❤Happy Reading❤
╦╦═╦╦═╦╦═╦╦═╦╦"Njir! Anaknya Pak kepsek jadi babu Lo?!"
Ucapan Nela menggema di seisi ruangan kelas. Membuat semua atensi mengarah kepada mereka. Dan beberapa diantaranya mengambil kursi dan mendekat duduk di samping Liana, Nela, dan Reon. Penasaran dengan tanggapan Liana tentang hal yang baru saja mereka dengar.
"It's no problem. Itu hanya masalah kecil. Lagian gue cuma nyuruh jadi babu gue selama 100 hari, gak kayak Babu gue yang lain, satu semester."
Pengakuan Liana sukses membuat semua yang mendengarnya heboh memukul meja dan berteriak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.
Tuhan memang sangat adil, dalam menciptakan makhluk-Nya. Dilihat sekilas, Liana memang seakan sempurna. Tapi melihat tingkahnya, membuat kata sempurna yang baru saja terpikir lenyap seketika.
Jikalau saja Liana ini tidak memiliki IQ dan rupa yang diatas rata-rata. Mungkin, Liana sudah ditendang sejak dulu dari sekolahnya. Atau mungkin akan di bully?
Merasa bosan, Liana menelungkupkan wajahnya ke meja. Menenangkan pikirannya yang sedang mengakar entah kemana. Hari ini terasa berat, badannya pun terasa lelah.
***
"LIANA!!!"
Suara Bu Rena menggema membuat seisi kelas menutup telinga dengan rapat. Sedangkan Liana masih saja terlelap dan bahkan mendengkur?! Membuat Bu Rena seakan-akan mengeluarkan asap panas dari kedua telinganya.
"Aduuh... Sakit! Akh!" Liana meringis kesakitan mendapatkan jeweran dari Bu Rena, wali kelasnya.
"Bisa-bisanya kamu tidur padahal masih pagi! Kamu begadang ya?!" Bu Rena melotot ke arah Liana.
Sedangkan Liana mengucek matanya dan menatap Bu Rena dengan cengiran, memperlihatkan wajah tak berdosanya.
"Astagfirullah! Itu... Itu...,"
"Bruk"
Bu Rena pingsan melihat kaki Liana. Bagaimana bisa Tuhan memberinya cobaan yang begitu berat?
Liana memakai sepatu putih yang telah dicorat-coret menggunakan spidol warna-warni dan kaos kaki anak TK?! Kaos kakinya berwarna biru muda dengan gambar kucing putih dan jahitan renda dipinggir kaosnya.
Melihat sang wali kelas pingsan, teman sekelas Liana sontak bersorak ria dan keluar dari kelas. Sungguh tingkah anak jaman sekarang 'gaada akhlak!'
"Na, kantin yok!"
"Ga laper! Sono anter Bu Rena ke UKS dulu. Gue mau ke perpus," ucap Liana dan menyuruh Reon untuk membawa wali kelasnya itu ke UKS. Biarpun tingkahnya terkesan gila di mata orang lain, Liana tetap saja masih mempunyai hati nurani.
Reon yang sudah terbiasa diperlakukan layaknya pembantu yang selalu saja disuruh-suruh Liana. Reon pun hanya mengelus dada.
"Aku bukan bonekamu bisa kau suruh-suruh dengan seenak maumu." Reon bernyanyi-nyanyi menyindir Liana.
Liana hanya tertawa barbar. Dasar gila!
***
Sesuai dengan yang dikatakannya tadi, Liana telah duduk di salah satu bangku perpustakaan bagian pojok dengan menaruh kaki kirinya diatas meja.
Bukan tidak tahu malu, perpustakaan kali ini kosong dikarenakan masih jam pelajaran. Lagi pula, dirinya sudah menyuruh petugas perpus untuk berjaga di depan.
"Aw... shh...," ringis Liana sambil memberikan obat oles di betis kirinya yang memar dan terdapat luka berdarah.
Liana menutup mata menahan perih.
"Ngapain Lo?"
Suara berat khas seorang laki-laki terdengar di telinga Liana. Membuatnya menurunkan kakinya mendadak meski masih terasa sangat perih.
***
Siapa tuh? Lagian ada apa sih sama Liana? Kok bisa punya memar?
Kepo? Lanjut aja 🤣Jangan lupa vote and komen ya :)
I love you readers❤!
KAMU SEDANG MEMBACA
LIANA (Who Are You?)
Ficção Adolescente[ROMANTIS-COMEDY-TEKATEKI] IQ di atas rata-rata tapi bertingkah gila. Kalimat itu benar-benar cocok menjabarkan seorang Liana. Meraih segala bentuk kejuaraan di bidang matematika adalah salah satu buktinya. Akan tetapi, melantik anak dari kepala se...