Keesokan harinya...
"Hmm bosan."
Amira datang pagi-pagi ke sekolah, tiada satupun orang yang datang sepagi ini. Jam menunjukkan pukul 05.30 membuatnya harus duduk merenung sendiri di kelas. Ia lalu melihat jadwal piket ruangan dan ternyata tidak ada namanya disitu. Amira kemudian berinisiatif untuk melakukan piket kelas walaupun bukan termasuk jadwal rutinnya.
Setelah selesai membersihkan, datanglah seseorang dan dia secara tiba-tiba menutup mata Amira.
"Hey, siapa yang menutup mataku?"
Seseorang itu membuka mata Amira dan ternyata orang tersebut adalah Fajar.
"Kamu ngapain sih menutup mataku segala?"
"Ya jadi kejutan gitu, nggak boleh?"
"Tapikan nggak gini juga kejutannya."
"Terus mau mu gimana? Ku kejutkan gitu? Itu mah sudah biasa."
"Biasa bagimu enggak bagiku."
"Maaf deh maaf, aku janji nggak mengulangi lagi."
"Santai aja kali kan maunya diulangin lagi."
"Hah?" Ucap Fajar kaget.
"Aduh keceplosan, kenapa aku bilang gitu sih?" Ucap Amira dalam hati.
"Kamu tadi bilang apa sih? Aku nggak dengar?" Tanya Fajar.
"Kataku santai aja kan sudah ku maafkan," Jawab Amira.
"Oh gitu, makasih."
"Sama-sama."
"Untung aja dia nggak dengar," Ucap Amira dalam hati.
*****
Diary ku, 21 Juli 2017.
~Hati, aku bingung dengan dirimu. Kenapa kamu bisa membuat suasana perasaanku menjadi lebih rumit sekarang? Padahal aku ingin menyembuhkanmu tetapi kenapa kamu membuatku jadi serba salah begini? Situasi hatiku sekarang telah kacau dan aku mohon padamu untuk kuat menghadapi semua ini. Semoga kamu tidak membuatku tersesat lagi seperti dulu dalam mencari pemilik hati ini, Aamiin.~
Amira pun kemudian menutup buku diary itu. Suasana kamar setelah pulang sekolah membuatnya ingin segera tidur. Namun, ada hal yang harus Amira sadari yaitu ternyata dia menyukai Fajar. Fajar yang membuat hidupnya menjadi berwarna, Fajar lah yang membuat situasi hatinya menjadi lebih baik dan fajar jugalah yang secara total mengubah kehidupan Amira menjadi lebih bahagia.
Tiba-tiba handphone Amira berbunyi dan ternyata yang menelpon tersebut adalah Fajar.
"Tumben dia telepon, aku angkat aja kali ya."
Amira mengangkat telepon tersebut.
"Assalamualaikum Amira, aku boleh bilang sesuatu nggak sama kamu?"
"Wa'alaikumussalam, iya boleh kok."
"Begini, kamu bisa ketemuan jam 3 sore nggak? Ada yang ku bilang soalnya. Lokasinya di taman dekat pusat kota."
"Bisa kok. Nanti aku kesana ya."
"Iya, makasih ya sudah mau ku ajak."
"Sama-sama, santai aja kok."
"Iya, udahan dulu ya teleponnya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Amira menutup teleponnya dan bingung kenapa Fajar ingin mengajaknya ke taman itu.
"Si Fajar mau bilang apa sih? Aku jadi penasaran."
*****
Sesampainya di taman, Amira bertemu dengan Fajar. Fajar kemudian menjelaskan maksudnya kepada Amira."Amira, aku mau kenalin kamu sama seseorang."
"Siapa?"
Lalu Fajar memanggil orang tersebut dan ternyata itu adalah pacarnya yang bernama Siska.
"Sayang, kenalin ini namanya Amira. Dia sahabat aku disekolah, jadi kalian harus saling kenal dan akur ya," Ucap Fajar.
"Iya sayang. Hay, namaku Siska. Salam kenal," Ucap Siska sembari menyerahkan tangannya kepada Amira.
"Hay, salam kenal juga untukmu. Siska," Ucap Amira sembari menyerahkan tangannya kepada Siska.
"Wah, sekarang kalian sudah kenalan nih. Kita foto bareng yuk!" Ucap Fajar.
"Iya, kita mau kok," Ucap Amira dan Siska.
Kemudian mereka bertiga berfoto bersama.
Setelah berfoto bersama, mereka akhirnya pulang ke rumah. Sebelum pulang, Fajar bicara terlebih dahulu dengan Amira.
"Amira, makasih ya sebelumnya sudah mau ketemu sama aku."
"Sama-sama."
Dan pada akhirnya mereka berpisah pada hari itu.
*****
"Ternyata dia sudah punya pacar."
Kata-kata itu terucapkan oleh Amira, dia tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Fajar merupakan hal yang sangat buruk baginya.
"Padahal aku suka lho sama dia."
Semua impian Amira sudah hancur dan tidak ada lagi harapan baginya untuk pacaran dengan Fajar.
"Satu kata buat hati ini? Sangat sakit."
Kata-kata keputusasaan terus terucapkan dari mulutnya.
"Aku sudah tidak kuat lagi menghadapi semua ini!"
Perasaannya kacau sampai akhirnya ia tertidur.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Situasi Hati (Sudah Terbit)
Roman d'amourSatu kata buat hati? Menurutku, hati adalah anugrah yang diberikan oleh tuhan padaku. Hati itu unik, kenapa aku berkata seperti itu? Karena hati berisi perasaan-perasaan yang menurutku sangat misterius untuk dijelaskan. Cerita ini mengisahkan tenta...