"Semesta saja tidak protes dengan tangisan ku."
-Livia-🍁🍁🍁
"Bang Livia berangkat dulu ya." Pamit Livia kepada Bang Gara
"Iya hati-hati. Barang-barangnya udah semua kan? Berkas? Laptop? Selimut? Tenda? Semuanya udah lengkap?" Cerocos Gara yang membuat sang adik geli melihatnya.
"Aduh udah Bang, kenapa rempong amat sih? Bukan pertama kalinya juga Livia camping, malah berkali-kali." Ucapnya dengan cemberut
"Abang kan khawatir dek, apalagi nih ya Abang gak bisa nganterin seperti biasanya. Oh ya obatnya udah dimasukkan tas?"
"Udah Abang ku sayang, yaudah Livia berangkat, jaga kesehatan Bang jangan lembur tugas mulu, jangan lupa makan." Cerocos Livia
"Aduh-aduh perhatiannya adikku, yaudah gih jalan, Karel udah didepan tuh."
"Pamit ya Bang, assalamualaikum." Ucap Livia seraya mencium telapak tangan dan pipi Gara.
"Waalaikumsalam, yaudah yuk kakak antar sampai depan." Keduanya beriringan menuju halaman depan rumah
"Lama amat sih Liv, ngampek gosong nih kulit Gue." Tutur Karel dengan menekuk wajahnya
"Salahin noh Bang Gara." Ucapnya sambil melirik si empu dengan ekor matanya
"Emang kenapa Bang?"
"Biasalah urusan adik kakak." Jawabnya cengengesan
"Oh kirain." Sahut Karel dengan jutek
"Dih jutek amat Lo, yaudah berangkat sonoh." Balas Gara yang tak kalah pedas
"Lo baperan Bang. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Dengan berat hati Gara melepas adiknya, ya bilang aja lebay atau alay. Namanya juga adik sendiri pasti khawatir lah.
Dalam perjalanan kedua insan ini tak berhenti mengobrol. Ada saja topik yang dibawakan oleh Karel, sehingga tidak membuat Livia bosan dalam perjalanannya, dan tanpa mereka sadari sudah sampai di sekolahan.
"Lah dah nyampek?" Cepat amat." Tanya Livia
"Noh liat sendiri udah kan? Atau jangan-jangan Lo mau nempel terus sama gue ya? Kalau gitu kenapa gak bilang, kan kalau gitu gue puter-puterin di lapangan sekolah biar lama." Goda Karel
"Gaje Lo rel, buruan yuk ke aula."
"Yeeeee.....dasar sok jaim!" Cibir Karel dan langsung pergi meninggalkan Livia.
"Ih Rel.......,..kok ditinggal sih, bantuin bawa barang-barang nih!" Teriak Livia yang membuat Karel terkekeh
"Aduh-aduh gak denger, wlekk." Balasnya sambil menjulurkan lidahnya ke arah Livia dan setelah itu pergi
"Lo kok gak bertanggung jawab sih,Lo kagak ngerti gue omong atau Lo budek sih Rel." Cibir Livia
"Dasar bocah tengik, kurang ajar. Awas aja ya, tunggu pembalasan gue, apalagih barang-barang banyak banget. Lah barangnya Karel kenapa ditinggal? Maksudnya Gueh yang harus bawa." Umpat Livia kepada sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL
Teen Fiction"Ini hanyalah catatan-catatan kecilku, yang terdapat goresan kisahmu dan kisahku." -Livia- "Semua berawal dari cerita dan menuju cinta. Munafik!!! jika aku tak mencintaimu. Kenyataannya kisahmu dan kisahku terlalu manis untuk dilupakan." -Regan- . ...