D U A P U L U H D U A

444 35 0
                                    

Happy Reading!!!

Typo bertebaran!!
___________________________________________________
____

Hening.

Tidak ada yang bicara sama sekali.

Alana yang memilih melirik ke arah jendela mobil menikmati hiruk pikuk ibu kota di malam hari, sedangkan Galih lebih memilih fokus menyetir.

Tiba-tiba ponsel Galih berdering nyaring memecah keheningan yang sejak tadi di rasakan oleh keduanya.

"Pinggirin dulu mobil nya Gal." Saran Alana agar Galih bisa mengangkat telepon nya dengan leluasa.

"Halo kak,"

"....."

"Apa?! Aku kesana sekarang." Setelah menutup telepon Galih langsung menjalankan mobilnya kembali, Alana bisa melihat raut wajah Galih yang berubah menjadi tegang dan sangat khawatir. Apa yang terjadi? Kenapa Galih terlihat gusar dan ketakutan seperti itu?

"Galih ada apa?" Alana bertanya dengan lembut kemudian menggenggam sebelah tangan Galih yang berada di sampingnya.

"Mama....Mama drop...." Hanya itu yang Galih katakan kemudian dia sedikit menambah kecepatan mobilnya.

Dengan penjelasan singkat barusan Alana bisa menyimpulkan bahwa Mamanya Galih sedang tidak baik-baik saja. Kemudian Alana memilih diam dan tidak bertanya apapun lebih lanjut lagi karena Alana takut. suasana lelaki itu pasti sangat kacau mendengar kabar tersebut.

Begitu selesai memakirkan mobil nya di rumah sakit, lalu Galih tiba-tiba menyambar tangan nya dengan terpaksa Alana ikut berlari di belakang lelaki itu, jika orang lain melihat pasti mereka akan berpikir Galih tengah menyeret Alana

Begitu sampai di depan ruang ICU kami di sambut oleh perempuan cantik yang Alana pikir itu adalah kakak perempuan Galih yang sering lelaki itu bicarakan kepadanya.

"Galih."

"Gimana mama? Baik-baik aja kan?"

"Mama bolos cuci darah lagi." Kata Selena dengan suara yang parau.

"Sekarang gimana keadaan nya?"

"Lo liat sendiri aja."

Sebelum masuk ruangan Galih menoleh ke arah ku lalu berkata "Sebentar ya," Ah ternyata dia masih ingat kepada dirinya.

"Kamu—Alana ya?" Tanya Selena.

Alana hanya tersenyum kemudian mengangguk pelan.

"Yuk." Ajaknya kepada Alana membuat Alana tidak bisa menolak selain ikut duduk di sebelah Selena. "Kenalin aku Selena. Kakaknya Galih tapi kamu bisa aku Lena." Selena mengulurkan tangannya yang di sambut dengan baik oleh Alana.

"Alana, teman nya Galih."

Selena melihat Alana dengan ekspresi geli kemudian mengangguk sambil melepaskan jabatan tangan nya. "Teman? I see.."

*****

"Mah,"

Saat Galih masuk kedalam ruangan dia di sambut oleh tubuh sang mama yang sedang terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit dengan tubuhnya yang di tempel berbagai macam alat yang sialnya Galih tidak tahu.

Kemudian Galih mendekat, duduk di kursi samping sang mama.

"Mah.." Panggil nya lagi.

Bau khas rumah sakit yang tajam membuat Galih muak. Dia benci rumah sakit.

kemudian Galih meraih tangan mama nya yang bebas dari infus lalu menggenggam nya dengan lembut. Yaampun Galih rindu tangan ini yang sering mengusap rambutnya dengan penuh kasih sayang.

"Mama bilang kalo mama janji bakal sehat terus. Tapi sekarang kenapa Mama ada disini? Mama tau kan Galih benci rumah sakit?" Galih mulai berbicara, "Mama janji bakal sembuh kan Ma? Galih tau mama bukan orang yang suka ingkar janji."

"Galih sayang sama mama." Suara Galih mulai bergetar. "Bangun ya Ma? Galih gamau mama kayak gini. Galih gak suka."

Sepertinya Galih tidak bisa berlama-lama disini. Rasanya sangat menyesakkan. Galih benci jika harus melihat Mama nya lebih lama disini.

Dengan mata yang sudah memerah Galih menahan isaknya. Dia tidak akan menangis di depan mama nya. Karena Mama gak suka anak yang cengeng. Jadi Galih lebih memilih menahan nya.

Kemudian Galih bangkit dari duduknya.

Melihat sekali lagi kearah mamanya, bagaimana wanita itu terlelap dengan raut wajah yang tenang.

"Nanti aku kesini lagi ya," Lalu sebelum pergi Galih menyempatkan mengusap surai sang mama dengan lembut lalu perlahan mendekatkan wajahnya kearah sang Mama mengecup pelan kening wanita itu dengan penuh kasih sayang.

"Aku keluar dulu ya ma."

*****

Alana melihat kearah bunyi pintu ruang ICU yang terbuka menampilkan wajah Galih yang terlihat sangat kacau. Mata lelaki itu terlihat memerah seperti menahan isak tangis.

"Galih." Panggil Alana pelan.

"Kak lena mana?" Tanya Galih dengan suara serak. "Kata ke kantin, mau cari makan." Galih diam saja. kemudian memilih duduk di samping Alana lalu menyandarkan kepalanya di tembok rumah sakit yang dingin sembari memejamkan matanya.

Alana hanya bisa diam. Bingung mau melakukan apa. tapi tiba-tiba lelaki di sebelahnya membuka matanya. lalu menatap kearahnya.

Hati Alana ikut sesak. Melihat bagaimana kacau nya Galih saat ini. Alana juga bisa melihat tatapan itu. Galih sangat takut kehilangan mama nya.

"Di banding mati, gue jauh lebih takut kehilangan Mama." Katanya dengan suara pelan.

"Mama kamu pasti baik-baik aja."

"Iya gue tau. Mama bakal sembuh. Dia orang yang kuat." Katanya lagi.

"Mau pinjem peluk?"

"Boleh?"

"Iya sini." Alana merentangkan tangannya lalu di sambut oleh Galih. Hangat. Rasanya sangat hangat. Pelukan Alana seperti pelukan Mama nya. Rasanya sama, membuat Galih enggan melepaskan nya.

Alana mengusap punggung Galih berusaha memberikan kekuatan. Sedangkan Galih mengeratkan pelukannya kepada Alana.
Menyembunyikan wajahnya di balik ceruk leher Gadis itu. lalu Alana bisa merasakan bahu nya basah.

"Gapapa, Gak semua bisa di tahan. Kamu gak perlu sok kuat di depan aku Gal, laki-laki juga boleh nangis." Lalu Alana bisa merasakan tubuh Galih bergetar hebat.

Ini Adalah kali pertama Alana melihat Galih menangis, Dia bingung tapi Alana lebih memilih menenangkan Galih dan menunggu lelaki itu selesai menangis.

Di balik pilar rumah sakit, Selena pun terisak tanpa suara. Hatinya sakit melihat adik satu-satunya itu menangis. Selena sama takutnya. Dia takut Mama pergi meninggalkannya. Tapi dia tidak boleh menangis di depan Galih.

Dia ingat terakhir Galih menangis itu ketika dia marah saat mengetahui bahwa Ayah nya memiliki wanita lain selain Mama nya.

Lalu kini dia kembali melihat Galih menangis hebat di pelukan Alana.

Jika seperti ini Selena menjadi tahu bahwa Alana adalah wanita yang juga berharga di hidup Galih.

*****

TBC

Huh agak sedikit menguras emosi pas nulis part ini supaya kerasa feel nya.

Semoga kalian suka ya.

See you🖤

ALANA(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang