya Tuhan jangan lagi!!'gumamnya.
Dorrr
Dorrrrr
Dorr
"Yak!! Apa yang kau lakukan!!"
Pip.
Panggilanpun mati secara sepihak yang membuat Minho Frustasi.
"Hyung ada apa?"tanya Seungmin.
"Lagi?"tanya Renjun ketika melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Apa maksudmu dengan lagi?"tanya Lisa.
"Korban jatuh. Ia..."Minho menggantung ucapannya sambil mematap nanar layar komputernya.
"Sudahlah jangan terlalu merasa terbebani oke."ucap Lisa seraya mengelus pelan punggung sahabatmya itu. Lisa tau apa yang dirasakan oleh Minho. Ia juga ikut merasa sedih.
Tak berselang lama layar monitor besar yang ada diruangan mereka kini terpampang jelas bahwa sekelompok polisi tengah menganggakat korban dari dalam garasi disebuah rumah mewah. Minho dan teman-temannya hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh para polisi tersebut.
"Huuhhh....akhir-akhir ini juga banyak terjadi pembunuhan, apalagi perempuan yang banyak menjadi korban. Dan setau ku dalam minggu ini sudah hampir sekitar 15 orang korban pembunuhan yang terjadi di Distrik 9."Jelas Renjun.
Baik Minho, Lisa, dan Seungmin langsung menatap Renjun tak percaya.
"Kau yakin?"tanya Lisa.
"Aku tak pernah main-main dalam bekerja."dengus Renjun.
"Baiklah-baiklah. Sekarang lanjutkan perkerjaan kalian."perkataan Seungmin langsung diangguki yanh lainnya tapi tidak dengan Minho.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini Minho kembali berangkat seperti biasa, datang kekantornya dengan pakaian casual kesukaannya.
Tiba-tiba saja ia sadar akan sesuatu.
"Tunggu tungguu...ah kalau diperhatikan, jumlah tembakan yang ditujukan pada kedua korban sama...dan lokasinya sama-sama di Distrik 9 tapi berbeda blok saja. Aku rasa..."Minho memutuskan mendatangi meja Lisa. Disana Lisa sedang mendapat telpon dan ia memilih untuk menunggu gadis itu selesai dengan pekerjaannya.
"Ada apa No? Kau baik-baik saja?"tanya Lisa yang membangunnya dari lamunan.
"Ah ituu akuu...aku rasa pembunuh dari kedua korbanku sama."lirihnya tapi masih bisa didengar oleh Lisa.
"A-apa...."
"Itu hanya dugaanku saja. Karna ada beberapa kesamaan."lanjut Minho.
Lisa diam."Aku rasa kita perlu bicarakan ini dengan yang lain."Putus Lisa yang diangguki oleh Minho.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Call
Разноеkisah ini berawal dari seorang pemuda bernama Lee Minho yang bekerja disalah satu instansi pemerintah dalam hal perlindungan dan keamanan. Suatu hari ia mendapat panggilan dari seseorang bernama Seo Changbin. Mengaku bahwa dirinya tengah disekap...