Happy Reading!!
Typo bertebaran!!
___________________________________________________
____Tidak terasa tiga bulan sudah Alana menjalani hidup nya dengan keadaan yang baru, jujur saja Alana rindu rumah lamanya. dia dan ibunya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil yang berada di pinggir kota di jalan gang yang sempit dengan kondisi sedikit kumuh. Habis mau bagaimana lagi, mereka tidak memiliki banyak uang untuk menyewa rumah yang lebih besar atau layak.
Ini pun adalah uang dari hasil penjualan ponsel ibunya hingga mereka bisa mengontrak rumah.
"Bunda.." panggil Alana, namun tidak ada yang menyahuti.
"Apa bunda cari kerja lagi ya?" Gumam Alana kemudian dia menuju meja kecil yang sudah tersedia sepiring nasi dan telur dadar di atasnya.
Dahi Alana mengkerut ketika melihat sebuah amplop yang berada di samping piring tersebut kemudian dia membuka nya ada beberapa lembar uang dan sebuah surat di dalamnya.
Untuk Alana.
Mungkin ketika kamu baca ini bunda udah pergi dari rumah.
Nak.. maafin bunda...
Bunda harus pergi untuk cari uang buat kita. Tiga hari kemarin Bunda dapet tawaran kerja di luar kota sama teman bunda, gaji nya lumayan jadi bunda iyain.Pagi ini bunda berangkat. Maaf bunda gak pamit sama kamu.
Jaga kesehatan ya nak, bunda sayang sama kamu. Jangan cari dan tunggu bunda.
Tapi bunda janji akan segera kembali
maafin bunda ya...
Alana kembali melipat surat yang baru saja dia baca. Air matanya sudah mengalir deras sejak tadi. Bunda nya pergi. Satu-satunya harapan Alana pergi, sekarang Alana harus bagaimana? Dia benar-benar sendirian sekarang.
"Bunda..."
******
"Galih, hari ini kamu sibuk gak?" Tanya Alana saat keduanya sedang bertemu di taman belakang sekolah.
"Sibuk." Jawab Galih tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.
"Sama Lidya?" Mendengar itu Galih langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Alana.
"Kenapa emang nya?"
"Jadi berita itu bener gal? Kamu udah jadian sama dia?"
"Lo mau gue jawab apa?"
"Jujur." Jawab Alana cepat.
"Iya,Gue udah jadian sama Lidya. Puas?"
"Terus aku ini siapa kamu Gal?" Tanya Alana, namun Galih tidak menjawab lelaki itu hanya bungkam. "Kenapa? Kenapa kamu gak jawab? Kita itu sebenarnya apa Gal, kalo kamu mau kita putus aku bisa—"
"Cukup! Gue lagi gak mau ribut sama Lo." Sentak Galih lalu pergi meninggalkan Alana begitu saja.
Sontak saja Alana terkejut. Selalu saja seperti ini Galih selalu meninggalkan nya ketika membahas tentang hubungan mereka. Membuat Alana bingung sebenarnya mau Galih itu apa. Dia selalu seenaknya lelaki itu bebas mendekati semua perempuan yang dia mau sedangkan Alana tidak bisa seperti itu.
Jika di tanya apakah Alana lelah menghadapi sikap egois Galih tentu saja jawabannya adalah iya. Gadis itu lelah.
*****
Alana memasuki kelasnya kemudian menghela nafas melihat bangku nya yang penuh dengan sampah, berita nya memang sudah menyebar dan Alana menjadi di kucilkan oleh satu sekolah termasuk murid angkatannya dan juga para asik kelas. Semua nya menjauh. Bahkan kedua sahabatnya pun ikut menjauh dan bahkan malah ikut memusuhi Alana.
"Woi Alana, Lo di panggil tuh sama kepala sekolah." Kata Baron
"Gue buat masalah apa?" Tanya Alana, Baron mengedikan bahunya.
"Gatau mungkin aja kepala sekolah mau ngeluarin Lo kali karena udah nyesel punya murid anak koruptor kaya Lo." Seru Baron mengundang tawa teman sekelasnya tak terkecuali.
"Iya mungkin, lagian gue juga sebenarnya ogah satu sekolah sama anak koruptor kayak Lo. Malu-maluin banget bikin nama sekolah jelek aja." Sahut salah satu teman perempuan nya.
Alana tidak menyahuti dia bangkit dari kursinya setelah membersihkan sampah itu kemudian pergi menuju ruang kepala sekolah.
"Permisi, bapak panggil saya?" Ujar Alana sopan saat sampai di ruang kepala sekolah.
"Alana? Silahkan masuk ada yang ingin bapak bicarakan." Alana mengangguk sopan kemudian duduk di salah satu sofa yang tersedia disana.
"Ada apa ya pak?"
"Begini, sebelumnya bapak minta maaf."
"Kenapa pak? Saya buat salah ya?"
"Dengan berat hati beasiswa kamu terpaksa bapak cabut." Alana terkejut mendengarnya kenapa tiba-tiba sekali.
"Loh kenapa pak? Saya merasa tidak membuat kesalahan apapun." Ujar Alana tidak terima.
"Maaf, tapi ini sudah keputusan dari pemilik sekolah langsung bapak tidak bisa menolaknya."
"Baik pak, jika itu keputusan nya saya terima." Kata Alana berusaha menahan sesak di dadanya.
"Kalo begitu saya pamit, selamat siang."
*****
Alana tersenyum miris menatap matanya yang sembab di cermin sehabis dari ruang kepala sekolah tadi Alana langsung berlari ke toilet. Dia kesal dan marah kenapa semua ini harus terjadi pada nya, kenapa tuhan tidak adil padanya, sekarang dirinya harus bagaimana Alana hanya sendirian di sini jika beasiswa nya di cabut bagaimana Alana membayar semua uang SPP sekolah ini dari mana Alana mendapatkan uang?
"Sepertinya gue harus kerja, tapi gue harus kerja apa? Apa ada yang mau nerima siswi kaya gue?" Katanya pada diri sendiri.
"Tapi gue pasti bisa! Oke Alana semangat!" Ujar Alana menyemangati diri sendiri.
Waktu pulang sekolah pun sudah tiba, Alana memutuskan untuk mencari pekerjaan mungkin menjadi pegawai toko, pelayan di restoran atau kafe, apapun akan Alana terima supaya bisa mencukupi kehidupan nya.
"Loh, Alana kan?"
"Mila?" Ucap Alana ragu.
"Iya ini gue Mila temen SMP lo, yaampun Lo apa kabar?" Ujar Mila lalu keduanya berpelukan.
"Gue baik kok" kata Alana setelah melepaskan pelukannya.
"Beneran? Gue udah denger berita tentang bokap Lo, gue turut prihatin ya" Alana berusaha tersenyum. "Makasih ya Mil,"
"Eh Lo mau kemana?" Tanya Mila. "Gue mau cari kerjaan nih" jawab Alana sambil tersenyum canggung.
"Kerjaan? Lo mau gak kerja di kafe bos gue?" Tawar Mila membuat senyum Alana mekar. "Serius? Tapi apa dia mau nerima anak sekolah kaya gue?"
"Lo tenang aja disana Lo bisa ambil part time gak harus full satu hari, soal gaji tenang aja lumayan kok." Tawaran menggiurkan, tentu saja Alana tidak akan menolak tawaran ini. "Kalo gitu kapan bisa gue ngelamar kerja disana?"
"Eum... Hari ini Lo lagi free?" Alana mengangguk, "Bagus, berarti Lo bisa ikut gue sekarang."
******
"Selamat siang pak, saya Alana ingin melamar pekerjaan disini."
"Kamu masih sekolah?" Alana mengangguk.
"Tapi saya bisa kerja sehabis pulang sekolah kok pak,"
"Kafe ini memang sedang butuhin banyak pegawai. Jadi kamu saya terima kerja part time disini." Mendengar itu mata Alana berbinar.
"Serius pak? Jadi mulai kapan saya bisa kerja disini?" Ujar Alana dengan semangat.
"Hari ini kamu sudah bisa mulai kerja."
"Terimakasih banyak pak"
*****
TBC
Aku harap kalian suka sama "ALANA" versi baru ini yaa
Jangan lupa VOTMENT
See you🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA(On going)
Teen Fiction"Jangan pernah sekalipun kamu berfikir akan meninggalkan aku Alana." - Dari Galih kepada Alana. "Bukan aku yang akan meninggalkan kamu, tapi kamu yang akan meninggalkan ku." - Dari Alana kepada Galih cover by pinterest ⚠️ jika ada kesamaan nama to...