Regal 💦 (bagian tigabelas)

158 6 0
                                    

Sebelum membaca cerita ini, baca ini dulu yuk sejenak. Karna ini penting!!!!

Halo semuanya? Aku mau sedikit cerita nih kepada kalian, bisa dikatakan curhat sih😂. Kalian merasa sedih gak sih kalau kalian tidak dihargai? Pasti sedih kan ya😊
Itulah yang Aku rasakan sekarang, seakan kalian penikmat ceritaku ini tidak menghargai Ku🤗.  Kenapa begitu? Ya Karna aku merasa banyak sekali yang membaca ceritaku ini hampir 10k pembaca, dan tentunya Aku berterimaksih banyak kepada kalian yang udah Mau baca ceritaku ini, tapi sayangnya kalian disini tidak menghargai Ku, kalian hanya menjadi pembaca gelap, tanpa meninggalkan votes di ceritaku ini yang udah kalian baca.

"Setidaknya Jika kalian memang menyukai dan menghargai ceritaku ini, seharusnya kalian juga Harus kasih votes (Bintang) di ceritaku ini, Karna satu Bintang sangat berharga buatku. Itulah mengapa saya berada di titik malas untuk upload cerita Karna kalian hanya menjadi pembaca gelap yang tanpa memberi votes (bintang) sedikitpun. Dan untuk yang udah kasih votes Saya ucapkan terimakasih, dan yang belum, minta tolong kasih votes di setiap cerita yang udah kalian baca dan itu otomatis Bisa menjadikan penulis untuk terus maju. Yang belum kasih votes di ceritaku ini tolong kalian votes dulu. Terimakasih pembaca setiaku yang Saya Rasa Bisa bijaksana."
.
.
.
Selamat membaca para pembacaku yang setia dan bijaksana. Jangan lupa votes( kasih Bintang ya)🤗🤗

//////////

"Semesta saja tidak protes dengan tangisan ku."

-Livia-

🍁🍁🍁

Eh bukan muhrim." Seketika Livia sadar dan langsung mendorong dada Regan agar menjauh darinya.

Regan nampak kaget dengan perlakuan Livia, tapi dia segera merubah mimik mukanya " Oh Lo ngode gue biar gue jadiin istri?" Ucapnya mengejek

" Pede banget Lo!" Ucapnya melotot lalu kembali duduk ke tempatnya

"Bagus dong." Ucapnya lagi

"Dasar orang gila, sinting, gak tahu diri." Omel Livia

" Dasar orang gak tahu terimakasih, udah dibantuin juga gak ada baik-baiknya Lo sama gue."

"Gue gak denger." Balasnya dan segera mungkin Livia memejamkan mata, karna dia lelah dan sedikit nyeri di bagian kakinya. Jika dia meladeni orang disampingnya tambah nyeri kepalanya.

" Untuk yang lain tetep tenang, dan mending kalian istirahat aja, kalian pasti masih shock." Ucap Regan dengan lantang sambil berjalan ke depan dan tidak menghiraukan ucapan Livia yang tertuju kepadanya.

"Iya kak". Jawabnya serempak

"Maaf ya Den, tadi bapak gak fokus." Ucap sang sopir

" Lain kali hati-hati pak, nyawa semua orang secara tidak langsung berada di tangan bapak." Ucap Regan dengan sopan, walaupun dia tetep kesal

"Iya Den, sekali lagi bapak minta maaf."

"Baik pak." Ucapannya sambil berbalik arah menuju tempatnya. Kenapa Regan berbicara seperti itu? Karna inilah tanggungjawabnya, walaupun dia sendiri merasa cemas dan khawatir akan kejadian tadi, tapi dia berusaha untuk tetap tenang agar kondisi menjadi kondusif.

Suasana di Bis no. 1 sunyi, seperti tidak ada kehidupan. Hanya ada suara hiuk-priuk Bis yang ditumpanginya. Semua insan tertidur pulas, Kecuali Regan yang masih terjaga dan mengamati sekelilingnya, penghuni bis benar-benar tidur seakan-akan mereka tidak mau bangun kembali.

Regan mengamati pemandangan yang dilintasi, melalui jendela bis. Dia baru sadar jika pemandangannya sebagus ini, padahal masih di perjalanan, apalagi nanti di tempat campingnya. Inilah yang menurutnya ketenangan, pelepasan lelah dan letih yaitu melihat pemandangan yang masih hijau untuk dinikmati mata. Regan merasa puas dengan hal itu dan tak terasa dia mengukir senyumnya lalu menoleh ke samping.

"Lo kalau tidur tenang banget, beda kalau Lo dalam keadaan bangun. Mana cantik juga." Batin Regan secara tidak sadar, dan semakin mengembangkan senyumannya.

Tangan Regan terulur untuk membelai rambut Livia yang menutupi sebagian wajahnya, namun dia segera sadar dan menarik tangannya kembali.

"Mending gue tidur aja deh ya." Batinnya sambil memejamkan matanya.
.
.
.
To be continued🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang