[04] masalah bekal

3.3K 467 97
                                    

▪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa pun risikonya, Hyebin mau mencoba. Dia bisa melakukan seribu satu cara agar hubungannya tidak diketahui --baik dengan menarik Minkyu ke tempat sepi atau melalui perkataan bohong.

Langkah biasa ia lakukan sepanjang parkiran depan gedung besar, yakni gedung fakultas oseanografi. Hyebin dibuat terkagum akan gaya artistik dalam bangunan tersebut, terkadang mengeluarkan setitik air mata akibat rancangan hebat yang dilihat.

Rasanya seperti memasuki daerah perairan amat cantik --dibuktikan dengan lukisan dinding buatan mahasiswa fakultas oseanografi, serta aroma sejuk bak menghirup udara pantai tanpa cemaran.

Hyebin tidak menyangka Minkyu sepintar itu, buktinya mendapat undangan kuliah di jurusan jarang-jarang seperti ini.

Baiklah, di sini ia bersyukur.

Lebih bersyukur lagi kala pemandangan menyenangkan di hadapan langsung. Minkyu tengah berjalan sendirian, tepat satu meter dari posisi sang wanita. Makin mudah saja untuk bertemu suaminya.

Hyebin tersenyum. "Kak Minkyu!"

"Minkyu!"

Senyuman luntur seketika saat orang lain memanggil namanya juga. Jantung Hyebin berdebar dua kali lebih cepat, seakan guncangan siap melandanya kapan saja.

Apalagi sosok Minkyu menoleh ke arah istrinya tajam. Hyebin makin kalut dan gemetaran, tapi ia sudah berjanji menanggung risikonya.

"K-kak--"

"Di sini!" Laki-laki lain membuka suara kembali, membuat yang terpanggil mengalihkan pandangannya. Kentara sekali Minkyu tersenyum pada orang tersebut.

Melihat pasangannya pergi menyusul teman kuliah tanpa menjawab panggilan Hyebin, tas bekal sukses diremas kuat dengan mata berkaca-kaca.

Kejadian inilah menuntun Hyebin untuk bersikap sabar.

Ia berbalik dengan langkah gontai serta menundukkan kepala. Batinnya seratus persen tertusuk, bahkan Hyebin memukul dadanya sendiri.

Tidak disangka sudah keluar jauh dari gedung fakultas, panggilan seseorang mulai terdengar jelas di telinganya.

"Hyebin! Dari tadi dipanggil kok nggak nengok, sih? Capek nih ngejarnya."

Peluh berdatangan dari pelipis manusia yang kini di sebelahnya. Hyebin cepat menghapus air mata, lalu mencari sesuatu dalam tas selempang.

"Maaf, Kak. Aku kira panggilan itu cuma perasaan aja, soalnya kakak sebut nama aku dari jauh. Maaf ya, Kak Yohan."

Intinya, permintaan maaf tersebut dilakukan usai Hyebin menempelkan sapu tangan pada pelipis Yohan.

"Sapu tangan Kakak udah aku bersihin tadi pagi. Aku keringin cepet-cepet soalnya mau ke kampus ini, hehe."

"Makasih, ya." Dengan seringai manis Yohan, entah kenapa menyejukkan hati wanita satu itu.

Bad Mate || Kim Minkyu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang