❤Happy Reading❤
Vote dulu :)
╦╦═╦╦═╦╦═╦╦═╦╦"Are you cra—"
Ucapan samuel terpotong karena suara seseorang dari pintu masuk perpustakaan.
"Liana! Pak kepsek manggil Lo di—"
"Astaga mata gue! Ma! Gak polos lagi!"
Nela berteriak heboh. Padahal 'kan tidak terjadi apa-apa?!
Liana pun berusaha bangkit meski rasa perih menjalar di kakinya. Setengah berdiri, dirinya malah tumbang kembali. Berbeda dengan yang sebelumnya wajah mereka berjauhan. Kali ini, wajah mereka sangat dekat, bibir mereka hampir bertemu. Bila dilihat sekilas, mereka seakan saling memaut bibir. Embusan nafas masing-masing saling menderu. Jantung mereka bertalu-talu. Hanya tuhan dan mereka sendiri yang tahu bagaimana rasanya
"Woy! jangan mesum di sekolah dong! Gue tau gue jomblo. Tapi jangan hina gue dengan cara kek gini dong," ucap Nela dengan nada jengkel. Liana berbalik menatap Nela. Dan Samuel diam di tempatnya. Mati kutu.
"Siapa yang ngehina Lo coba?"
"Bisa gak Lo berdiri dulu, Lo berat banget sumpah!"
Perkataan Samuel membuat Liana mendelik tajam kearahnya. Apa-apaan dia?! Padahal 'kan tadi biasa saja. Kenapa sekarang malah nyolot?!
"Na! Kok bisa betis Lo berdarah gitu?!"
Nela melihat darah yang tembus di kaos kaki biru Liana. Sekarang Nela mengerti, alasan sahabatnya itu memakai kaos biru pagi ini.
"Gak ada rasanya, gak sakit. Liat nih. Haiyaa!" Dengan kekuatan penuh mengalahkan Do Bong-soon, Liana melayangkan tendangannya.
Memperlihatkan jurus taekwondo yang sudah lama dikuasainya.Samuel dan Nela melongo dibuatnya.
"Lo nggak gila 'kan, Na?" tanya Nela
"Kan udah gila dari sononya dia." Samuel menjawab pertanyaan Nela. Nela mengangguk-anggukkan kepalanya, "Bener juga Lo."
Bruk
Liana terduduk di kursi terdekat, betisnya sangat perih. Kalo tadi, dia masih bisa menahannya. Namun kalj ini sungguh luar biasa. Nela nampak sangat khawatir, "Gue bilang juga apa!!"
"Biasa aja dong, Bos! Santai aja! Eh, babu gendong gue sini!" Seperti biasa, Liana memang sangat keras kepala.
Samuel tampak enggan. Mana mau cowok ganteng sepertinya menggendong orang gila? Pasrah, dirinya menggendong Liana ala brydal style.
Di koridor sekolah, semua mata menatap keduanya. Samar-samar terdengar di telinga Samuel, para siswi bergosip ria menghujat Liana yang berada di gendongannya. Sedangkan Liana? Tampak begitu santai dan justru menatapnya lekat. Entah apa yang dipikirkan Liana sekarang?
Sesampainya di UKS, Samuel mengambil obat di dalam lemari. Awalnya dia memang tak acuh dengan kaki Liana. Namun, setelah melihat seberapa parahnya membuat Samuel meringis. Benar-benar cewek aneh!
"Kok Lo luka gini?"
"Kepo!"
Astagfirullah, nih cewek ngapa sensi? Tadi senyum-senyum aja perasaan.
"Lo bipolar, ya?"
"Enak aja kalo ngomong! Yang sopan dong kalo ngomong sama majikan." Ucapan Liana membuat Samuel memutar bola matanya malas dan memilih bungkam mengobati luka 'majikannya' itu.
"Ya ampun Liana! Kok bisa begini?!"
Bu Rena memekik sambil melotot galak di pintu UKS. Liana justru hanya meyunggingkan senyum lebar.
"Bagian mana yang luka?" tanya Bu Rena dengan raut khawatir. Meski Liana telah membuatnya pingsan pagi tadi, Bu Rena tetap memperhatikan Liana. Karena ia tahu, dibalik tingkah laku pasti ada maksud atau sesuatu 'kan?
"Disi—"
"Kayaknya mental dia sakit, Bu."
Samuel menyela ucapan Liana. Membuat Liana menggeram menatap tajam Samuel. Babunya yang satu ini benar-benar pembangkang.
"Jadi tipe kamu yang sakit mental?" tanya Bu Rena menampakkan kerlingan jahil.
"Apa maksudnya, Bu?"
"Cek HP kamu."
What the fuck!
***
I'm comeback guys :)
Semoga suka ceritanya.
Thanks for reading❤Makasih banyak buat yang vote :)
Wajo, 27 Juni 2020
Ig : xzkinaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
LIANA (Who Are You?)
Teen Fiction[ROMANTIS-COMEDY-TEKATEKI] IQ di atas rata-rata tapi bertingkah gila. Kalimat itu benar-benar cocok menjabarkan seorang Liana. Meraih segala bentuk kejuaraan di bidang matematika adalah salah satu buktinya. Akan tetapi, melantik anak dari kepala se...