Sepanjang jalan, Hyebin terus berburuk sangka. Ia terlalu sibuk dengan banyak hal; perasaan, pemikiran, dan tubuh Minkyu.
Karena terbuai oleh tatapan memohon milik laki-laki itu, Hyebin memilih untuk cari hotel dekat halte. Tidak lupa lehernya dilingkari pergelangan tangan Minkyu --sebagai bantuan agar pemabuk tersebut mudah berjalan.
Lima ratus meter dari halte, mata mereka menemukan satu gedung mewah. Itu hotel. Perempuan itu tersenyum sebentar sebelum kembali bertanya.
"Kayaknya ini hotel bintang lima, deh. Nggak apa-apa, Kak?"
Jalan terseok-seok, Minkyu menarik pergelangan tangan gadis sekolahan di belakangnya. Terkejut, Hyebin tidak menyangka ia setuju menginap di kawasan semegah ini.
Makin terbelalak kedua mata Hyebin saat tahu harga sewa satu kamar --setara satu bulan jajan sekolahnya.
Gila! Minkyu membayarnya dengan mudah.
"Ayo."
Tidak ingin melewatkan kesempatan, Hyebin semangat mengalungkan pergelangan tangan Minkyu sebelum berjalan mencari kamar pesanan. Gadis surai cokelat hanya menganga akibat desain cantik tiap-tiap benda. Kapan lagi, bukan?
"Kayaknya yang ini, Kak."
Mendapat anggukan, Minkyu lekas mendeteksi kartu lewat scanner dekat pintu. Tambah tercengang Seo Hyebin melihat fasilitas ruangan sebesar ini. Rasanya seperti sewa banyak benda berbahan emas.
"Mewah banget! Kakak pasti nyaman tidur di sini."
Minkyu berhasil didudukkan di atas ranjang besar. Pria itu tersenyum. "Terima kasih. Ah, ngomong-ngomong ... kamu suka kamarnya?"
Yang ditanya mengangguk antusias. Toh dari tadi Hyebin terkesan, mustahil kalau ia tidak suka. "Pasti, Kak. Tapi kenapa tanya aku? Kan yang mau tidur di sini Kakak."
Melihat seringai pemuda di depan matanya, pikiran buruk sangka Hyebin datang lagi. Senyum miring itu ... terlihat tampan dan ambigu.
"Siapa bilang?" Minkyu terkekeh pelan.
Hah?
Hyebin kaget dan gelisah karena seketika tangan besar Minkyu mengenggam pergelangan tangannya. Ini tidak beres. Lelaki satu ini sudah terlalu larut dengan kadar alkohol dalam tubuhnya.
Hyebin harus cepat-cepat keluar.
"M-maaf, Kak. Aku harus pulang sekarang. Selamat beristirahat." Perlahan ia melepas tautan tangan, lalu melangkah pergi.
Minkyu berdiri, jalan cepat menggenggam tangan wanita di depannya. "Aku nggak nyuruh kamu pergi. Bukannya kamu suka? Intinya jangan pergi."
"K-kak--"
"Aku bilang jangan pergi!"
Hyebin masih menepis pikiran terburuknya. Tidak, tidak! Minkyu anak yang dermawan di sekolahnya. Semua orang tahu ia baik hati dan selalu berperilaku positif.
Terpaksa gadis itu membentak, "Tapi aku mau pulang!"
Menepis genggaman sekuat tenaga, kiranya Hyebin lolos berlari menjauh dari pujaan hatinya.
Ternyata tidak.
Minkyu makin mengejar, menarik paksa Adik kelasnya hingga tersungkur di atas ranjang. Lelaki tersebut senyum puas, tertawa seakan nafsu bejatnya terwujud.
Mengunci pintu cepat-cepat, Minkyu mendekat ke arah objek cantik yang berusaha menelepon seseorang. Entah sadar atau masih dalam pengaruh alkohol, ia merampas cepat ponsel Hyebin dan melempar ke sembarang arah.
Sekarang tidak ada lagi yang dapat dilakukan selain menangis dan berserah diri.
Sadarlah, Kim Minkyu.
++
Satu nostalgia lagi selesai, deh.Hayoo kira2 minkyu bablas beneran apa enggak wkwk.
Please vote and comment, yeoreobeun:"
Saranghae💕
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mate || Kim Minkyu ✔️
Fanfic[Completed] Tentang Hyebin yang tersiksa menikah dengan idolanya sendiri, Kim Minkyu namanya. ©2019 by diniadudu.