Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seseorang tersenyum di balik layar interaktif. Jalan menuju pintu, lalu membuka dengan perasaan bahagia.
"Hai, Minkyu. Ada masalah lagi? Tumben tiba-tiba datang ke sini."
Yang ditanya hanya menyungging senyum. Dilipatnya kedua tangan, bahu menyandar dinding pintu. "Bisa kita bicaranya di dalam aja?"
Sang lawan bicara tertawa hambar lalu mundur satu langkah. "Silakan. Lebih tepatnya dengan senang hati." Jawabnya sembari senyum manis.
Minkyu berjalan cepat menuju sofa ruang tengah. Ia duduk, menunggu pemilik rumah menyiapkan beberapa hidangan. Hingga semua tersaji, Minkyu mulai angkat bicara.
"Gue lagi ada masalah, sama dia."
"Dia? Istri baru lo maksudnya?"
Minkyu mengangguk. Meneguk teh hangat buatan teman dekatnya sebentar, lalu mulai bertanya. "Menurut lo, tempat yang cocok untuk nenangin diri di mana?"
Manusia di sebelah kiri Minkyu terkejut dua detik sebelum merespon pertanyaan barusan. "Di sini udah sepi. Belum cukup ya buat nenangin diri lo? Bahkan gue juga bisa buat perasaan lo tenang, kok. Tapi kalau emang lo lagi cari tempat, gue tau tempat yang pas."
Raut tertarik terpampang jelas pada wajah tampan pemuda Kim. Buktinya saja ia duduk tegak, siap menyimak rekomendasi temannya sesaat lagi. "Di mana, tuh?"
"Tempat yang waktu itu gue kasih tau. Pasti lo ingat."
Raut Minkyu memanas. Tidak mungkin pergi ke sana lagi, tempat yang menjadikan hal bodohnya bermula.
Tak akan pernah Minkyu siap menapakkan kakinya kembali.
"Nggak ada tempat lain, apa? Gue nggak mau masuk club lagi. Lo nggak liat yang terjadi kalau gue minum-minum di sana? Dan karena lo ninggalin gue, skandal itu terjadi."
Yang mendengar hanya menghela napas. Pikirannya masih mencari cara untuk meyakinkan kawan dekatnya itu. "Waktu itu gue ada urusan penting. Nggak bohong, deh, kali ini gue nggak akan ninggalin lo lagi." Senyum terpatri dari sang pembicara.
***
Sudah satu minggu sejak kemarahan Minkyu menguak. Kembali seperti biasa, Minkyu sudah mulai pulang pergi dari apartemen menuju kampus.
Tapi yang aneh ....
Pria itu sering pulang larut malam.
Hyebin merasakannya.
Seperti hari ini, pukul dua belas lewat sepuluh menit, kesekian kali sang istri menunggu di sofa ruang tengah.
