Hyebin memandang sepuluh detik. Entah kenapa, tangisannya seketika berhenti kala melihat senyum tipis dari orang di depannya.
"Minum dulu, jangan liatin gue terus." Menyodorkan sebotol air putih milik Hyebin tadi, yang memandang akhirnya berkedip tanda sadar.
"Maaf, ya."
Manusia asing pun mengernyit kedua alis. "Untuk?"
"Buat Kakak kurang nyaman. Aku ngeliatin kakak tadi, pasti Kakak nggak nyaman jadinya."
Orang itu tertawa tiba-tiba. "Santai aja. Lagian lo liat gue karena gue ganteng, kan?"
Hyebin menggaruk tengkuknya perlahan. Melalui tatapan polos, ia menjawab, "Aku lihat karena wajah Kakak terasa familiar di mata aku. Tapi ... kayaknya kita nggak pernah ketemu, kan?"
Yang ditanya lekas bersandar. Melihat jalan sepi sebentar, lalu menghela napas. Tidak tahu juga apakah penting melakukan hal barusan sebelum membalas pertanyaan dari wanita itu.
"Pernah."
Hyebin membelalakkan kedua mata dan menutup mulut menggunakan tangan kanan. Sepertinya ia memang sudah lupa dengan tangisan lima menit yang lalu.
"Maaf, tapi kapan? Aku--"
"Emangnya lo nggak kenal gue? Gue kan terkenal!"
Perempuan surai kecokelatan mengangkat sebelah alis. Terkenal? Bahkan ia tidak pernah tahu manusia di depannya. Hanya familiar, maksudnya sering terlihat namun tidak tahu pasti alias masih abu-abu.
"Aku nggak tau siapa Kakak." Gumam Hyebin yang masih terdengar lawan bicaranya.
Tersirat aura kekesalan dalam diri makhluk asing, tapi masih bisa terkontrol akibat perilaku menggemaskan Hyebin saat berpikir keras. "Gue Yohan, Kim Yohan. Wakil ketua osis sekolah lo dua tahun lalu."
Hyebin tak bergeming, ia justru memandang laki-laki yang menjelaskan mantap nama dan jabatannya dulu. Hingga Yohan melanjutkan perkataan, "Gue aja kenal lo. Hyebin, kan? Adik kelas yang waktu masuk kelompok gue pas lo ospek dulu."
"Oh! Aku inget!" Wanita satu ini akhirnya tersenyum senang. Meskipun mereka tidak pernah berbincang lagi begitu ospek selesai, tapi percayalah, Hyebin yang banyak bicara pada Yohan semasa ospek dulu. Mungkin karena Yohan Kakak pembimbingnya, dan Hyebin menjadi ketua kelompok.
"Baguslah kalau lo inget, gue ikut seneng dengernya." Senyuman pemuda surai hitam ikut berkembang. Baguslah karena suasana canggung menghilang sangat cepat.
"Ayo makan lagi. Gue juga mau habisin makanan gue." Ucap Yohan terakhir sebelum keheningan melanda lagi. Mereka fokus pada hidangan masing-masing hingga suara batuk Hyebin terdengar gamblang.
"Uhuk!"
Yohan mendongak, tertegun akan wajah wanita yang berkeringat dan mengeluarkan air mata. Apa Hyebin menangis lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mate || Kim Minkyu ✔️
Fanfiction[Completed] Tentang Hyebin yang tersiksa menikah dengan idolanya sendiri, Kim Minkyu namanya. ©2019 by diniadudu.