Part 15 Mr. and Mrs. San Franscisco

2K 76 19
                                    

Prolog

Beberapa orang mengatakan bahwa segala hal selalu tepat waktu, sesuai rencana Tuhan. Bahkan pagi pun tunduk pada jelma sang malam.

Namun aku tak mempercayainya karena di matamu aku melihat cinta menjadi begitu abadi. Dan jika kau dapat melihat tentang betapa kuatnya pesonamu bagiku.

Kau sungguh akan tahu, bahwa kekasihmu ini tidak berdusta. Tentu saja, ya tentu saja akan ada saat dimana kita pasti akan berpisah.

Saling melambaikan tangan lantas menyerukan selamat tinggal. Kala itu, walau kita mencoba untuk melawan sekuat apapun.

Tuhan akan tetap menang dengan takdirnya. Kita akan kalah, Eungi… Kita akan kalah…

Takdir itu disebut kematian.

~oOo~

Russian Hill adalah sebuah kawasan terpencil di ujung selatan Franscisco. Lokasinya dipenuhi bukit nan indah dengan candu deburan pantai yang memagari setiap kelok tanjungnya. Maroo menatap gelombang pasang yang menghujam bibir pantai di luar Villa tempatnya dan Eungi tengah bernaung. Eungi memeluk tubuh Maroo dari belakang, memagut dagunya di atas bahu sang Rama. Mereka saling tersenyum. Jemari Maroo mendekap rapat dua tangan Eungi yang melingkari perutnya.

“Kau ingin jalan-jalan?” tanya Maroo.

Eungi menggeleng, “Aku lelah, lagipula bukankah besok terasa lebih tepat? Aku dengar ada Festival tahunan yang akan diadakan di kota.” Maroo mengangguk datar, Ia berputar dan menatap cantik wajah Sinta miliknya. Ditangkupnya kedua pipi Eungi dengan tangannya yang hangat.

“Mau tidur sekarang? Masih pukul tujuh malam.”

Eungi mengangguk, kedua tungkai kakinya beranjak naik ke atas ranjang yang berada di depan perapian. Maroo melingkarkan lengannya mengelilingi pundak Eungi, dan mengikutinya. Mereka rebah bersama di bawah nyamannya selimut. Eungi menyandarkan kepalanya di atas lengan kiri Maroo. Ia merasa begitu damai seperti ini. Belaian tangan kanan Maroo konsisten menjamah punggungnya. Naik turun…

Pria itu menempelkan dagunya di atas kening Eungi. Ia mulai mendendangkan sebuah lagu. Eungi merapatkan pelukannya dan mulai memejamkan mata.

“So let’s leave now again…

I miss you again today…

Because you remain in my heart and I can’t erase you, really…

I am hurting like this…

Because I love you, tears fall…

In case I lose you again, in case I lose you again…

I only look at you…

Even if I were born again, even if I were born again after the death,

it is always be you… Seo Eungi-sshi…”

“Kau mengubah liriknya, huh?” Eungi melirik Maroo yang hanya tersenyum tipis.

“Tidurlah! Aku mulai lelah terus membelai punggungmu!”

Eungi tersenyum, Ia mengecup bibir Maroo cepat lalu membenamkan wajahnya kembali ke dalam pelukan Maroo.

“Heh, kau baru saja mencuri ciuman dariku Nyonya?” Maroo merengut.

Ia beringsut turun, menyejajarkan wajahnya dengan paras sang istri yang kini pura-pura terlelap.

Nice Guy "Another Ending" || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang