Part XI "Maybe We Can Start All Over Again"

1.5K 77 5
                                    

“Cinta itu seperti bubuk merica, sekali kau menghirupnya. Ia akan terus mengganggumu.”

|/|

|\|

|/|

Maroo berjalan di sisi Eungi, memandangi wajah pucatnya yang kusut layu. Wanita ini tidak seharusnya masuk ke dalam hidupnya. Wanita ini harusnya bisa tersenyum dengan bahagia.

Jika saja, mereka bisa mengulang waktu, mungkin lebih baik bagi Eungi untuk tak bertemu dengannya tapi, bagaimana dengan Maroo. Bagi pria brengsek sepertinya yang hidupnya sudah hancur total, bertemu Eungi itu seperti menemukan lotre.

Setiap orang pasti bahagia jika menemukan lotre, tapi mereka tak seharusnya menjadi tamak, karena keberuntungan bisa menghilang dalam sekejap mata.

Karena Eungi tak seharusnya jatuh cinta padanya.

Karena Maroo tak semestinya meraihnya lagi.

Karena takdir senang mempermainkan mereka.

 

“Aku akan menuntutmu atas pasal pembunuhan berencana jika kau tidak menghabiskannya,” Maroo tersenyum tipis sembari menaruh sebaki ice cream beraneka jenis dengan paduan cake-cake lembut menggiurkan ke hadapan Eungi.

Mereka duduk berdua di sebuah toko kue, menikmati perjalanan waktu nan singkat tentang kencan terakhir ini.

~oOo~

Jae Hee sedang dalam perjalanan menuju ruangan Pengacara Ahn saat Ia melihat Pengacara Park masuk mendahuluinya.

Ia berhenti, melangkah pelan ke arah pintu. Entah sejak kapan dia jadi suka menguping pembicaraan orang.

Dari celah pintu yang tak sepenuhnya menutup Jae Hee dapat mendengar samar-samar apa yang tengah mereka bicarakan.

Soal rekaman itu.

Jae Hee tercekat, tak dapat menutupi kegugupannya.

“Aku akan menyerahkan bukti ini ke kantor polisi, Kak…” Pengacara Park berbicara dengan informal kali ini. Ia lebih memilih memanggil Pengacara Ahn dengan sebutan Kakak daripada sebutan formal biasanya.

Si pria berkacamata melirik datar, memutuskan untuk tak memberikan respon berlebihan. Matanya mengerling meremehkan.

“Kau yakin akan melakukannya? Jika iya, berarti kau juga harus membawa Ayahmu yang sakit-sakitan itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya juga!” gertaknya.

Park Joon Ha tak bergeming, Ia tetap memandang lurus ke depan dengan penuh keteguhan.

“Aku pastikan untuk mengungkap semua hal kotor tanpa tersisa.

Karena itu, kak… tidak bisakah kau juga melakukannya? Hidup tenang seperti dulu…”

Mata Joon Ha berkaca-kaca. Mereka berdua cukup dekat sebelumnya, ada kalanya mereka berbagi mimpi dan berbincang mengenai sepak bola atau gadis-gadis seksi.

Ahn Min Young tak menjawab, ada gentar yang menelusup masuk dalam darahnya.

“Lakukan apapun yang kau mau, tapi yang pasti aku tidak bisa berhenti.” Jawabnya dingin lalu membalikkan badannya membelakangi sang mantan sahabat karib.

Nice Guy "Another Ending" || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang