Chapter 07 || Tolong Hamba-Mu Ya Allah!

95 13 3
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa vote dan komen ya :)
╦╦═╦╦═╦╦═╦╦═╦╦
.
.
.

"Udah hafal perkalian?"

Pertanyaan itu membuat Samuel geram. Bagaimana mungkin anak SMA tidak hafal perkalian?! Helloo!

"Yaiyalah!" Samuel menjawab dengan jengkel.

"6 kali 9?"

"48."

Akward.

Suasana di ruang belajar  Samuel hening seketika. Liana tak dapat mengeluarkan suara. Apa ia tadi bilang '6 kali 8' ? Tapi jelas-jelas, rasanya ia berucap '6  kali 9'! Memastikan kembali, ia harus bertanya satu soal lagi.

"7 kali 8?"

"54,"

Okaysip, nih cowok emang bego! Muka aja ganteng, otak 0 %

Setelahnya Liana tertawa. Sangat keras, hingga membuat perutnya terasa kram dan sakit. Bagaimana mungkin dirinya mengajari perkalian kepada anak SMA yang sebentar lagi akan tamat?!

"Kenapa Lo ketawa?" Samuel merasa tersinggung.

"Ternyata gara-gara ini semua guru privat Lo pada kabur, hahaha."

Tawa Liana semakin pecah. Bahkan kini dia telah terduduk di lantai kemudian menepuk-nepuk lantai keras. Matanya bahkan mengeluarkan air mata. Ia benar-benar ngakak kali ini.

Merasa malu ditertawakan seperti itu, Samuel membuka sebuah aplikasi di handphone-nya. Kemudian, mengetik angka 7, kali, 8, sama dengan 56. Bolehkah ia menghilang dari ruangan ini sekarang? Rasanya benar-benar malu luar biasa.

"Apaansih? Gak lucu kali. Lagian gue tadi gak mikir pas jawab," Samuel berusaha menyangkal. Dan Liana malah menambah volume tawanya. Kalau begini, mending dirinya diam saja tadi.

Merasa dirinya telah tertawa terlalu lama, Liana pun bangkit dan duduk di samping Samuel.

"Ngaku aja kali. Boleh gue minta rapor Lo? Tenang, gue bakalan nahan ketawa, kok," ucap Liana menenangkan pemikiran Samuel yang sedari bermuka masam.

Tapi sepertinya ia salah dalam berucap. Ucapannya tadi malah membuat Samuel berpikir Liana mengejeknya. Satu hal lagi yang dapat ditangkap oleh Samuel tentang Liana. Ternyata bukan cuma gila, dia juga cewek ngeselin.

Seperti biasa dengan wajah datar tanpa ekspresi. Samuel memperlihatkan nilai rapornya itu kepada Liana. Menerima tanpa rasa canggung. Liana membuka buku hasil laporan pembelajaran Samuel.

"Nilai lo tinggi semua. Tapi paling rendah dibidang perhitungan ya? Matematika nilai C, Kimia nilai C, dan Fisika nilai D?! Wow. Amazing! Pantes aja sih, soalnya elo gak hafal perkalian."

Lagi-lagi Samuel merasa sangat, sangat jengkel. Harus diapakan mulut cewek ini? Mengapa dia tidak menyaring ucapannya?!

Menyadari aura gelap yang seakan menguasai ruangan saat ini, Liana cepat-cepat berucap.

"Kita mulai, kalo Lo salah dapat hukuman."

Baru saja dirinya mau mengeluarkan asumsinya, Liana kembali bersuara, "Mau protes? Gak bakal diterima, Ayah Lo sendiri yang setuju tadi."

"Dengan senang hati Bu.Gu.ru.Gila,"
ucap Samuel dengan menekankan kata terakhirnya. Ia harus mengalah jika telah masuk pembahasan tentang ayahnya.

***

"Push up 50 kali! Kenapa sih lo bego banget, pokoknya Lo bakalan bonyok kalo gak bisa ngerjain itu!"

"Satu..., dua..., tiga..., empath...,li—"

Samuel langsung ambruk. Samuel tidak dapat lagi melanjutkan hukumannya. Tenaganya terkuras habis, sudah berapa kali ia push up hari ini? Seribu kali? Samuel tidak tahu. Karna pada dasarnya ia tidak menguasai perkalian. Ia melakukan kesalahan 13 kali dan mendapat hukuman push up 50 kali disetiap kesalahannya.

Liana membolakkan matanya malas. Jikalau tadi, ia berniat memberi hukuman kepada Samuel meski jawabannya benar. Tapi nyatanya? Boro-boro mau menyalahkan jawaban Samuel yang benar, sekarang terbalik. Ia sangat ingin membenarkan jawaban cowok itu sekarang juga. Ia benar-benar muak! Wajar saja semua guru privatnya kabur.

"Gue beri Lo waktu sehari. Dalam sehari, Lo harus hafal perkalian 1 sampai dengan 100 diluar kepala. Ngerti?! Kalo nggak...," Liana tersenyum licik menggantung ucapannya. Kemudian...

Apa yang baru saja Liana lakukan?Oh my God!  Ia pasti salah lihat 'kan? Tolong katakan kepada Samuel sekarang! Itu hanya ilusinya saja karna terlalu lelah 'kan? Liana baru saja menggerakkan bibirnya sensual yang berarti hukumannya adalah 'itu'?

Tanpa ada ucapan pamit, Liana berlalu meninggalkan Samuel yang tengkurap di lantai sambil menengadahkan kepala layaknya orang bodoh.

Ya Allah! Tolonglah hamba-Mu yang ternistakan ini! Hamba masih polos!

***

Wkwkwk🤣😭 aku ngakak sendiri pas buat chapter ini 🤣😭
Semoga seru. Dan semoga kalian ngakak.

Ada yang ketawanya seperti Liana?
😭😂

Thanks for vote ❤
Thanks for komen ❤
Love you all! ❤

LIANA (Who Are You?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang