Satu pesan dari nomor yang tidak dikenal masuk dinotif Handphone Amira.
081234567890 : Hay, aku mau bilang sesuatu nih.
Ia pun heran dengan pesan tersebut, terpaksalah dia membalas pesan itu dengan singkat.
Amira : Ini siapa ya?
Kemudian pesan itu dibalas.
081234567890 : Ini aku, Fajar. Aku masih sayang sama kamu, kita balikan aja ya?
Amira : Aku tetap nggak mau!
081234567890 : Ayolah, sekali ini aja berikan aku kesempatan.
Amira : Maaf, aku sudah nggak sayang lagi sama kamu.
081234567890 : Please lah please.
Lalu Amira tak membalas pesan itu lagi karena sudah kesal dengan sikap Fajar yang selalu memaksa untuk menjalin hubungan lagi dengan dirinya.
*****
Keesokan harinya, seperti biasanya Amira berangkat ke sekolah bersama dengan farah untuk menghindari hal yang tak di inginkan. Hal yang tak di inginkan adalah takutnya Fajar meneror mereka berdua. Begitulah pikiran mereka sehingga diputuskanlah untuk berangkat sekolah bersama.
“Amira, dia nggak neror lagi tuh kayanya.”
“Siapa tau aja dia masih neror kan dia itu orangnya nekat.”
“Iya juga sih, kita harus berhati-hati sama orang kaya gitu.”
“Pastilah.”
Sesampainya disekolah, mereka berdua duduk ditempat masing-masing. Lalu Farah seperti biasanya menghampiri Amira sambil melihat kondisi dari ruangan tersebut.
“Amira, apa kamu yakin duduk sebangku sama Fajar?”
“Enggaklah, boleh nggak aku duduk sebangku sama kamu?”
“Oh, boleh dong. Malahan tempat duduk disebelahku nggak ada yang nempatin.”
“Ok deh, aku langsung pindah aja ya sebelum dianya datang.”
“Ayo cepat!”
“Iya deh.”
Mereka berdua sangat takut sekali dengan teror yang dilakukan oleh Fajar. Tak lama kemudian seseorang yang dimaksud itu datang dan menghampiri Amira.
“Please lah aku mau balikan sama kamu, Amira.”
“Aku tetap nggak mau!”
“Ayolah, aku sayang sama kamu.”
“Kata-katamu palsu!”
“Jangan begitu, aku bakal setia dan nggak akan mendua.”
“Kata-katamu sangatlah basi!”
“Aku janji deh akan menurutin yang kamu mau.”
“Terserah, aku nggak akan peduli!”
“Yaudah, kamu jangan nyesal ya.”
“Ok, aku nggak bakalan menyesal mutusin kamu!”
Fajar lalu pergi meninggalkan Amira dan Farah. Disisi lain, Amira sangat marah dan disisi lain pula ia merasa bahagia karena terbebas dari orang tersebut.
*****
Malam harinya, buku-buku novel itu menumpuk dikasur Amira. Dia sangat hobi sekali membaca buku apalagi buku novel. Setiap minggu ia membeli minimal 1 buku novel dan Amira rela tidak jajan hanya untuk sebuah buku tersebut.
“Sudah selesai semua nih bacanya masa aku mau beli novel lagi?”
Amira teringin sekali membeli buku tersebut apalagi kalau sedang ada diskon buku murah, pasti ia akan membeli banyak buku. Ketetarikannya terhadap barang itu juga berdampak kepada isi otaknya sekarang, selalu buku, buku dan buku.
“Apa aku bisa menjadi penulis novel ya?”
Dia berpikir untuk menjadi seorang penulis, yang bisa menciptakan karyanya sendiri dengan pemikirannya. Buku-buku yang ada dikasurnya menjadi inspirasi untuknya dalam berkarya.
*****
Notif Handphonenya berbunyi menandakan pesan yang masuk. Sahabatnya Farah yang mengirim pesan itu untuknya.
Farah : Amira, kenapa kamu nggak masuk sekolah? Ini sudah jam 7 pagi lho, aku aja sampai izin ke WC cuma untuk ngirim pesan ke kamu doang.
Seketika matanya terbelalak melihat pesan yang masuk. Amira bangun secara tiba-tiba dan langsung bergegas bersiap-siap menuju sekolah. Untung saja baju dan segala perlengkapannya sudah siap. Jika tidak, lama baginya untuk menyiapkan semuanya.
Setelah semuanya beres, Amira segera berangkat ke sekolah. Langkah cepat dan berlari terus dilakukannya tetapi ia sudah tidak kuat lagi, dia segera mengambil jalan pintas agar perjalanan ke sekolahnya cepat sampai.
Sesampainya di sekolah dan masuk ke dalam kelas ia langsung ditegur oleh guru dihadapan semua murid yang ada, badannya gemeteran bercamput rasa takut mendapat hukuman dirasakan oleh anak remaja berkulit sawo matang ini.
“Amira, kenapa kamu terlambat masuk kelas?”
“Saya bangun kesingan, Bu.”
“Hadeuh, untung aja kamu baru pertama kali ini terlambat. Cepat kamu duduk dibangkumu dan siapkan alat tulismu.”
“Iya, makasih Bu makasih.”
“Iya, sama-sama.”
Amira kemudian duduk dibangkunya dan terbebas dari hukuman, pelajaraan pun langsung dilanjutkan dan terus diperhatikan baik-baik olehnya.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Situasi Hati (Sudah Terbit)
RomanceSatu kata buat hati? Menurutku, hati adalah anugrah yang diberikan oleh tuhan padaku. Hati itu unik, kenapa aku berkata seperti itu? Karena hati berisi perasaan-perasaan yang menurutku sangat misterius untuk dijelaskan. Cerita ini mengisahkan tenta...