Disekolah, perasaan campur aduk mulai dirasakan oleh Amira. Kesal, sakit hati, kecewa, dan rasa lainnya sudah menguasai pikirannya tersebut. Ia ingin segera keluar dari keadaan tersebut tetapi sangat sulit untuk dilakukan.
Tak satu pun orang yang tau kalau Amira sedang ada masalah, memendam masalah adalah solusi baginya untuk saat ini. Jikalau diceritakan bisa-bisa ada orang yang diam-diam mengambil informasi, pikirnya.
Hati Amira sangatlah hancur. Satu kata untuk dirinya adalah tertekan. Melamun adalah salah satu kegiatan disaat keadaan seperti ini. Farah yang melihat hal tersebut langsung menghampiri temannya tersebut.
"Amira... Amira..."
Beberapa kali Farah memanggil dan dia tak mendengar panggilan itu.
"Sekali lagi deh manggilnya. Amira... Amira..."
Lalu tak lama kemudian Amira merespon panggilan Farah.
"Iya, ada apa?"
Seketika Farah langsung menanyakan kondisi Amira.
"Kamu nggak papa kan Amira?"
"Iya, aku nggak ada masalah."
"Coba ceritakan masalahnya sama aku, kamu itu ketahuan lho kalau mengalami suatu masalah."
"Cuma masalah kecil."
"Nggak mungkin deh masalahnya kecil. Kamu saja sampai melamun nggak jelas begitu pasti masalahnya besar kan?"
"Masalahnya sih kecil cuma bikin kepikiran."
"Lalu masalahnya apa dong? Coba kamu curhat sama aku."
"Aku suka sama Fajar."
"Hah? Kamu suka sama dia?"
"Iya, aku suka sama dia."
"Kan kalian sahabatan kenapa kamu sampai suka dan ada perasaan sih?"
"Memang nggak wajar ya?"
"Bukannya nggak wajar tapi nggak seharusnya kamu suka sama sahabatmu sendiri."
"Benar juga sih katamu bahwa nggak seharusnya juga aku suka sama dia."
"Makanya itu kamu buang jauh-jauh deh perasaan itu sebelum terlambat."
"Tapi bagaimana caranya?"
"Kamu harus jaga jarak sama Fajar, terus kamu jangan terlalu akrab sama dia dan satu lagi yang harus kamu lakukan adalah jangan berharap lebih, begitu aja sih caranya untuk saat ini."
"Oh, nanti aku berusaha untuk mencoba caramu. Makasih ya sarannya."
"Iya, sama-sama."
Tiba-tiba Fajar datang dan langsung menyapa Amira.
"Hay, kamu kok datang pagi terus sih?"
"menjauhlah dariku!"
"Kamu kenapa Amira?"
"Pokoknya mulai dari sekarang kita harus jaga jarak!"
"Lah, kamu ini kenapa sifatnya aneh kaya gini sih?"
"Banyak tanya!"
"Jelasin dulu dong kenapa kamu kaya gini."
"Kamu nggak usah tau!"
Seketika Amira bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan kelas. Fajar pun sangat bingung dengan sikap sahabatnya itu. Ia lalu menanyakan hal itu kepada Farah.
"Farah, kamu tau nggak kenapa sifat Amira berubah jadi kaya begitu?"
"Pikir aja sendiri kenapa dia sampai kaya gitu sama kamu."
"Aku nggak melakukan hal buruk sama dia."
"Tapi kalau dia marah pasti kamu melakukan hal yang salah sama dia."
"Mungkin juga sih, yaudahlah aku kejar orangnya aja deh."
"Kejar aja, toh orangnya belum tentu maafin kesalahan kamu."
"Kamu tau darimana?"
"Aku kan sahabatnya."
"Oh, siapa taukan dia berubah pikiran."
"Lihat aja nanti hasilnya."
"Iya."
Fajar kemudian keluar kelas untuk mengejar Amira. Tak beberapa lama dia melihat wanita tersebut ditaman sekolah, tanpa basa-basi dia langsung memanggilnya.
"Amira..."
Mendengar suara tersebut Amira langsung pergi, Fajar lalu berlari dan berhasil menghalangi jalan orang tersebut.
"Kenapa sih kamu menghindar dari aku?"
Sebuah pertanyaan yang membuat Amira merasa bingung untuk menjawabnya.
"Nggak papa kok, cuma mau menghindar aja."
"Jawaban apa itu? Sangat aneh untuk membuat jawaban seperti itu disaat keadaannya seperti ini."
"Lalu aku harus jawab apa?"
"Ya jawab yang jujur lah."
"Aku nggak bisa."
"Kenapa?"
"Ya aku nggak mau jawab jujur."
Kemudian Fajar memegang tangannya Amira.
"Amira, aku tau kok bahwa kamu nggak suka kalau aku pacaran. Aku tau bahwa kamu sebenarnya ada perasaan sama aku, aku janji sama kamu bahwa aku memutuskan hubunganku sama pacarku dan pacaran sama kamu. Jujur, aku sayang sama kamu dan aku janji akan selalu membahagiakan kamu setiap saat."
"Darimana kamu tau semua itu?"
"Aku tau semua itu karena aku selalu memperhatikan kamu sejak awal. Aku sebenarnya mendengar apa maksudmu dan aku juga ingin menguji kamu dengan mendatangkan pacarku yang sebenarnya adalah adik sepupuku."
"Hah? Aku nggak mengerti dengan semua ini."
"Aku sebenarnya menyimpan perasaan ini sejak awal kita ketemu, digedung yang membuatmu ingin melakukan hal yang sangat terlarang."
"Aku juga menyimpan hal yang sama sejak awal."
"Maukah kamu menjadi pacarku?"
Seketika keadaan taman itu menjadi sunyi dan Amira pun bingung menjawab pertanyaan dari Fajar. Ia lalu mengatur napasnya dan berusaha menjawab pertanyaan tersebut.
"Iya, aku mau jadi pacarmu."
"Yes, akhirnnya aku jadi pacarmu sekarang!"
"Iya, aku bahagia bisa memilikimu."
"Makasih jawabannya."
"Iya, sama-sama."
Dan pada akhirnya mereka menjalin hubungan yang sesungguhnya sangat di impikan oleh Amira dan Fajar.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Situasi Hati (Sudah Terbit)
RomanceSatu kata buat hati? Menurutku, hati adalah anugrah yang diberikan oleh tuhan padaku. Hati itu unik, kenapa aku berkata seperti itu? Karena hati berisi perasaan-perasaan yang menurutku sangat misterius untuk dijelaskan. Cerita ini mengisahkan tenta...