5. Jadi?

53.7K 2.8K 39
                                    

Makan siang hari ini ditemani dengan dua sahabat Puput sejak SMA. Mereka sama-sama tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, yang artinya saat ini sudah mendapatkan pekerjaan masing-masing. Diantara ketiganya, Puputlah yang paling tidak beruntung. Rani dan Dita-nama sahabat Puput-mendapat pekerjaan yang menjamin kelangsungan hidup mereka kedepannya. Selain itu, tempat serta bosnya juga sangat patut dibanggakan.

Puput sebenarnya ingin pindah di antara kedua kantor yang telah menjadikan teman-temannya sebagai pegawai tetap yang makmur. Tetapi, ancaman dari dalam kantornya membuat Puput mengurungkan niat untuk beralih ke perusahaan lain. Jika Puput langsung diterima, ancaman kantor Pak Sana tak ada gunanya. Masalahnya jika tak diterima di salah satu kantor tersebut maka Puput akan rugi. Sudah tidak mendapat pekerjaan di antara kantor itu juga tidak dapat kembali di kantor awalnya. Gajinya saat ini sudah sangat memuaskan hanya saja ia tidak betah memiliki bos macam Sana.

Peraturan yang dibuat oleh Sana dengan tanda tangan sebesar anak gajah itu ancaman Puput. Sana lebih cerdas dan cerdik dibanding karyawannya. Di dalam peraturan tersebut bertuliskan,

Jika ketahuan melamar pekerjaan sebelum memberikan surat resign maka dapat dipastikan orang tersebut telah dipecat dari kantor.

Nb. Tidak ada tangisan permohonan.

Ttd.
Laksana Adiputra Wijaya Nangun Guna.

Mungkin sebelumnya telah terjadi hal seperti itu. Makanya, Sana menegaskan kembali di awal pertemuan ketika pelamaran di kantornya. Hahaha rencana yang bagus. Seharusnya kecerdasan Sana dipakai juga dalam kehidupannya sehari-hari agar lebih menguntungkan lagi.

"Gimana nih Put. Beneran lo gak mau resign? Mungkin lo bakalan diterima," tanya Rani seraya menyumpit pangsit yang menjadi hiasan mie.

Puput yang sedang asik memakan mienya menoleh ke arah Rani dan Dita bergantian.

"Mungkin, kan?" jawab Puput.

" ... Lo kan tau, Ran, gaji gue besar disini," sambungnya.

Mereka sudah tahu kelakuan bos Puput. Yang sebelumnya merasa risih dengan pekerjaan masing-masing kini bersyukur karena tidak bekerja di kantor Puput.

"Kasian aja kita liat lo gini," ucap Dita.

Puput mengibaskan tangannya bergoyang di udara. "Santai aja, gue udah kebal," ucapnya dengan seulas senyuman lelah. Dita dan Rani saling menatap lalu mengendikan bahu dan kembali memakan mie mereka. Sudah lama rasanya Puput, Rani dan Dita tidak makan siang bersama sejak Puput mulai makan di kantin kantornya karena Sana. Tapi bukan karena Sana saja, kata Puput masakan ibu kantin juga sangat enak.

Saat sedang asik makan, ponsel Puput berdering dan menampilkan nama seseorang disana. Puput tersedak dan segera mengklik ikon warna hijau. Ia berdehem sebelum mengucapkan salam untuk menormalkan nada suaranya.

"Hal-" selalu, Sana selalu memotong salam dari Puput.

"Kamu dimana sekarang?? Saya liat kamu tidak ada di meja."

Puput melirik sekilas ke arah Rani dan Dita bergantian. Mereka memandang Puput dengan raut wajah seolah bertanya 'Pak Bos??'. Puput menjawab dengan anggukan kepala.

"Saya tidak berada di kantor saat ini. Sekarang kan masih waktu makan siang Pak, jadi saya berada di luar dengan teman SMA saya dulu untuk makan siang bersama."

Boss Gue [BS1] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang