Chapter 06 || Bitch

87 20 16
                                    

❤Happy Reading❤
Vote dulu :)
╦╦═╦╦═╦╦═╦╦═╦╦
.
.
.

Rasanya kepala Samuel seakan pecah. Mengapa begitu banyak masalah yang menimpanya sejak datang kesini? Ingin rasanya ia kembali ke Singapura sekarang juga.

"Ayah sangat setuju kamu pacaran sama Liana."

Kembali ke Singapura adalah hal mustahil, ayahnya saja 'sangat' setuju dengan rumor yang baru saja menyebar beberapa jam yang lalu.

Beberapa jam yang lalu.

"Coba cek HP kamu," ucap Bu Rena. Dengan sigap Samuel membuka handphone-nya.

What the Fuck!

'LIANA DAN BABUNYA CIUMAN DI PERPUSTAKAAN'

Sebuah postingan yang berisikan fotonya dan Liana saat kecelakaan kecil itu menyebar begitu cepat. Mengalahkan kecepatan Rossi dan Marquess.

"Masih mau nyangkal?" tanya Bu Rena dengan kerlingan jahilnya.

"Itu gak be—"

Cup

Samuel kehilangan kata-kata. Sesuatu yang kenyal dan agak basah menyentuh pipi kanannya. Apa itu tadi?

"Bener kok, Bu. Dianya suka nyangkal."

Liana bersuara. Lagi-lagi Liana hampir membuat Bu Rena pingsan. Bukannya alay, Bu Rena memang akan selalu pingsan apabila jantungnya berdetak begitu cepat akibat terkejut.

Ting

"Ibu duluan yah. Ada yang penting soalnya."

Bu Rena meninggalkan kedua makhluk tuhan itu. Dengan sangat terburu-buru setelah membaca pesan di handphone-nya.

"LO CARI MATI, HAH?!"

Tangannya Samuel mengepal kuat. Rahangnya mengeras. Pandangannya pun menajam. Tapi lagi-lagi Liana masih saja santai.

"CEWEK BITCH!" umpat Samuel dan berlalu meninggalkan Liana.

Sekarang

Ada sedikie rasa sesal mengingat dirinya yang tiba-tiba marah dan mengumpati Liana 'Bitch' Jujur saja, dirinya sudah seringkali mendapat ciuman pipi. Tapi masalahnya, hanya ibunya saja yang pernah. Selama 17 tahun, seluruh badannya ini masih perjaka tahu!

"Liana? Kamu bisa ke rumah saya sebentar? Ada yang perlu saya katakan."

"Iya, masih alamat rumah yang dulu itu."

"Saya tunggu ya, Nak."

Tidak diberitahu sekalipun, Samuel sudah tahu siapa yang baru saja ditelepon ayahnya itu.

***

Sudah lama sekali dirinya, tidak menginjakkan kaki ke rumah ini. Rasa dan suasananya masih sama. Hanya saja, Samuel yang sudah sangat berbeda.

Liana kini tengah duduk di ruang tamu rumah Samuel. Berbincang-bincang dengan seseorang yang menelponnya kemari. Ayahnya Samuel—Pak kepsek

"Saya bisa kok, Pak. Tapi ada syaratnya,"

Ayah Samuel memohon kepada Liana agar mau menjadi guru privat Samuel. Tak ingin membuang kesempatan, tanpa ragu Liana mengajukan beberapa syarat kepada Pak Ridwan.

Dengan sigap dirinya mengambil kertas yang sudah dipersiapkannya sebelum datang kesini. Pak Ridwan membaca isi kertas tersebut dengan teliti kemudian menandatanganinya.


"Saya terima. Samuel ada diatas, tolong ya, Nak. Pokoknya nilai UN matematika Samuel harus tinggi."

"Iya, Pak. Saya bisa jamin kok, asal Samuelnya gak kabur," ucap Liana diakhiri tawa pada kalimat terakhirnya, benar-benar miris kejadian tadi di sekolah. Apa-apaan dia?! Memangnya ini baru pertama kali, apa?

Jujur saja, dirinya masih merasa kesal dengan kejadian di UKS tadi pagi, bahkan dalam hati ia berjanji akan mempermalukan Samuel di  depan banyak orang nanmtinya. Akan tetapi mendapat telepon dari sang ayah dari yang bersangkutan. Membuat ide licik di otak cerdasnya.

"Tunggu pembalasan gue! Udah jadi babu masih aja belagu."

***

Heyyo guys update :)
Maaf yah, padahal kemarin aku bilang malam. Tapi upnya malah besoknya. Sorry yah :)
Maaf juga kalo pendek

Jangan lupa vote and komen guys 🤭

Wajo, 28 Juni 2020

Follow my instagram
@xzkinaa_
Follback? DM









LIANA (Who Are You?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang