Seminggu sudah setelah Zira menelfon Minho, semuanya kembali berjalan seperti semula. Seperti biasa, Minho menunggu penelpon berikutnya.
"Apa Hyunjin sudah dapat informasi, ya?"gumamnya.
Seperti yang kalian tau, Hyunjin pernah berkata kalau ia akan membantu Minho mencari informasi tentang gadis kecil bernama Zira. Dan ini sudah seminggu sejak ia dan teman-temannya berkumpul, Hyunjin masih belum menghubunginya.
"Apa aku telfon dia saja?"
"Ah tidak tidak aku yakin nanti ia akan menghubungiku."ucapnya lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat jam istirahat Lisa mengajak teman-temannya untuk makan siang di caffe tempat mereka bekerja. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Renjun sesekali membuat lolucon yang mengundang tawa teman-temannya.
Tak lama pesanan datang dan tanpa basa basi mereka segera menyantap pesanan mereka.
Ketika semuanya sedang fokus dengan makanan mereka masing tiba-tiba dering ponsel milik Minho mengalihkan atensi mereka.
Hyunjin!!
"Yeoboseyo?"sapa Minho.
'Hyung aku sudah dapat beberapa informasi tentang gadis kecil itu, kuminta agar kau dan yang lain datang kecafe kita berkumpul kemarin.'
Minho tersenyum tanpa sadarnya.
"Baiklah. Jam 5 sore aku dan yang lain akan kesana."
'Yasudah aku tutup dulu aku sedang ada meeting sebenarnya tapi aku permisi ketoilet tanganku sudah gatal ingin menghubungimu. Sudah ya sampai nanti.'
pip.
Panggilan mati secara sepihak oleh Hyunjin.
"Ada apa?"tanya Seungmin.
"Nanti sore kita berkumpul jam 5 sore dicafe kemarin."ucap Minho yang diangguki yang lain.
"Yasudah cepat habiskan makanan kalian. Sebentar lagi waktu istirahat kita akan berakhir."titah Minho.
Skip.
" Haishh kenapa dia belum datang. Menyebalkan. "dengus Renjun.
"Ya!! Ini sudah kedua puluh kalinya nya kau bilang ' Haishh kenapa dia belum datang. Menyebalkan.' aku pusing dari tadi kau hanya bilang itu. Lihatlah Lino hyung yang berkepentingan saja hanya duduk diam."hardik Seungmin sedangkan yang dimarahi hanya cengengesan.
"Maaf aku lama."ucap suara tersebut yang membuat atensi teman-temannya tertuju padanya.
"Kau lama!!"hardik Lisa.
"Iya iyaaa aku tadi ada pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini juga."elak Hyunjin.
"Apa kalian sudah makan? pesanlah aku yang bayarkan."sambungnya. Tanpa babibu teman-temannya mulai memesan makanan yang mereka inginkan.Tak berselang lama, hidanganpun sudah tersaji dimeja mereka. Suara dentingan antara sendok dan garpu mengiringi acara pertemuan keenam sahabat tersebut. Setelah selesai makan Hyunjin pun menjelaskan informasi yang ia dapatkan.
"Gadis itu memang adikmu hyung ."ucapan Hyunjin sukses membuat teman-temannya menganga tak percaya termasuk Minho sendiri.
"A-apa itu benar?"tanya Minho.
"Hm. Dan soal ayahmu..."Hyunjin menggantungkan kalimatnya sesaat.
"Paman menderita kanker darah dan sekarang sudah masuk stadium dua. Zira bahkan sering mereka tinggalkan dirumah seorang diri. Dan perlu kau ketahui...Bibi pernah berencana membunuh adikmu hyung."jelas Hyunjin.
"Tapi, untungnya tetangga mengetahui perbuatan bibi dan menghentikan aksinya."sambungnya.
"Itu tidak mungkin. Aku yakin bibi tak mungkin sekejam itu pada anak-anaknya."elak Minhyuk.
"Memang benar. Itu terjadi saat mereka berada di Amerika untuk menjalani pengobatan paman. Paman masih bisa beraktifitas seperti biasa namun kestabilan tubuhnya tidak akan busa menjamin, kau tau."Jelas Hyunjin panjang lebar. Minho? dia hanya diam mendengarkan perkataan Hyunjin barusan.
"Lino kenapa kau diam?"tanya Lisa namun tidak ditanggapi oleh Minho.
"Lino kau kenpa?"tanya Lisa lagi tapi reaksi Minho masih sama.
"Lee Minho apa kau mendengarku!!!"ucap Lisa sedikit membentak yang sukses membuyarkan Minho dari lamunannya.
"A-ah ya? aku tidak apa-apa."lirih Minho.
"Kau yakim Minho? aku...kami...kita tau kau tidak sedang baik-baik saja."tukas Minhyuk yanh diangguki Renjun.
"Sudahlah. Apa kau tak kasihan pada adik dan orangtuamu? Bahkan mereka mencarimu saat ini."pujuk Renjun.
"Akhiri saja perang dinginmu ini hyung." Pinta Hyunjin.
Minho menatap semua teman-temannya dengan tatapan yang sulit diartikan lalu menundukkan kepalanya.
"Apa mereka menyayangiku?"lirihnya nyaris tak terdengar.
"Mereka orang tuamu, keluargamu Minho jangan begini. Kasian Zira yang sering ditinggal sendirian dirumah. Dan bibi, aku yakin dia juga menyayangimu." Ucap Hyunjin mencoba meyakinkan Hyung nya itu.
"Pulanglah Hyung aku mohon. Setidaknya ini untuk Paman."pujuk Hyunjin.
Setelahnya Minho menganggukkan kepalanya."Baiklah kau siapkan dirimu jika kau mau besok sore kami akan menemanimu kerumah orang tuamu."pinta Hyunjin, lagi-lagi respon Minho hanya sebuah anggukkan.
"Baiklah lebih baik kita pulang dulu. Ini sudah larut."ajak Minhyuk yang diangguki lainnya.
Setelah membayar makanan, keenam sahabat itu pulang kerumah masing-masing.
Esok paginya, Minho berangkat seperti biasa denga pakaian casual kesukaannya. Pemuda nermarga Lee tersebut akhirnya sampai dikantor dan mulai melakukan tugasnya.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Call
Randomkisah ini berawal dari seorang pemuda bernama Lee Minho yang bekerja disalah satu instansi pemerintah dalam hal perlindungan dan keamanan. Suatu hari ia mendapat panggilan dari seseorang bernama Seo Changbin. Mengaku bahwa dirinya tengah disekap...